Advertorial

Gelar Webinar bagi Pelajar, Kemenkominfo Dorong Prestasi Belajar di Era Digital

Kompas.com - 14/09/2021, 15:10 WIB

KOMPAS.com – Prestasi akademis merupakan salah satu tujuan dan ukuran keberhasilan bagi seorang pelajar. Dengan berprestasi di bidang akademis, kepercayaan diri dan citra positif sang pelajar pun ikut meningkat.

Di lingkungan pendidikan, pelajar yang berprestasi mampu menjadi sosok inspirasi bagi pelajar lainnya. Apabila negara memiliki banyak pelajar berprestasi, maka semakin banyak sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang mampu bersaing dengan negara lain.

Guna membangun SDM berprestasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menghadirkan webinar bertajuk “Menjadi Pelajar Berprestasi di Era Digital” pada Rabu, (1/9/2021).

Sebagai informasi, webinar tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Adapun webinar merupakan hasil kerja sama antara Kementrian Kominfo dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital.

Melalui webinar berdurasi 2,5 jam tersebut, berbagai akademisi dan pemuda bertalenta dihadirkan sebagai pengisi acara. Talenta muda yang dihadirkan adalah akademisi dan pegiat masyarakat digital Bondan Wicaksono, Talent and Music Producer Rans Entertainment Rafli Albera, serta Project Manager PT WestmooreTech Indonesia Panji Gentura.

Sementara akademisi yang hadir sebagai narasumber adalah Dosen Fishum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Japelidi Yanti Dwi Astuti dan Dosen Universitas Sebelas Maret Reza Sukma Nugraha.

Yanti yang hadir sebagai pemateri pertama mengatakan,sangat penting bagi pelajar untuk memahami dan menerapkan etika di ranah online agar berprestasi di era digital. Salah satu bentuk penerapan etika tersebut dapat diwujudkan dengan menghindari plagiasi dan menghormati hak cipta.

“Segala jenis informasi fasilitas yang diberikan oleh internet bisa menyebabkan kita sebagai pengguna media digital melakukan perbuatan yang tidak etis. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menerapkan etika digital,” ungkap Yanti menurut keterangan resmi, Senin (6/9/2021).

Bijak berselancar di internet, kata Yanti, menjadi salah satu bentuk representasi pelajar berprestasi. Hal tersebut tercermin lewat cermat dan bijak dalam memilih kata, serta menghargai privasi orang lain.

“Hargai privasi orang lain dengan tidak menyebarkan capture percakapan yang bersifat privat kepada publik. Selalu teliti konteks informasi dan percakapan dengan cermat dan bijak dalam memilih kata-kata,” lanjut Yanti.

Senada dengan Yanti, Rafli turut mengemukakan hal serupa. Ia menyebut, berbagai aktivitas yang dilakukan di media sosial maupun digital akan berpengaruh terhadap masa depan sang pelajar.

“Kalau kita berbagi konten yang sifatnya negatif, kita akan meninggalkan jejak digital yang dapat menentukan masa depan kita. Kita harus bisa dipandang dari prestasi, dan bukan sensasi,” ungkap Rafli.

Alih-alih menggunakan media digital untuk berbagi konten negatif, Rafli menyarankan agar pelajar fokus mencari konten yang sesuai dengan minat dan target pribadi. Dengan begitu, cita-cita yang diimpikan bisa terwujud di masa depan.

“Agar mencapai cita-cita tersebut, (kita) harus mencari konten yang mendukung dan sesuai dengan yang kita suka agar membantu kita fokus,” kata Rafli.

Apabila pelajar senang berbagi konten, Rafli mengingatkan agar seluruh konten yang dibagikan harus mencakup tiga hal, yakni menghibur, edukatif, dan persuasif. Hal ini bertujuan agar konten tersebut mudah diterima oleh para audiens.

"Kalau sudah ada 3 unsur itu, orang lain pasti akan lebih mudah untuk share dan mendapat pengertian dan pemahaman baru dari (konten) kita. Biasakan untuk follow hal-hal yang positif di internet. Kita pasti akan terbiasa untuk membuat konten positif pula,” lanjut Rafli.

Selain proses sosialisasi dan edukasi, kegiatan tersebut juga menghadirkan forum tanya jawab. Salah satu peserta bernama Daffa Pramana Tanjaya menyampaikan pertanyaan terkait peningkatan talenta.

“Apakah lebih baik fokus meningkatkan talenta kita yang sudah ditemukan sekarang atau mencoba untuk memperluas skillset dengan mencoba hal-hal baru, tetapi kurang meminati hal-hal tersebut?,” tanya Daffa.

Pertanyaan tersebut dijawab oleh Reza. Passion atau minat, kata Reza, merupakan salah satu kunci penting dalam mewujudkan banyak hal. Namun, ia juga menyarankan agar peserta tidak lupa mengeksplor hal lain sebagai referensi sekaligus penambah wawasan.

“Walau begitu, penting juga untuk selalu belajar dan eksplor hal-hal lain. Namun, passion dan aset kita harus dijaga baik-baik. Bila perlu, lakukan analisis strength, weakness, opportunity, dan threat (SWOT) untuk menentukan apa yang akan menjadi pilihan kalian ke depannya,” kata Reza.

Untuk mendorong prestasi pelajar, Kemenkominfo akan terus menyelenggarakan kegiatan serupa dan bisa diikuti langsung oleh seluruh anak bangsa. Untuk diketahui, target yang diharapkan guna menyukseskan program tersebut adalah mengikutsertakan 12,5 juta partisipan dari seluruh kalangan.

Untuk mengikuti agenda yang akan selanjutnya, pelajar dapat mengunjungi akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi untuk Gerakan Nasional Literasi Digital.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau