Advertorial

Dorong Digitalisasi UMKM, Upaya BukuWarung Wujudkan Indonesia Jadi Basis Ekonomi Digital di Asia Tenggara

Kompas.com - 28/09/2021, 14:30 WIB

KOMPAS.com – Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) punya peranan besar terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada 2020, kontribusi sektor ini terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun.

Bukan itu saja, sektor UMKM mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja Indonesia dan mempunyai porsi investasi sebesar 60,4 persen.

Namun, pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia sejak Maret 2020 membuat banyak pelaku UMKM terseok-seok. Selama pandemi, pemerintah pun terus berupaya menjaga ketahanan sektor tersebut agar perekonomian nasional kembali bergeliat.

Sederet program dukungan sudah diluncurkan, di antaranya pembiayaan dan digitalisasi UMKM. Digitalisasi sendiri gencar digalakkan pemerintah mengingat pola konsumsi masyarakat bergeser dari offline ke online selama pandemi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi basis ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2030. Terlebih, nilai transaksi perdagangan digital nasional mencapai Rp 253 triliun pada 2020. Nilai tersebut diprediksi akan meningkat menjadi Rp 330,7 triliun pada 2021.

Karena itu, pemerintah terus mendorong digitalisasi UMKM tradisional. Harapannya, jumlah UMKM yang go digital dapat mencapai 30 juta pada 2030 dari 11,7 juta pada 2020.

Selain pemerintah, pihak swasta juga turut mendorong sektor UMKM untuk melakukan digitalisasi. Hal ini dilakukan oleh perusahaan teknologi, BukuWarung.

Dukungan BukuWarung ditunjukkan dengan menghadirkan ekosistem digital untuk membantu para pelaku UMKM dalam mengelola dan mengembangkan bisnis secara efisien. Lewat aplikasi BukuWarung yang didesain praktis, mudah dan gratis, UMKM tidak perlu repot dan terbebani untuk mampu go digital.

Pelaku UMKM dapat mengoptimalkan fitur dan layanan BukuWarung yang komplet, mulai pencatatan keuangan digital, etalase online, penjualan produk digital (mulai pulsa ponsel, token listrik hingga top-up uang elektronik) hingga transaksi pembayaran dan pembiayaan.

Pada layanan pencatatan keuangan, BukuWarung melengkapinya dengan fitur Catat Utang dan Piutang untuk membantu pelaku UMKM mencatat pelanggan yang membeli dengan cara utang.

Ada pula Pencatatan Pemasukan dan Pengeluaran yang membantu pelaku usaha dalam mencatat penjualan usaha dan kulakan agar arus kas usaha bisa terdeteksi. Terakhir, Laporan. Lewat fitur ini, pelaku UMKM dapat melihat daftar laporan harian, mingguan, dan bulanan. Laporan dapat diunduh dan kemudian dicetak sebagai pembukuan usaha.

Selain itu, perusahaan rintisan teknologi tersebut juga meluncurkan program pemberdayaan bertajuk Komunitas Juragan Bisnis pada April 2020.

Lewat program inisiatif itu, BukuWarung memberikan serangkaian pelatihan dan pendampingan kepada pelaku UMKM di Indonesia dengan fokus kegiatan mengasah keterampilan akuntansi, pencatatan keuangan digital, mengoptimalkan etalase online untuk pengembangan usaha, dan pembayaran digital untuk transaksi bisnis.

Melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (21/9/2021), Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Co-Founder BukuWarung Abhinay Peddisetty mengatakan, sejak dimulai pada Oktober 2019, program Komunitas Juragan Bisnis telah berhasil mendampingi 10.000 UMKM di seluruh Indonesia.

Sebagai informasi, baru 2 tahun berdiri, BukuWarung telah memiliki 6,5 juta pengguna di seluruh Indonesia. Bahkan, BukuWarung mendapatkan apresiasi dengan masuk dalam daftar perdana LinkedIn 15 Top Startups Indonesia tahun ini.

Sinergi untuk naikkan kelas UMKM

Abhinay kembali mengatakan, selain memberikan pendampingan dan pelatihan bagi pelaku UMKM, BukuWarung juga tak berhenti mengembangkan diri agar bisa terus mendampingi UMKM Indonesia dalam menjalankan dan memajukan bisnisnya.

Terutama agar UMKM selalu relevan dengan permintaan dan kebutuhan konsumen yang terus berubah, serta perkembangan industri yang dinamis … agar UMKM naik kelas! Untuk merealisasikannya, kolaborasi menjadi kunci.

Salah satunya, baru-baru ini (25/9), BukuWarung bersama Bank Indonesia (BI) dan BNI menggelar webinar “Adopsi dan Pemanfaatan QRIS untuk UMKM Naik Kelas” yang melibatkan 180 pelaku UMKM yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.

BukuWarung percaya, adopsi QRIS ini memberikan memudahkan bagi konsumen untuk melakukan pembayaran ketika bertransaksi. Artinya, potensi pemasukan pengguna BukuWarung juga semakin bertumbuh sehingga diharapkan kesejahteraan finansial para UMKM pun segera tercapai.

Quick Response Indonesian Standar (QRIS) merupakan standar pembayaran berbasis kode QR yang dikeluarkan Bank Indonesia guna mendukung cashless payment yang aman, praktis, dan higienis.

“UMKM perlu didukung dengan digital features yg mudah serta ekosistem keuangan digital yang terintegrasi. BI bersama industri dan asosiasi telah meluncurkan QRIS yang merupakan game changer untuk metode pembayaran ritel. QRIS ini menjadi solusi untuk pembayaran yang lebih sehat di masa pandemi karena meminimalisir kontak saat transaksi dan hal ini sesuai dgn rekomendasi WHO,” papar Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Fitria Irmi Triswati.

Penggunaan QRIS juga diharapkan dapat mendorong inklusi keuangan dan membentuk credit profile bagi pelaku UMKM. Dengan begitu, pelaku usaha dapat mengakses pembiayaan seperti kredit usaha rakyat (KUR) dan produk perbankan lain dengan mudah.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati berharap, kerja sama antara BNI dan BukuWarung dapat mendorong terciptanya transaksi digital dan meningkatkan akseptasi QRIS kepada 12 juta merchant di Indonesia. 

“Selain itu, dapat mendorong pemulihan ekonomi yang dapat mendukung transaksi UMKM di masa pandemi Covid-19,” katanya.

Selain itu, BukuWarung juga berkolaborasi dengan pengembang application programming interface (API) finansial terdepan, Ayoconnect untuk menyediakan fitur penjualan produk digital (seperti pulsa ponsel, token listrik hingga top-up uang elektronik).

Abhinay kembali menjelaskan, pelaku UMKM pun dianjurkan untuk melakukan diversifikasi usaha. Pasalnya, diversifikasi seperti menambah produk bisa meminimalisasi dampak pandemi.

“Dengan demikian, pengguna kami berpeluang meningkatkan pendapatan di tengah situasi sulit pandemi Covid-19. Proses transaksi yang sepenuhnya online pun membuat penjualan produk digital tidak terpengaruh pembatasan rute logistik,” papar Abhinay.

Berikan akses pembiayaan modal usaha

Demi mengoptimalkan dukungan terhadap UMKM di Indonesia, BukuWarung juga memberikan solusi pembiayaan pengadaan barang dan jasa, serta membantu perputaran arus kas usaha yang positif. Untuk layanan ini, perusahaan berkolaborasi dengan Modalku.

Modalku merupakan platform pendanaan digital di Indonesia yang menghubungkan pelaku UMKM dengan investor individu dan institusi.

Menurut penelitian internal Modalku, sebanyak 50 persen dari 350 pelaku UMKM peminjam Modalku mengalami hambatan ketika mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan konvensional. Hal ini dikarenakan pelaku UMKM tidak memiliki laporan keuangan yang tersusun rapi.

Sebagai informasi, layanan pembiayaan Modalku pada platform BukuWarung bisa digunakan pelaku UMKM untuk mendapatkan pinjaman tanpa agunan hingga Rp 100 juta. Dana tersebut bisa digunakan sebagai modal usaha untuk memenuhi berbagai kebutuhan bisnis, seperti menambah stok barang, membeli perlengkapan usaha, menyewa lokasi usaha, dan biaya pemasaran.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com