Advertorial

Airlangga Puji Program Millennial Smartfarming BNI

Kompas.com - 24/09/2021, 18:58 WIB

KOMPAS.com – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI atas program Millennial Smartfarming.

Pasalnya, salah satu implementasi program Millennial Smartfarming adalah penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor pertanian

Apresiasi tersebut disampaikan Menko Airlangga saat menyaksikan pelaksanaan Program Millennial Smartfarming BNI di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/9/2021).

Saat ini, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian terus mendorong penyaluran KUR klaster pertanian guna mendorong korporatisasi petani sehingga akses ekonomi terbuka lebih luas.

Dalam sambutannya, Airlangga menjelaskan bahwa pertanian era society 5.0 bercirikan sinergi yang melibatkan teknologi informasi dan jaringan internet.

“Sinergi itu menghubungkan semua unit operasi dengan berbagai instrumen. Misalnya sensor, satelit, dan drone, serta peralatan, seperti robot dan mesin,” ujar Airlangga dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat.

Dengan sinergi tersebut, sektor pertanian akan bekerja dengan cepat serta akurat berdasarkan data dan informasi relevan.

Airlangga menjelaskan, melalui digitalisasi pertanian, regenerasi petani dan pengembangan ekosistem digital pertanian akan semakin cepat. Terlebih, jika melibatkan generasi milenial. 

“Sumber daya manusia (SDM) Indonesia harus memahami hal tersebut. Dengan begitu, generasi muda atau generasi milenial dapat berperan menjadi penggerak pertanian,” kata Airlangga.

Sebagai informasi, program Millennial Smartfarming merupakan salah satu upaya BNI untuk memperkuat digitalisasi pertanian Indonesia di tengah keterbatasan produktivitas lahan pertanian.

Program itu bertujuan untuk menciptakan petani-petani muda yang memiliki kapabilitas dalam mengelola proses bisnis pertanian dengan memanfaatkan teknologi. Dengan demikian, manfaat digitalisasi pertanian benar-benar dapat dirasakan.

Millennial Smartfarming mengedepankan pemberdayaan petani muda melalui pembinaan dan pengembangan ekosistem pertanian digital berbasis internet of things (IoT) dari hulu ke hilir. Program ini juga mengedepankan peningkatan inklusi keuangan desa.

Untuk diketahui, dalam kunjungan ke Kabupaten Klaten, Airlangga turut didampingi oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya, dan Deputi II Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud.

Kemudian, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik WIjayanto, General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil dan Program BNI Bambang Setyatmojo, serta Pemimpin BNI Kantor Wilayah Yogyakarta Mohammad Hisyam. Selain itu, hadir pula perwakilan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta kelompok petani.

Dalam kesempatan tersebut, Sis Apik Wijayanto mengajak para milenial yang siap dan memiliki semangat tinggi untuk menjadi usahawan di bidang pertanian.

Caranya, dengan berperan sebagai key player dari aktivitas bisnis pertanian, mulai dari pendataan hingga akuisisi petani yang menggunakan aplikasi teknologi.

“Penerapan teknologi digital dapat dimulai dari budi daya hingga penggunaan sistem informasi digital pada manajemen usaha pertanian dan pembukaan akses pasar,” kata Sis Apik.

Sementara itu, salah satu petani milenial yang mengikuti program tersebut, Hartoyo, mengatakan bahwa aplikasi yang dipelajari ternyata tidak sulit digunakan.

”Kami menyadari bahwa budi daya yang dilakukan selama ini masih bersifat konvensional. Oleh sebab itu, kami mencoba memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan hasil panen di lahan kami yang terbatas,” ujar Hartoyo.

Dia juga menilai bahwa terobosan seperti itu merupakan program yang dibutuhkan dan diharapkan oleh kelompok taninya.

Dalam kesempatan yang sama, Bambang Setyatmojo menambahkan bahwa program Millennial Smartfarming diharapkan dapat memberikan stimulasi positif kepada para pelaku usaha pertanian.

Selain dalam aspek budi daya pertanian, program tersebut juga diharapkan mampu mengintegrasikan potensi lain di bidang perikanan atau peternakan secara modern.

“Pada akhirnya, program tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan penyaluran KUR BNI,” kata Bambang.

Sebagai informasi, per 31 Agustus 2021, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 577,6 miliar kepada 104 petani di Kabupaten Klaten.

Secara keseluruhan, BNI telah menyalurkan Rp 5,312 triliun KUR untuk sektor pertanian. Manfaat KUR ini telah dirasakan oleh 124.129 petani.

Untuk diketahui, seluruh rangkaian acara tersebut dilaksanakan dengan menerapkan standar protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Dalam kegiatan tersebut, BNI juga melakukan penyerahan KUR kepada UMKM binaan secara simbolis. Kemudian, BNI juga menyerahkan satu unit mobil ambulans kepada Yayasan Al Hakim. Ambulans ini merupakan wujud kepedulian BNI terhadap lingkungan sosial melalui program corporate social responsibility (CSR).

Selain sektor pertanian, BNI juga berfokus dalam melakukan pendampingan terhadap sektor UMKM.

Proses tersebut dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama, pendampingan untuk meningkatkan kapasitas produksi UMKM.

Kedua, mendorong UMKM agar melakukan digitalisasi dalam proses bisnis dengan segera. Tahap berikutnya adalah membantu membuka akses pasar online dan ekspor melalui cabang-cabang BNI di luar negeri.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau