KOMPAS.com - Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero) Dedi Sunardi bersama tim teknologi informasi (TI) kantor pusat Pertamina meninjau langsung pusat kegiatan digitalisasi atau integrated optimization decision support center (IODSC) Wilayah Kerja (WK) Rokan di Minas, Riau, Rabu (29/9/2021).
Pada kunjungan tersebut, Dedi dan tim IT membahas rencana perluasan digitalisasi di berbagai WK hulu minyak dan gas (migas) Pertamina dengan menerapkan praktik-praktik terbaik (best practices) di WK Rokan sebagai acuan.
Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee A Suardin yang ikut mendampingi Dedi dan tim IT mengatakan, dari berbagai kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang ia kunjungi selama ini, belum ada fasilitas IODSC yang menerapkan digitalisasi secara mendalam.
“Praktik-praktik terbaik di IODSC bisa dikembangkan ke wilayah operasi Pertamina lainnya di luar WK Rokan,” ujar Jaffee dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (1/10/2021).
Sementara itu, Dedi berharap, keandalan fasilitas IODSC bisa diikuti oleh WK hulu migas Pertamina lainnya.
Ia menilai, langkah strategis Pertamina dalam pengembangan teknologi digital merupakan upaya optimalisasi proses bisnis dengan teknologi mutakhir. Upaya ini juga turut memperkuat inovasi bisnis sektor hulu Pertamina.
Kolaborasi pun dapat dibangun lewat upaya digitalisasi tersebut sehingga Pertamina bisa mewujudkan operasi yang efisien.
“Sebagai tahap awal, kami mulai dengan WK lain di Regional 1 Sumatera. Saya berharap, hal tersebut bisa terwujud dalam waktu dekat, setidaknya awal tahun depan,” tegas Dedi.
Rencana berikutnya, lanjut Dedi, tim teknis TI holding, subholding upstream Pertamina, dan tim IODSC WK Rokan akan menyusun peta jalan (road map) untuk memperluas penerapan digitalisasi di Regional 1.
Dengan demikian, standardisasi penerapan teknologi digital di sektor hulu migas Pertamina dapat diperkuat.
Sebelumnya, Komisaris Utama (Komut) Pertamina Basuki Tjahaja Purnama juga berkunjung ke IODSC WK Rokan, Jumat (15/9/2021).
Basuki menyampaikan bahwa digitalisasi WK Rokan dapat menjadi acuan untuk memperluas penerapan di seluruh operasi hulu Pertamina, termasuk sektor hilir.
Pria yang akrab disapa Ahok itu menilai, pemanfaatan teknologi digital dapat mendukung terciptanya operasi Pertamina yang aman, andal, dan efisien. Dengan demikian, Pertamina dapat menyumbang devisa secara optimal bagi negara.
Untuk diketahui, kehadiran fasilitas IODSC dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan operasional secara tepat dan cepat.
Penerapan digitalisasi setidaknya memberikan empat manfaat utama, yakni peningkatan kinerja keselamatan, penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi atau loss production opportunity (LPO) hingga 40 persen, optimalisasi kemampuan fasilitas produksi, serta peningkatan efisiensi.
Fasilitas IODSC merupakan sumber informasi atau big data yang berkaitan dengan aktivitas sumur dan peralatan di lapangan.
Data yang masuk per hari mencapai 4.000 hingga 5.000. Data ini kemudian diolah menjadi informasi penting yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Adapun IODSC memanfaatkan transformasi digital dengan menyimpan pengetahuan para ahli dari berbagai bidang dan mengimplementasikannya untuk kinerja sumur dan peralatan. Selain itu, IODSC juga dapat dikolaborasikan dengan Pertamina Integrated Command Center (PICC).
Tak hanya itu, WK Rokan juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk beberapa hal.
Pertama, pengaturan jadwal perawatan ulang (workover) sumur secara otomatis untuk merencanakan pergerakan rig yang lebih optimal dan efisien. Kedua, mengidentifikasi kinerja pompa yang sudah tidak optimal.
Ketiga, analisis dan pengukuran aliran minyak agar produksi optimal. Terakhir, pemantauan jarak jauh dan saling terintegrasi untuk kondisi tekanan fluida di dalam sumur minyak.
Teknologi AI dinilai efisien dari aspek sumber daya dan waktu jika dibandingkan dengan cara manual. Selain itu, data yang terekam juga dapat digunakan untuk menyusun prioritas pekerjaan kritis serta perawatan sumur dan peralatan.
Dengan teknologi AI, mobilisasi logistik pendukung operasi migas dapat berjalan lebih sistematis dan efisien. Pergerakan kendaraan operasional perusahaan pun dapat dipantau dengan IODSC.