Advertorial

Expert Mengatakan Tenaga Kesehatan Perlu Lakukan Vaksinasi Influenza Setahun Sekali

Kompas.com - 23/09/2021, 08:19 WIB

KOMPAS.com – Sebagai salah satu garda terdepan dalam penanganan penyakit, tenaga kesehatan (nakes) perlu menjaga sistem imun. Pasalnya, Nakes merupakan kelompok berisiko tinggi untuk tertular berbagai penyakit yang disebabkan mikroorganisme, termasuk virus.

Salah satu penyakit yang mudah menulari nakes adalah influenza. Penyakit ini kerap diremehkan karena dianggap memiliki gejala yang cenderung ringan. Padahal, bila tidak mendapatkan penanganan secara tepat, influenza dapat menimbulkan berbagai komplikasi hingga kematian.

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2018, secara global diperkirakan terdapat 3-5 juta kasus infeksi influenza berat dalam satu tahun. Dari jumlah itu, 290.000-650.000 mengalami kematian.

Dokter spesialis penyakit dalam Dr dr Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM mengatakan bahwa virus influenza dapat berbahaya, terlebih bagi orang-orang dengan risiko tinggi, yaitu orang dengan penyakit bawaan (komorbid), wanita hamil, orang lanjut usia (lansia), orang dengan penyakit kronis, dan nakes.

“Jika nakes terkena influenza, ia dapat menularkan kepada pasien yang dirawat. Pasien juga dapat menularkan virus influenza kepada nakes atau menularkan virus influeza yang didapat dari nakes kepada nakes lainnya yang ikut merawat” ujar dr Sukamto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/9/2021).

Ia mengatakan, semua virus memiliki sifat yang mudah untuk bermutasi, termasuk virus influenza. Menurutnya, tidak ada yang tahu kapan virus ini bermutasi menjadi ganas dan dapat secara tepat menular hingga menjadi pandemi.

Untuk diketahui, penyakit influenza juga pernah menjadi pandemi global pada 1918. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, pandemi tersebut menewaskan sekitar 50 juta orang di seluruh dunia.

Kini, masyarakat sudah terbiasa dengan penyakit influenza, bahkan menganggapnya sebagai penyakit musiman. Meski demikian, influenza juga dapat menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih berat. Apalagi, bagi mereka yang termasuk dalam kelompok risiko tinggi.

Dokter Sukamto mengatakan, influenza bisa hanya menimbulkan gejala ringan, seperti pilek, batuk berdahak, demam, menggigil, sakit kepala, nyeri, sampai gejala yang berat, hingga kematian.

Untuk kasus influenza berat, pengidap dapat mengalami acute respiratory distress syndrome hingga gagal napas.

“Komplikasi yang signifikan dapat terjadi pada penderita influenza dengan risiko tinggi, yaitu radang paru akut atau disebut pneumonia,” ujar dr Sukamto.

Maka dari itu, masyarakat, khususnya para nakes, tidak boleh menganggap remeh penyakit influenza. Apalagi, nakes tergolong memiliki risiko tinggi tertular karena kontak dekat dengan pasien.

Dokter Sukamto mencontohkan, saat nakes memasang alat bantu pernapasan, melakukan bronkoskopi, atau memeriksa dahak pasien yang terinfeksi influenza, ia bisa saja dapat tertular penyakit itu.

“Jika nakes yang terkena influenza berinteraksi dengan kelompok rentan, seperti keluarga atau pasien yang memiliki asma, hipertensi, atau komorbid tertular, (influenza) bisa menimbulkan komplikasi. Nakes tersebut menjadi penular bagi pasien dan juga bagi pasien lain dengan risiko tinggi yang sedang dirawat,” ujarnya.

Selain itu, jika tertular influenza, imbuhnya, kinerja nakes juga tidak maksimal. Oleh karena itu, nakes tersebut diminta untuk beristirahat dan melakukan isolasi mandiri di rumah.

Mencegah influenza sedini mungkin

Supaya terhindar dari terinfeksi virus influenza, nakes harus menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan benar saat melakukan tindakan medis pada pasien yang memiliki risiko penularan.

Dokter Sukamto menyarankan para nakes untuk selalu mempraktikkan higienitas dengan benar, seperti mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Ia juga meminta nakes untuk melakukan penanganan limbah medis dengan benar.

“Pencegahan yang utama adalah dengan melakukan vaksinasi influenza,” tutur dr Sukamto.

Ilustrasi vaksinasi flu kepada Nakes. Dok. Shutterstock Ilustrasi vaksinasi flu kepada Nakes.

Ia pun menjelaskan, berdasarkan penelitian, nakes yang tidak atau belum mendapatkan vaksinasi influenza tiga kali lipat lebih berisiko untuk tertular influenza dibandingkan orang dewasa lainnya.

Di musim pandemi ini, sulit membedakan antara gejala influenza dan Covid-19. Sebab, kedua penyakit tersebut menginfeksi sistem pernapasan. Pada pasien Covid-19, influenza sendiri akan memperberat gejala penyakit Covid-19 yang diderita.

Meski gejala pada influenza lebih ringan, dr Sukamto menyarankan lebih baik tidak terpapar keduanya.

“Ada data penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang terpapar Covid-19 bersamaan dengan flu (koinfeksi), gejalanya akan lebih berat. Jadi, orang yang sudah mendapatkan vaksinasi flu (bila) terkena Covid-19, risiko koinfeksi lebih rendah sehingga angka kematian bisa lebih rendah,” ujarnya.

Lebih lanjut, dr Sukamto menyarankan nakes untuk tidak menunda vaksinasi, termasuk vaksinasi influenza. Hal tersebut sesuai dengan rekomendasi WHO yang menetapkan nakes sebagai salah satu prioritas untuk mendapatkan vaksinasi influenza selama masa pandemi Covid-19.

Sejalan dengan WHO, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga merekomendasikan vaksinasi influenza sekali dalam setahun. Vaksin dianjurkan untuk diberikan, terutama kepada kelompok yang berisiko tinggi, termasuk nakes di dalamnya, orang yang memiliki komorbid yang dapat menjadi berat dan mengalami komplikasi jika terserang influenza, orang yang ingin umrah dan pergi haji, dan orang yang akan melakukan perjalanan.

Dokter Sukamto menerangkan bahwa CDC juga merekomendasikan vaksinasi flu mulai dari bayi usia 6 bulan hingga lansia.

“Bagi bayi di bawah usia enam bulan akan mendapatkan antibodi dari sang ibu yang telah mendapatkan vaksinasi influenza waktu masa kehamilan,” terangnya.

Di Indonesia, berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, vaksinasi influenza belum menjadi imunisasi yang diwajibkan dalam program pemerintah. Oleh karena itu, masyarakat yang ingin mendapatkan vaksinasi influenza dapat melakukan secara mandiri di fasilitas kesehatan yang ada.

Lebih lanjut, dr Sukamto pun mendorong para pemangku kepentingan, seperti manajemen rumah sakit, institusi kesehatan dan lainnya, untuk melaksanakan program vaksinasi influenza kepada para nakes. Selain itu, imbuhnya, nakes juga harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk melakukan vaksinasi influenza.

“Vaksinasi influenza untuk nakes kalau bisa diatur oleh klinik atau rumah sakit. Jika nakes sudah divaksinasi, virus influenza tidak akan ada di lingkungan itu. Jadi, akan terbentuk herd immunity,” ujarnya.

Sebagai informasi, terdapat dua macam vaksin influenza, yaitu vaksin hidup dan vaksin mati. Di Indonesia sendiri hanya tersedia vaksin mati yang terdiri dari dua jenis, yaitu vaksin kuadrivalen dan vaksin trivalen.

Vaksin kuadrivalen merupakan vaksin yang mengandung empat strain virus influenza, yaitu dua strain virus influenza A dan dua turunan stain virus influenza B.

Sementara, vaksin trivalen, mengandung dua strain virus influenza A dan hanya satu turunan strain virus influenza B. Berdasarkan kandungannya, vaksin influenza kuadrivalen dapat memberikan perlindungan yang lebih luas.

“Setiap tahun, akan ada mutasi dan variasi dari virus influenza yang diikuti oleh strain baru yang mungkin dapat mengakibatkan pandemi. Maka dari itu, jika ada kesempatan vaksinasi influenza, segera lakukan secara rutin sekali setiap tahun di fasilitas kesehatan yang ada,” ujar dr Sukamto.

Vaksinasi influenza tidak hanya dapat melindungi Anda dari bahaya penyakit flu. Namun, juga melindungi pasien dan orang-orang tersayang serta kerabat yang rentan terhadap penyakit flu.

#FluBeyondProtection #ProtectYourLovedOnes #4BetterProtection

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau