Advertorial

Sejahterakan Petani Komoditas Pangan di Lampung, Erick Thohir Genjot Program Makmur

Kompas.com - 13/09/2021, 13:16 WIB

KOMPAS.com – PT Pupuk Indonesia (Persero) melanjutkan salah satu program Agrosolusi, yakni Program Makmur, untuk petani komoditas pangan di Provinsi Lampung.

Program yang diluncurkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada Agustus 2021 tersebut merupakan program andalan Pupuk Indonesia untuk meningkatkan produksi sekaligus menyejahterakan petani.

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, melalui program tersebut, petani bisa mendapat banyak kemudahan.

Hal itu disampaikan Arya saat meninjau Program Makmur budi daya singkong di Desa Lempuyang Bandar, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah, Jumat (10/9/2021).

“Melalui program ini, bibitnya dicarikan, pupuknya diberi, serta ada pelatihan dan bimbingan. Nanti juga akan dicarikan pembeli dan off-taker-nya,” ujar Arya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (13/9/2021).

Arya menambahkan, Program Makmur merupakan satu ekosistem yang membantu petani dalam mendapat pendanaan dan pupuk. Dengan demikian, petani dapat meningkatkan produktivitas pertanian sampai 20-30 persen.

Lewat program tersebut, pendapatan petani pun dapat ikut meningkat sehingga semakin sejahtera dan taraf hidupnya membaik.

“Program Pupuk Indonesia ini keren. Pak Menteri (Erick Thohir) akan dorong terus,” katanya.

Arya berharap, Program Makmur bisa mencapai target sebesar 4 juta hektare (ha) sesuai mandat Menteri BUMN.

“Kalau semua tercapai, petani di Indonesia akan sejahtera,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Senior Project Manager (SPM) Program Makmur Pupuk Indonesia Supriyoto mengatakan, Program Makmur di Kabupaten Lampung Tengah fokus pada budi daya singkong.

Program tersebut diimplementasikan di lahan seluas 30 ha dan melibatkan 20 orang petani.

“Dalam kegiatan di wilayah Lampung, pimpinan proyeknya adalah PT Pusri Palembang,” terang Supriyoto.

Adapun para petani yang terjaring dalam program tersebut mendapat jaminan pemodalan, penyediaan pupuk berkualitas, benih, pestisida, serta konsultasi dari ahli agronomi. 

“Kami juga melakukan pengawalan dari segi teknologi pertanian dan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memberikan pendampingan kepada petani agar hasilnya optimal,” jelasnya.

Selain itu, imbuh Supriyoto, petani juga mendapatkan jaminan adanya pembeli dengan harga yang menguntungkan.

Salah satu peserta Program Makmur asal Kecamatan Seputih Mataram, Supadman, mengaku senang karena mendapat manfaat dari Program Makmur.

“Kami memperoleh modal, pupuk, pestisida, dan bantuan lainnya dalam bentuk barang. Kami juga banyak dibantu petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) serta diberi pengarahan. Harga jual juga sudah jelas,” ungkapnya.

Tak hanya singkong, Program Makmur di Kabupaten Lampung Tengah juga diterapkan bagi petani komoditas padi di Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, pada lahan seluas 492 ha.

Sementara, di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, program diterapkan untuk budi daya jagung pada lahan seluas 10 ha.

“Ini baru awal. Kegiatan Program Makmur di Provinsi Lampung akan terus kami tingkatkan karena potensinya sangat besar,” kata Supriyoto.

Sebagai informasi, realisasi Program Makmur telah mencapai 40.332 ha dan melibatkan 28.884 petani di seluruh Indonesia. Seluruh program ini diselenggarakan dengan memanfaatkan pupuk nonsubsidi.

Hasil panen di sejumlah daerah menunjukkan, petani yang mengikuti Program Makmur mampu meningkatkan produksi hingga 42 persen untuk tanaman jagung dan 34 persen untuk tanaman padi.

“Keuntungan petani juga meningkat rata-rata sebesar 52 persen untuk tanaman padi dan 41 persen untuk tanaman jagung,” jelas Supriyoto.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com