Advertorial

Gunakan Big Data, Seluruh Lini Bisnis Pertamina Bisa Dipantau Lewat Command Center

Kompas.com - 11/09/2021, 15:22 WIB

KOMPAS.com – Setelah melakukan restrukturisasi perusahaan, komitmen PT Pertamina (Persero) untuk menjadi global energy champion terus dibuktikan dengan berbagai inovasi. Salah satunya dengan menghadirkan Pertamina Integrated Command Center (PICC).

Inovasi teknologi berbasis digital tersebut hadir untuk menyajikan data secara realtime yang akan mendukung peran strategis Pertamina sebagai integrator seluruh lini bisnis dari aspek operasional dan komersial.

PICC merupakan pusat big data Pertamina yang memiliki empat fungsi. Pertama, sebagai integrator dan koordinator atas aktivitas pemonitoran operasional, baik yang bersifat core, critical, maupun supporting process.

Kedua, PICC akan menjadi single source of truth yang diperlukan di lingkungan internal Pertamina Group dengan data terintegrasi.

Ketiga, PICC berfungsi menganalisis data menjadi informasi, mendeteksi data dan anomali, menguji keandalan data, serta menyusun executive summary dan rekomendasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.

Keempat, PICC merupakan sistem yang memiliki otoritas untuk menindaklanjuti keadaan anomali yang ditemukan sekaligus memberikan rekomendasi bagi top management Pertamina Group.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir didampingi Wakil Menteri BUMN 1 Pahala N Mansury, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama, dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meninjau PICC yang terletak di lantai 21 Graha Pertamina, Jakarta, Jumat (10/9/2021).

Pada acara peresmian Subholding Pertamina yang dilaksanakan sebelum peninjauan, Erick menyampaikan, saat ini, dunia bisnis dituntut untuk terus berinovasi, termasuk Pertamina.

Menurutnya, inovasi yang harus dilakukan adalah digitalisasi serta research and development. Sebab, kedua hal ini akan menjadi kunci kesuksesan perusahaan kelas dunia.

Erick menyebutkan, saat ini, banyak sekali perusahaan dunia yang tadinya bergantung pada sumber daya alam bergeser ke teknologi.

“Sekarang perusahaan energi global di Top 10 tinggal Aramco. Selebihnya sudah diduduki oleh technology company dan investment company,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/9/2021).

Berkaca dari hal tersebut, dia menyatakan, meski Pertamina merupakan perusahaan energi, tapi bidang research and development untuk digitalisasi menjadi sangat penting agar bisnis terus berkembang.

Senada dengan Erick, Nicke Widyawati mengatakan bahwa kehadiran PICC menjadi salah satu inovasi Pertamina untuk menjadi global energy champion.

"Dengan adanya fasilitas ini, Pertamina bisa menerapkan satu strategi secara menyeluruh demi memberikan efisiensi sekaligus mengurangi kemungkinan adanya penyalahgunaan wewenang. Dengan begitu, akuntabilitas Pertamina Group tetap terjaga," jelasnya.

Sementara itu, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, kehadiran command center akan memperbaiki tahapan pekerjaan seluruh lini bisnis Pertamina.

"Fasilitas ini seperti ruang perang, seluruh jenderal bisa menganalisis data di sini untuk mengambil langkah kebijakan ke depan," ujarnya.

Oleh karena itu, dia meminta seluruh manajemen holding dan subholding mulai belajar membuat keputusan dari data yang ada di layar besar command center.

"Ini terobosan yang sangat bagus dan harus terus dikembangkan untuk tujuan efisiensi. Kita bisa memanfaatkan semua data untuk membuat kebijakan yang tepat. Dewan komisaris akan sering datang untuk bertukar pikiran dan melihat perkembangannya," kata Basuki.

Senior Vice President (SVP) Human Capital Management sekaligus Tim Leader PICC Lelin Eprianto menjelaskan, PICC dikelola perwira (pekerja) Pertamina dengan display utama.

Display yang terdiri dari 84 layar 55 inci itu dapat digunakan untuk memantau dashboard kinerja seluruh subholding, mulai dari Upstream, Gas, Refinery and Petrochemical, Integrated Marine Logistics, hingga Commercial and Trading dalam mendukung ketahanan energi di Indonesia.

Ke depan, command center tersebut juga akan dilengkapi dengan dashboard kinerja Pertamina New and Renewable Energy.

Dashboard hulu bertujuan memastikan operational excellence dan kelancaran supply chain oil and gas Pertamina. Ini dilakukan melalui serangkaian aktivitas serta hasil dari operasional pada seluruh aset Subholding Upstream Pertamina, baik yang berlokasi di Indonesia maupun di luar negeri.

Kemudian, dashboard gas digunakan untuk monitoring, evaluasi, serta optimalisasi kegiatan penerimaan, penjualan dan transportasi gas di Indonesia, termasuk yang melalui pipa Subholding gas Pertamina.

Selanjutnya, dashboard kilang memantau kelancaran supply chain oil and gas Pertamina melalui serangkaian aktivitas operasional serta hasil produksi tujuh aset kilang Subholding Refining and Petrochemical Pertamina.

Ada pula dashboardIntegrated Marine Logistics yang dapat memonitor pergerakan seluruh kapal yang digunakan Pertamina untuk mengangkut minyak mentah ataupun seluruh produk-produk Pertamina.

Sementara, dashboardCommercial and Trading menyajikan informasi ketersediaan stok bahan bakar minyak (BBM) sampai level terminal, depot, serta stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), termasuk proses penjualan dan pelayanan kepada pelanggan.

Dengan demikian, potensi kekurangan BBM di aset Pertamina dapat cepat tertangani, termasuk mendeteksi transaksi anomali atas produk subsidi di SPBU.

Dashboard juga dilengkapi dengan informasi MyPertamina yang fokus pada monitoring pelayanan pembayaran secara digital di SPBU.

Ada pula informasi dari Pertamina Contact Center 135 yang merupakan layanan call center terintegrasi dan layanan interaksi operasional 135 melalui telepon, video call, media sosial, dan Pertamina Delivery Service.

PICC juga memiliki smart meeting room untuk video conference, interactive TV, interactive voice command, dan smart glass yang dapat digunakan top manajemen holding dan subholding untuk memutuskan kebijakan strategis perusahaan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau