KOMPAS.com – Penargetan menjadi begitu penting bagi insan periklanan digital seiring ketatnya persaingan iklan. Sebab, konten iklan yang begitu menarik tak akan tepat sasaran bila penargetan tidak dilakukan dengan presisi. Dengan perkembangan teknologi, pengiklan semakin mudah untuk mendapatkan data dan informasi dari pengguna, sehingga penargetan bisa diraih semakin spesifik dan tepat.
Salah satu pendekatan untuk melakukan penargetan dengan presisi adalah penargetan kontekstual. Seperti namanya, penargetan kontekstual bertujuan agar iklan agar dapat tayang di konteks yang tepat. Penargetan kontekstual sebenarnya bukanlah hal baru di dunia periklanan, akan tetapi tidak banyak yang memahami bahwa penargetan kontekstual begitu penting bagi efektivitas iklan.
Lewat webinar yang diselenggarakan pada 3 September silam, IDA dan MGID mengedukasi insan periklanan mengenai penargetan kontekstual. Tujuannya adalah agar pengiklan dan publisher dapat meningkatkan performa iklan sehingga memperoleh hasil yang optimal.
Penargetan kontekstual diperkirakan dapat menjadi pengganti cookies apabila cookies sudah ditiadakan. Dengan penargetan ini, iklan dapat tayang di topik, kata kunci, waktu, geografis, brand safety, perilaku, bahkan hingga sentimen yang sesuai. Apalagi, dengan kehadiran kecerdasan buatan, engine penargetan kontekstual dapat menyasar target secara lebih spesifik dan presisi. Sehingga, iklan dapat menyasar target audiens yang sangat spesifik dan tepat tanpa ada impresi yang terbuang sia-sia.
Selain itu, teknologi computer vision juga memungkinkan engine untuk menginterpretasi konten yang berupa gambar dan juga video. Tak hanya itu, kecerdasan buatan pada engine juga dapat memahami bahasa oral. Sehingga, iklan dapat tayang secara tepat di segala bentuk konten. Contohnya adalah IDN yang menayangkan iklan menggunakan LED di atap mobil dapat menayangkan iklan yang tepat, sesuai dengan lokasi, waktu, dan audiens. Sehingga impresi yang didapatkan tidak sekadar banyak, namun juga tepat sasaran.
Moch.Rifki, Head of Publisher Development Indonesia dari MGID menjelaskan bahwa penargetan iklan menggunakan basis kontekstual adalah alternatif yang paling baik di masa mendatang untuk menggantikan cookies pada level upper funnel. Hal ini karena ragam konteks tersedia sangat banyak pada halaman website yang dapat diakses secara umum.Ini memungkinkan pengiklan dapat melakukan optimisasi dengan sangat cepat sehingga dapat memberikan dampak iklan yang lebih baik. “Teknologi terkini dari MGID yang berupa contextual intelligence adalah salah satu usaha MGID dalam memberikan solusi bagi pengiklan untuk menghasilkan performa yang baik” tambahnya. “Dan bagi pemilik inventori iklan, yaitu publisher, dampak yang akan dirasakan adalah performa CPM yang lebih baik karena penayangan iklan yang lebih efektif” tutup Moch.Rifki.