Advertorial

5 Hal Penting Seputar Reksa Dana yang Perlu Diketahui Investor Pemula

Kompas.com - 27/09/2021, 16:40 WIB

KOMPAS.com – Reksa dana kini menjadi salah satu instrumen investasi yang semakin diminati masyarakat Indonesia. Sebagai informasi, salah satu istilah penting dalam investasi reksa dana yang mesti diketahui adalah global index.

Dalam dunia investasi, index merupakan kumpulan portofolio sekuritas yang mewakili pasar tertentu dan menjadi patokan dalam mengukur kinerja pasar. Tiap negara yang memiliki pasar saham aktif biasanya memiliki setidaknya satu index.

Di Indonesia, misalnya, ada indikator yang disebut dengan index LQ45, yaitu kumpulan dari 45 jenis saham berkapitalisasi besar dan paling likuid. Kriteria untuk masuk ke dalam indeks tersebut diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Kemudian, di Amerika Serikat, terdapat index S&P 500 yang menjadi patokan dalam menilai kinerja saham 500 perusahaan besar dan berpengaruh.

Index tersebut diperdagangkan secara umum di berbagai negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, Pluang menjadi salah satu perusahaan teknologi finansial (fintech) yang menyediakannya. Jadi, investor atau pemodal Indonesia bisa membeli index S&P 500 di Pluang.

Selain index, masih banyak informasi penting lain yang harus Anda ketahui bila ingin berinvestasi reksa dana. Simak ulasannya berikut.

1. Kelebihan dan risiko reksa dana

Reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana yang berasal dari investor. Dana ini kemudian diinvestasikan oleh seorang manajer investasi dalam portofolio efek.

Adapun manajer investasi merupakan pihak yang dipercaya mengelola dana yang terkumpul agar dapat menghasilkan keuntungan bagi pemodal.

Bagi seorang investor, menggunakan jasa manajer investasi profesional bisa membuat aktivitas berinvestasi menjadi lebih efisien. Lewat cara ini, Anda tidak perlu memantau kondisi pasar saham terus-menerus. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, manajer investasi dapat mengambil keputusan terbaik atas dana yang Anda investasikan.

Selain berbagai kelebihannya, ada pula sejumlah risiko yang bisa terjadi dalam investasi reksa dana, contohnya risiko wanprestasi dan likuiditas. Agar terhindar dari kerugian, Anda perlu memilih reksa dana sesuai dengan profil risiko.

2. Tips membeli reksa dana

Bila ingin membeli reksa dana dari pasar saham dunia, Anda perlu rajin memantau global index untuk mengetahui kondisi terbaru dari index reksa dana di seluruh negara.

Berdasarkan pengetahuan tersebut, Anda bisa memilih dan membeli reksa dana yang paling menjanjikan.

Namun, sebelum membeli reksa dana, ada hal penting lain yang harus Anda tentukan, yakni tujuan investasi. Jika ingin mempersiapkan masa pensiun atau dana pendidikan anak, investasi jangka panjang, seperti reksa dana saham, lebih dianjurkan.

Perlu diketahui, tiap jenis reksa dana juga memiliki risiko dengan tingkatan yang berbeda. Hal ini harus disesuaikan dengan karakteristik investor.

Reksa dana pendapatan tetap, misalnya, lebih cocok bagi investor yang ingin cari aman. Sebaliknya, bagi yang berani mengambil risiko, reksa dana saham bisa jadi pilihan terbaik.

3. Cara membeli reksa dana

Sebelum memutuskan untuk membeli reksa dana, pastikan Anda telah memantau posisi global index dan melakukan analisis. Setelah itu, lakukan pembelian reksa dana.

Kini, ada berbagai platform yang menawarkan pembelian reksa dana secara mudah. Ini merupakan opsi bagi Anda yang tidak menggunakan jasa manajer investasi dalam mengelola dana yang dimiliki. Konsekuensinya, Anda harus siap mempelajari seluk-beluk investasi reksa dana agar dapat mengelola investasi sendiri.

4. Jika kinerja reksa dana sedang turun

Naik turun kinerja dalam dunia investasi merupakan hal yang normal. Untuk menghadapinya, investor harus memiliki sejumlah langkah antisipasi. Hal ini perlu dilakukan saat berinvestasi di reksa dana.

Bila portofolio reksa dana Anda bernilai negatif, jangan panik. Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan. Pertama, mengecek kembali tujuan keuangan. Kedua, melakukan switching ke jenis produk reksa dana lainnya. Ketiga, menambah jumlah investasi.

Namun, apabila nilai negatif atau minus dalam investasi tidak bisa dipertahankan, Anda bisa melakukan cut loss atau menjual produk investasi meskipun dalam posisi rugi. Ini dilakukan agar kerugian yang dialami tidak bertambah.

5. Reksa dana berbasis index

Pada 2021, reksa dana berbasis index makin populer. Menurut beberapa laporan, dana yang dikelola dalam reksa dana index sepanjang 2018-2020 meningkat sebanyak 135 persen.

Peningkatan popularitas reksa dana index di mata pemodal disebabkan oleh profil risiko yang tidak terlalu agresif.

Kinerja reksa dana berbasis index pun lebih terukur. Apabila Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik, reksa dana index juga akan mengalami kenaikan. Hal serupa juga terjadi pada global index. Karena profil risiko dan keuntungan yang didapatkan sebanding, jenis instrumen ini cocok untuk investor bertipe moderat.

Dengan mengetahui berbagai hal seputar reksa dana, baik di Indonesia maupun pasar dunia yang diwakili global index, Anda dapat menentukan pilihan investasi terbaik. Jenis investasi yang tepat sesuai profil risiko akan membuat tujuan investasi lebih mudah diwujudkan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com