Advertorial

Borong 1 Juta Ton Beras dari Petani, Upaya Bulog Amankan Harga Beras di Tingkat Petani

Kompas.com - 22/09/2021, 18:47 WIB

KOMPAS.com – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) melakukan pembelian beras hingga 1 juta ton dengan melibatkan gabungan kelompok tani (Gapoktan), penggilingan, dan sejumlah pemangku kepentingan, Rabu (22/9/2021).

Hal tersebut menjadi wujud konsistensi Bulog dalam menjalankan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah atau Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.

Selain itu, pembelian beras dari petani langsung merupakan upaya Bulog dalam mengamankan harga gabah beras di tingkat petani selama pandemi Covid-19.

Diberitakan Kompas.id, Kamis (16/9/2021), rentetan praktik pembelian gabah di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) terjadi selama 17 bulan berturut-turut. Kondisi ini amat berpotensi menimbulkan kerugian serta mengancam perekonomian petani.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, praktik HPP terjadi sejak April 2020 hingga Agustus 2021. 

Melalui keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu, Sekretaris Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan bahwa sepanjang 2021, total realisasi pengadaan beras dalam negeri mencapai 1.003.088 ton. Jumlah ini merupakan total dari semua wilayah kerja Perum Bulog di Indonesia.

Menurutnya, keberhasilan itu tak terlepas dari kerja keras seluruh jaringan Bulog. Awaludin menyebut, Satuan Kerja Pengadaan (Satker ADA) Perum Bulog berkontribusi sebanyak 177.000 ton dan mitra kerja binaan (koperasi dan nonkoperasi) sebanyak 826.000 ton.

Bukan itu saja, karyawan Bulog yang bekerja siang dan malam juga punya andil akan hal tersebut. Mereka bekerja siang dan malam dengan pola shifting demi menjaga kelancaran operasional perusahaan, termasuk penyerapan beras dalam negeri. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penyerapan beras di tingkat petani yang diupayakan Bulog memiliki sejumlah manfaat di samping menjaga stok cadangan beras pemerintah. Salah satunya, membantu petani yang mengalami kesulitan dalam menjual beras, khususnya di masa pandemi.

“Dengan begitu, stabilitas harga jual dapat terjaga. Roda perekonomian di tingkat petani pun terus berputar,” ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau