JAKARTA, KOMPAS.com –Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai tidak hanya berdampak pada kondisi sosial ekonomi di seluruh belahan dunia. Kegiatan peribadatan pun ikut terkena imbasnya, termasuk ibadah umrah.
Pada 2020, pemerintah Arab Saudi meniadakan seluruh kegiatan peribadatan akibat pandemi. Kini, secara perlahan, Arab Saudi kembali membuka gerbang umrah bagi jemaah. Terhitung sejak Agustus 2021, mereka telah mengizinkan ibadah umrah untuk jemaah di luar Arab Saudi dengan kuota 100.000 orang per hari.
Sayangnya, hal itu belum berlaku untuk Indonesia.Seluruh calon jemaah umrah dari Indonesia pun harus kembali menahan rindu untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci.
Seperti diketahui, Indonesia termasuk salah satu penyumbang jemaah umrah tertinggi. Berdasarkan data dari Kementerian Agama, jumlahnya terus mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir.
Dalam kurun 2014-2015, jemaah umrah asal Indonesia berjumlah 649.000, lalu naik menjadi 677.509 pada 2015-2016. Kemudian, meningkat lagi pada 2016-2017 dengan jumlah 876.246. Tercatat, jumlah itu melonjak signifikan pada 2017-2018 mencapai 1.005.336 meskipun terjadi sedikit penurunan pada 2018-2019 menjadi 974.650 jemaah.
Merespons hal itu, salah satu penyelenggara travel umrah dan haji di Indonesia, Jannah Firdaus Tour and Travel, bersama Kompas.com, menggelar virtual tour terkait pelaksanaan umrah di Arab Saudi. Kegiatan ini disiarkan secara langsung dari Kota Mekkah dan Madinah, Arab Saudi, Selasa (5/10/2021).
“Kami berterima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia atas antusiasmenya terhadap (ibadah) umrah. Virtual tour yang kami siarkan secara langsung ini merupakan jawaban (dari) kami untuk kerinduan masyarakat terhadap umrah (selama pandemi),” kata Chief Executive Officer (CEO) Global Countries Wael Ahmad yang diinterpretasikan oleh Direktur Utama (Dirut) Jannah Firdaus Tour and Travel Bambang Cahyadi, Selasa.
Pada kesempatan tersebut, Jannah Firdaus juga mengajak penonton untuk melihat dan merasakan langsung sejumlah tempat yang kerap dituju saat melakukan umrah. Perjalanan dimulai dari Masjid Aisyah di Tan’im.
Adapun Masjid Aisyah merupakan salah satu lokasi untuk melaksanakan miqat atau pintu masuk untuk memulai ibadah umrah dan haji. Umumnya, masjid yang berada di Tan’im ini dipilih menjadi tempat miqat bagi calon jemaah umrah dan haji yang berasal dari wilayah Arab Saudi dan sekitarnya.
“Saat ini, keadaan Masjid Aisyah sepi karena masih memasuki waktu dzuhur. Masjid ini berjarak 7,5 kilometer (km) dari Mekkah dan 13 km ke Masjidil Haram. Masjid ini juga terbuka 24 jam bagi jemaah yang ingin memulai miqat,” papar Ahmadi, salah satu tim Jannah Firdaus yang berada di Mekkah.
Sama halnya dengan Ahmadi, Manager Muassasah Mazaya Aldeyafah Saudi Arabia Faisal Arhabi yang berada di halaman luar Masjidil Haram mengatakan, kondisi terkini masjid utama para jemaah umrah tersebut pun terbilang tidak terlalu padat.
“(Padahal) sebelum pandemi Covid-19, tempat saya berdiri ini biasanya selalu penuh. Kini, Masjidil Haram sudah siap menyambut jemaah umrah yang datang dari berbagai negara,”papar Faisal sembari mengajak penonton memasuki kawasan Masjidil Haram.
Sama halnya dengan Indonesia, lanjutnya, Masjidil Haram juga memberlakukan pengecekan suhu dan pemakaian hand sanitizer kepada jemaah yang berkunjung untuk melakukan ibadah.
Tidak hanya itu, lokasi utama umrah dan haji umat Islam tersebut juga mewajibkan jemaah yang datang untuk memindaiquick response code (QR code) melalui aplikasi Tawakalna dan Eitmarna saat tiba di halaman.
“Aplikasi tersebut (adalah prosedur standar mirip) seperti yang masyarakat Indonesia gunakan saat mengunjungi tempat umum (selama pandemi), yaitu PeduliLindungi,” tambah Faisal.
Sementara, kondisi di dalam Masjidil Haram, tepatnya di depan Kabah, jemaah dapat melakukan tawafdengan tetap menjaga jarak aman antara jemaah satu dan yang lainnya.
Faisal mengungkapkan, terdapat beberapa perbedaan pada ibadah umrah saat pandemi dan sebelum pandemi. Saat ini, menurutnya, jemaah yang menggunakan kursi roda jadi bisa melakukan tawaf pada garis dalam yang dekat dengan Kabah.
“Dahulu, mereka (jemaah dengan kursi roda) melakukan tawafnya di atas,” kata Faisal.
Selain itu, ada pula peraturan tambahan yang diberlakukan untuk menghindari jemaah tersesat dan hilang. Faisal melanjutkan, setiap jemaah akan menggunakan gelang dengan barcode dan warna yang berbeda sesuai dengan layanan travel yang mereka tumpangi.
“Gelang tersebut mempermudah petugas yang berada di area sekitar Masjidil Haram. Pasalnya, jemaah yang tersesat dan tertinggal dari rombongan dapat mendatangi petugas. Nantinya, petugas akan memindai barcode itu,” papar Faisal.
Sementara itu, perubahan juga terlihat dari sejumlah pintu, gerbang, dan toiletyang ada di Masjid Nabawi, Madinah.
“Perubahan tersebut terlihat dari kehadiran nomor di atas pintu dan gerbang Masjid Nabawi. Tujuannya,untuk memudahkan jemaah. Contoh saja saat mereka tersesat, setidaknya mereka dapat mengingat nomor itu,” papar Arifin, anggota tim Jannah Firdaus yang berada di Masjid Nabawi.
View this post on Instagram
Sementara itu, lanjut Arifin, kondisi Raudhah, salah satu tempat yang berada di Masjid Nabawi, pun terlihat tertata rapi. Tempat yang mendapat julukan Taman Surga ini semakin terlihat bersih dan menawan. Tempat ini juga siap untuk segera menyambut jemaah yang akan datang.
Adapun kondisi terkini Padang Arafah, Mekkah, yang menjadi tempat untuk melaksanakan wukufterlihat tidak begitu padat.
“Padang Arafah yang terdiri dari hamparan pasir ini tidak terlalu padat seperti dahulu ketika sebelum ada pandemi. Di depan sana, ada kamar mandi umum yang beratapkan biru. Tidak jauh dari sini, ada Masjid Namira juga,” kata Dwi, tim Jannah Firdaus yang berada di lokasi mendampingi penonton untuk melihat-lihat kawasan tersebut.
Bambang kembali menjelaskan, Padang Arafah merupakan salah satu tempat yang baik dan tepat untuk berdoa.
“Jabal Rahmah Arafah adalah tempat saat Nabi Adam dan Hawa kembali dipertemukan,” tutur Bambang.
Jemaah spesial bagi masyarakat Saudi
Setelah melaksanakan rangkaian virtual tour, Wael kembali menjelaskan, pihaknya sangat menunggu kehadiran jemaah Indonesia untuk kembali melaksanakan umrah di Arab Saudi. Menurutnya, jemaah Indonesia memiliki karakter tersendiri yang spesial bagi masyarakat Saudi.
“Karakter tersebut di antaranya ramah, teratur, rapi, dan (mau) menuruti peraturan walaupun mereka (datang) dalam jumlah yang banyak. Hal ini yang membuat kami selalu terkesan dengan jemaah Indonesia,” kata Wael.
Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan jemaah yang nyaris tidak pernah melebihi waktu tinggal saat melaksanakan umrah dan haji di Arab Saudi.
Sembari menunggu perizinan umrah yang akan dikeluarkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Wael menyarankan calon jemaah untuk mulai memilih travel umrah tepercaya dan patuh terhadap ketentuan Arab Saudi saat ini.Salah satu yang ia rekomendasikan adalahJannah Firdaus Tour and Travel.
Sebagai perusahaan penyelenggara tour dan travel untuk calon jemaah haji dan umrah, Jannah Firdaus Tour dan Travel merupakan satu perusahaan dengan Muassasah Mazaya Aldefayah, Booking International sebagai penyedia hotel dan Dapur Nusantara sebagai penyedia catering di Saudi Arabia.
Tidak hanya itu, Jannah Firdaus juga sudah menjadi provider visa umrah dan haji yang mengusung online system visa. Dengan demikian, calon jemaah tidak perlu repot mengurus visa setelah menyerahkan data yang diperlukan kepada pihak Jannah Firdaus.
“Kami akan menyambut jemaah dengan antusias, seperti memberikan karangan bunga ataupun air zamzam. Kami juga mematuhi ketentuan yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi, seperti kapasitas bus maksimal 25 orang dan kamar hotel (untuk) 2 orang,” tutur Wael.
Sebagai informasi, kantor pusat Jannah Firdaus Tour and Travel berlokasi di Golf Lake Residance, Rukan Venice Blok B Nomor 108, Cengkareng, Jakarta Barat.
Untuk mendapatkaninformasi lebih lanjut mengenai layanan travel tersebut, Anda dapat mengunjungi laman website berikut ini.