KOMPAS.com – Pekan Olahraga Nasional ke-20 (PON XX) sedang berlangsung di Papua. Di balik ingar bingar ajang olahraga tersebut, ada kekhawatiran tersendiri. Pasalnya, Bumi Cenderawasih merupakan salah satu wilayah endemi malaria di Indonesia.
Malaria adalah penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi parasit Plasmodium falciparum (P.falciparum). Begitu nyamuk menggigit manusia, parasit tersebut masuk ke aliran darah dan berkembang di dalam hati. Beberapa hari kemudian, parasit menyerang sel darah merah dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada tubuh.
Gejala yang timbul saat tubuh terkena malaria di antaranya sakit kepala, demam tinggi, berkeringat, menggigil, nyeri otot, muntah, dan diare. Jika tidak segera ditangani, hal tersebut bisa berdampak pada kesulitan bernapas dan kegagalan fungsi organ.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), total kasus malaria di Indonesia pada 2019 sebanyak 250.644 kasus. Sekitar 86 persen di antaranya terjadi di Papua dengan jumlah 216.380 kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto mengatakan bahwa ada empat wilayah endemi malaria di Papua.
“Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke, dan Timika. Semuanya termasuk kategori merah,” terang Didik seperti diberitakan Antara, Selasa (21/9/2021).
Lebih lanjut, Didik menjelaskan, nyamuk Anopheles aktif mencari mangsa saat matahari mulai terbenam hingga menjelang pagi hari. Serangga ini cenderung suka hinggap di tempat lembap atau dekat dengan saluran air yang kotor.
Cegah malaria
Melindungi diri gigitan nyamuk merupakan cara terbaik agar terhindar dari malaria. Hal tersebut bisa ditempuh dengan menjaga kebersihan diri dan pastikan tubuh tidak berkeringat.
Selain itu, melindungi tubuh dari gigitan nyamuk juga bisa dilakukan dengan menggunakan celana dan baju berlengan panjang, serta tidur di kasur berkelambu. Lalu, optimalkan seluruh perlindungan dengan memakai obat penolak nyamuk, seperti Soffell yang merupakan Official Partner Penolak Nyamuk di PON XX Papua.
Head of Marketing Enesis Group Ita Karo Karo mengatakan, Soffell sangat antusias dalam penyelenggaraan PON XX Papua dan peduli terhadap perlindungan kesehatan para atlet yang bertanding.
“Kami antusias sekali karena ini menjadi salah satu ajang lahirnya atlet atlet besar nantinya, tetapi kita harus jaga mereka terhindar dari bahaya penyakit gigitan nyamuk maka Soffell menjadi partner siaga penolak nyamuk untuk para atlet,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (4/10/2021).
Soffell Alamia diformulasikan dari ekstrak daun Cymbopogon (serai). Berkat kandungan alami tersebut, produk penangkal gigitan nyamuk ini aman digunakan hingga delapan jam dan cocok untuk segala jenis kulit, termasuk kulit anak-anak. Soffell Alamia hadir dalam bentuk spray dan losion dengan dua pilihan aroma, yaitu Yuzu dan Mint Geranium. Formulanya pun tidak lengket dan tidak panas saat digunakan.
Penolak nyamuk lain yang bisa digunakan untuk perlindungan secara keseluruhan di rumah adalah Force Magic 2in1. Produk berbentuk aerosol ini punya dua bahan aktif alami, yaitu synthetic pyrethroid–zat insektisida yang biasa ditemukan pada bunga krisantemum–dan eucalyptus oil (minyak eukaliptus).
Force Magic 2in1 juga didukung dengan formula Synergist yang dapat melumpuhkan dan membunuh nyamuk. Karena menggunakan bahan aktif ramah lingkungan, Force Magic mudah dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urine, feses, dan saluran pernapasan jika terhirup.
Untuk mendapatkan Soffell Alamia dan ForceMagic 2in1, kamu bisa membelinya di Alfamart, Indomaret, dan supermarket. Kedua produk dari Enesis Group itu pun bisa dibeli secara daring melalui Enesis Official Store di e-commerce seperti Shopee, Tokopedia dan lainnya.