Advertorial

Stok Solar Mencukupi, Pertamina Minta Masyarakat Tidak Khawatir

Kompas.com - 19/10/2021, 10:34 WIB

KOMPAS.com - Seiring penurunan level pemberlakuan kegiatan masyarakat (PPKM) dan kegiatan perekonomian yang mulai pulih, kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) juga mulai merangkak naik.

Menyikapi kondisi tersebut, PT Pertamina (Persero) memastikan bahwa kebutuhan BBM masyarakat terpenuhi, baik gasoline maupun gasoil.

Pertamina mencatat, peningkatan konsumsi gasoil didominasi oleh Solar. Adapun konsumsi bahan tersebut mencapai 37.813 kiloliter (kl) per bulan pada Semester I 2021.

Jumlah tersebut meningkat hingga mencapai 44.439 kl pada September 2021 atau naik sekitar 17 persen.

Sementara, di sektor gasoline, peningkatan mencolok terjadi di produk Pertamax. Konsumsi bahan bakar jenis ini mencapai 12.586 kl pada Semester I 2021 dan terus merangkak naik hingga 49 persen menjadi 18.840 kl pada September 2021.

Pejabat Sementara (Pjs) Senior Vice President (SVP) Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, saat ini stok BBM Pertamina dalam kondisi cukup.

Masyarakat pun tidak perlu khawatir. Meski demikian, Fajriyah menyarankan masyarakat untuk membeli BBM sesuai kebutuhan.

Ia menjelaskan, stok Solar masih cukup hingga 17 hari. Sementara, stok Pertamax mencapai 18 hari.

“Pengiriman dari terminal BBM juga terus dilakukan setiap hari ke seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Kilang juga terus berproduksi sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," ujar Fajriyah dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (19/10/2021).

Pejabat Sementara (Pjs) Senior Vice President (SVP) Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman Dok. Pertamina Pejabat Sementara (Pjs) Senior Vice President (SVP) Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman

Khusus untuk Solar, lanjut Fajriyah, Pertamina telah melakukan penambahan volume penyaluran ke beberapa wilayah yang mengalami peningkatan konsumsi secara signifikan, seperti Sumatera Barat sebesar 10 persen, Riau 15 persen, dan Sumatera Utara 3,5 persen.

"Mengingat Solar adalah BBM bersubsidi, kami sangat cermat dalam melakukan penambahan penyaluran agar bisa tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oknum tertentu," jelas Fajriyah.

Selain penambahan penyaluran di wilayah yang mengalami peningkatan signifikan, Pertamina juga melakukan koordinasi dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah fleksibilitas pengalihan kuota BBM subsidi di wilayah yang memiliki stok berlebih menuju wilayah yang masih di bawah target.

"Alhamdulillah, sudah ada persetujuan dari BPH Migas sehingga pengaturan kuota antarwilayah dapat dilakukan selama tidak melebihi pagu kuota nasional 2021 yang ditetapkan BPH Migas," tutur Fajriyah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau