Advertorial

Operasional Terintegrasi, Begini Peran Penting Direktorat L&I Pertamina

Kompas.com - 29/09/2021, 19:14 WIB

KOMPAS.com – Setelah menuntaskan restrukturisasi, operasional Pertamina Group menjadi lebih terintegrasi dan diharapkan mampu mendorong keandalan serta kemandirian energi di seluruh pelosok negeri.

Adapun peran integrator operasional di tingkat holding saat ini dijalankan oleh Direktorat Logistik dan Infrastruktur (Direktorat L&I) Pertamina Group. 

Sebagai informasi, Direktorat L&I Pertamina Group berfokus pada optimasi aktivitas suplai dan distribusi serta pengembangan infrastruktur logistik serta sinergi pengembangan infrastruktur lintas subholding.

Selain itu, Direktorat L&I berperan mengawal jalannya seluruh program penugasan pemerintah, termasuk Program Strategis Nasional (PSN). Direktorat ini juga melakukan monitoring pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) serta pengelolaan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono menegaskan, sebagai integrator operasional Pertamina Group, Direktorat L&I berperan penting dalam mengintegrasikan infrastruktur energi existing dan roadmap untuk ke depan. 

“Dalam rangka mendapatkan benefit dan cost yang optimal bagi Pertamina Group, diperlukan roadmap pengembangan infrastruktur logistik yang aligned secara end-to-end dari upstream, midstream, dan downstream,” ujar Mulyono dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (29/9/2021).

Upaya tersebut, lanjut Mulyono, harus sesuai dengan kebutuhan aktivitas suplai dan distribusi. Evaluasi potensi sinergi infrastruktur logistik cross subholding juga harus sejalan dengan kebijakan energy mix pada masa mendatang.

“Pasca-restrukturisasi, Direktorat L&I harus mampu menjalankan peran sebagai integrator operasional untuk memastikan seluruh lini bisnis terintegrasi dari hulu hingga hilir sehingga operasional lebih efektif dan efisien,” imbuhnya

Kini, Direktorat L&I memiliki tanggung jawab untuk mendistribusikan bahan bakar jenis BBM tertentu (JBT) dan jenis BBM khusus penugasan (JBKP), LPG 3 kilogram, penyaluran BBM satu harga, serta pembangunan infrastruktur BBM dan LPG di Indonesia.

“Untuk mendukung pelaksanaan tersebut, Pertamina terus melanjutkan pembangunan infrastruktur hilir. Kemudian, pada Juli 2021, Pertamina juga telah berhasil menambah kapasitas tangki BBM sebesar 251.200 kiloliter,” kata Mulyono.

Terminal LPG di Wayame, Ambon, Provinsi Maluku dengan kapasitas total 2.000 matrik ton. DOK. PERTAMINA Terminal LPG di Wayame, Ambon, Provinsi Maluku dengan kapasitas total 2.000 matrik ton.

Keandalan infrastruktur

Dengan tugas tersebut, Direktorat L&I akan memastikan keandalan seluruh infrastruktur dan jaringan distribusi yang dimiliki Pertamina Group sehingga bisa berjalan sesuai dengan target perseroan. 

Mulyono mengatakan, operasional yang terintegrasi akan melahirkan efisiensi bagi perusahaan. Keseimbangan antara layanan masyarakat dan optimasi target keuntungan untuk Pertamina harus terpenuhi dengan cara menekan biaya, saling bersinergi, dan optimasi di semua subholding.

Upaya efisiensi dari integrasi logistik yang telah dilakukan Pertamina terbukti mampu menurunkan inventory cost hampir sebesar 40 persen dari 5,2 miliar dollar Amerika Serikat (AS) menjadi 3,1 miliar dollar AS dan volume inventory dari 80 juta barrel menjadi 48 juta barrel per Semester I 2021. 

Dengan kebijakan monitoring yang ketat, Pertamina juga mampu mencapai TKDN dari seluruh proyek tersebut sebesar 57,8 persen pada Juli 2021 atau di atas target yang ditetapkan.

Selain itu, melalui optimasi terintegrasi dari hulu ke hilir dan master program, Pertamina juga menunjukkan tingkat keakuratan perencanaan rantai pasok logistik yang tinggi hingga 97,9 persen. 

Untuk diketahui, terdapat 50 proyek penugasan pemerintah kepada Pertamina Group yang tersebar di beberapa subholding per Selasa (31/8/2021), yaitu 22 penugasan di Subholding Upstream, 11 penugasan di Subholding Refinery and Petrochemical, 5 penugasan di Subholding Gas, dan 11 penugasan di Subholding C&T.

Di antara penugasan tersebut, 14 penugasan merupakan PSN yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020. 

“Pertamina terus berkomitmen tinggi menjalankan penugasan pemerintah dari hulu hingga hilir dan memastikan PSN berjalan sesuai target serta berdampak bagi ekonomi nasional,” kata Mulyono.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati juga menegaskan bahwa Pertamina sebagai holding company akan terus memperkuat perannya dalam memimpin dan bertanggung jawab mengintegrasikan lini bisnis serta operasional di bawah kendali Direktorat L&I.

Mulai dari tahap perencanaan, koordinasi, hingga pengendalian anak usaha dalam implementasi agar tujuan perusahaan dan aspirasi pemegang saham dapat terwujud.

"Dengan desain besar tersebut, kami berharap, visi dan aspirasi pemegang saham terhadap Pertamina untuk meningkatkan value menjadi 100 miliar dollar AS pada 2024 bisa terwujud," harap Nicke.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com