Advertorial

Gandeng Orami, BNI Berikan Kredit Modal Kerja bagi Mitra Toko Ritel Produk Ibu dan Anak

Kompas.com - 11/09/2021, 20:14 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Negara Indonesia (BNI) dan Orami dan menjalin kerja sama dalam pemberian kredit modal kerja untuk anak usaha di bawah naungan Orami, yaitu Sooplai.

Hal itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Sooplai dan BNI di Jakarta, Jumat (10/9/2021).

Kerja sama tersebut diwujudkan kedua belah pihak lewat fasilitas cash management dan supply chain financing. Tujuannya, untuk membantu Sooplai dalam memperkuat jaringan ketersediaan dan kelengkapan barang untuk toko ritel di seluruh Indonesia.

Adapun bantuan modal kerja diberikan kepada ribuan toko ritel offline sebagai mitra Sooplai yang menjual aneka kebutuhan ibu dan anak. Nantinya, para mitra usaha mendapatkan kemudahan fasilitas berupa pembiayaan atau store financing dari BNI.

Co-Founder Orami Ferry Tenka mengatakan, kolaborasi tersebut diharapkan dapat membantu para mitra ritel Orami semakin berkembang, terutama di tengah pandemi Covid-19.

“Sinergi ini akan memberikan kemudahan dan percepatan untuk para mitra usaha kami yang selama ini kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal,” ujar Ferry dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/9/2021).

Ferry menambahkan, fasilitas pembiayaan tersebut merupakan salah satu strategi untuk memaksimalkan kapasitas omni channel retail. Dengan demikian, pengalaman belanja para ibu jadi lebih mudah.

Perlu diketahui, dalam kurun 27 tahun terakhir, perkembangan e-commerce di Indonesia cukup pesat. Pertumbuhan e-commerce juga semakin meningkat saat internet diperkenalkan di Indonesia secara komersial pada 1994.

Pemanfaatan e-commerce kini semakin marak, terlebih di tengah pandemi Covid-19 pada akhir Maret 2020. Hal inilah yang turut mengubah perilaku masyarakat dalam bertransaksi,” terang Ferry.

Ia menjelaskan, aktivitas transaksi yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka, kini berubah secara online. Alhasil, pola transaksi juga ikut berubah.

“Dahulu, (pola transaksi) didominasi transaksi tunai (cash), sekarang berubah menjadi nontunai (cashless) menggunakan mobile banking hingga quick response (QR) payment,” papar Muhammad.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), perdagangan online e-commerce dan marketplace pada 2021 diperkirakan tumbuh 33,2 persen dibanding 2020. Kondisi ini memicu peningkatan penggunaan uang elektronik sebesar 33,2 persen.

Ferry menambahkan, berdasarkan survei BI selama masa pandemi, sebanyak 27,6 persen pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengalami peningkatan penjualan dengan melakukan pemasaran secara online.

Dengan demikian, digitalisasi bagi para pelaku usaha, termasuk UMKM, merupakan suatu keharusan.

“Hal itu membuka peluang bagi perbankan untuk mengembangkan berbagai produk dan layanannya di masa mendatang, sejalan dengan perkembangan dan perubahan pola transaksi masyarakat,” jelasnya. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal D menjelaskan, sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), BNI mendapat mandat dari pemerintah untuk meningkatkan perekonomian Indonesia melalui pengembangan UMKM.

"Membangun kerja sama dengan PT Sooplai Indonesia Pratama melalui akuisisi ekosistem e-commerce Sooplai merupakan salah satu upaya BNI menjangkau UMKM melalui nasabah BNI,” kata Muhammad.

Sebagai informasi, Sooplai (Sooplai.com) merupakan platform business to business dan business to consumer (B2B2C) digital yang menyediakan produk ibu dan anak.

Sooplai memberikan akses mudah kepada segmen ritel kecil dan menengah untuk mendapatkan beragam pilihan stok produk. Selain itu, Sooplai juga menawarkan teknologi online to offline (O2O) untuk memudahkan toko-toko ritel dapat beroperasi secara efisien.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau