KOMPAS.com – PT Pertamina Patra Niaga telah menuntaskan proses restrukturisasi holding dan subholding dengan PT Pertamina (Persero) melalui penandatanganan dokumen legal (legal end-state) pada Rabu (1/9/2021).
Melalui dokumen tersebut, PT Patra Niaga resmi melaksanakan mandat selaku Subholding Commercial and Trading (SH C&T) Pertamina.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan, dengan selesainya proses legal end-state, Pertamina Patra Niaga siap untuk mencapai visi perusahaan.
Alfian menjelaskan, visi perseroan adalah menjadi perusahaan energi bidang commercial and trading terbesar di kawasan Asia Pasifik, serta mendukung pencapaian aspirasi Pertamina 100 miliar dollar Amerika Serikat (AS) pada 2024.
“Sesuai tujuan restrukturisasi, Pertamina Patra Niaga sebagai subholding akan menjalankan peran dalam mendorong operational excellence serta mempercepat pengembangan dan kapabilitas bisnis existing,” ujar Alfian dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/9/2021).
Alfian menambahkan, SH C&Tmenjalankan peran dan tugas dalam proses penyediaan serta distribusi energi di seluruh Tanah Air. Selain itu, perseroan juga berperan untuk memperluas dan mengambil potensi bisnis produk petrokimia serta peluang layanan di regional.
Sesuai dokumen legal end-state, Pertamina Patra Niaga selaku SH C&T kini bertugas mengelola bisnis bahan bakar minyak (BBM), liquified petroleum gas (LPG), avtur, serta produk petrokimia, baik secara business to business (B2B) maupun business to customer (B2C).
Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga mengelola seluruh infrastruktur fuel terminal, depot LPG, dan depot pengisian pesawat udara (DPPU).
“Atas amanah ini, kami harus memastikan keandalan operasional, pasokan, dan layanan kepada masyarakat serta mengutamakan aspek health, safety, security, and environmental (HSSE),” terangnya.
Pertamina Patra Niaga langsung menjalankan dua strategi. Pertama, strategi konsolidasi agar perusahaan semakin adaptif dan agile dalam menyerap dan merespons pasar.
Kedua, strategi ekspansi, yakni mengambil peluang-peluang pasar untuk produk baru yang belum dimaksimalkan. Kemudian, merespons dan ekspansi pasar, baik regional maupun internasional.
Alfian memaparkan, untuk mencapai hal tersebut, ada program 6G yang akan dilanjutkan setelah legal end-state, yakni go retail, go digital, go customer, go petchem, go solution, dan go expand.
“Jelas bahwa melalui visi, strategi, dan program utama kami, Pertamina Patra Niaga akan fokus dan agile dalam melayani kebutuhan energi masyarakat. Dengan demikian, kami berharap dapat memastikan ketersediaan energi yang mudah dan terjangkau bagi masyarakat,” kata Alfian.
Selain itu, imbuhnya, perseroan juga harus adaptif dan mempersiapkan diri terhadap proses transisi energi dalam rangka mendukung net zero emission.
Di masa mendatang, lanjut Alfia, pihaknya akan mengembangkan dan memperkuat kinerja bisnis dengan mengutamakan operasional yang ramah lingkungan.
Ia pun berpesan kepada seluruh jajarannya untuk memperkuat soliditas, optimisme, dan memupuk kerja sama.
“Mari bersama-sama membuktikan dapat mengemban tugas ini dengan baik dan melaksanakan amanah dengan maksimal. Ini bukan hal yang mudah. Namun, saya yakin bisa mewujudkan Pertamina Patra Niaga sebagai perusahaan commercial and trading dengan operational excellence dan kapabilitas kelas dunia pada 2024,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama PT Pertamina Patra Niaga Pertamina S Milton Pakpahan berpesan, legal end-state harus diikuti dengan komitmen, semangat, dan optimisme dari seluruh jajaran perwira dan pertiwi Pertamina Patra Niaga.
“Pertama-tama saya ucapkan selamat atas selesainya proses legal end-state Pertamina Patra Niaga selaku SH C&T. Tantangan di masa mendatang sangat besar, baik dari segi operasional maupun dalam mengambil potensi yang harus diambil untuk peningkatan profitabilitas,” kata Milton.
Milton berharap, seluruh pihak menjalankan amanah dengan baik secara efektif, efisien, dan meningkatkan kualitas layanan.
Ia pun memastikan seluruh operasional patuh terhadap aspek HSSE, good corporate governance (GCG), serta menjunjung nilai AKHLAK Pertamina, yaitu amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.