Advertorial

Adaptasi Perkembangan Teknologi, 3 Sutradara Kawakan Berkarya dengan Oppo Find X3 Pro 5G

Kompas.com - 19/10/2021, 11:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mempertahankan eksistensi di dunia film dan industri hiburan selama lebih dari satu dekade bukanlah pekerjaan mudah.

Selain konsisten berkarya, dibutuhkan pula kreativitas untuk menggali identitas pada tiap karya yang dihasilkan agar memiliki ciri khas yang otentik.

Hal tersebut menjadi kunci sukses sutradara kawakan Indonesia, yakni Riri Riza.

Nama Riri patut diperhitungkan dalam dunia perfilman Indonesia. Tak sedikit karyanya yang menjadi tonggak dalam industri perfilman Tanah Air.

Sebut saja Petualangan Sherina (2000), Ada Apa dengan Cinta? (2002), Gie (2005), Garasi (2006), Laskar Pelangi (2008), dan Ada Apa dengan Cinta? 2 (2016).

Bahkan, film Laskar Pelangi dan Ada Apa dengan Cinta? 2 masuk dalam daftar film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan jumlah penonton masing-masing sebanyak 4.719.453 dan 3.665.509. Riri juga tercatat menjadi pemenang nominasi Sutradara Terbaik pada Festival Film Indonesia 2016.

Dalam berkarya, Riri kerap dikenal sebagai sutradara yang menonjolkan lokalitas. Kearifan lokal budaya Indonesia rupanya menjadi sumber inspirasi Riri dalam berkarya.

Riri mengaku, saat menghadiri berbagai undangan dari festival film internasional, ia mendapati para penikmat film Indonesia di luar negeri justru ingin melihat unsur lokal Tanah Air. 

“Mereka ingin mencari hal baru dan berbeda. Mereka berharap hal ini bisa didapat dari lokalitas yang ditampilkan pada film Indonesia,” kata Riri dalam wawancara virtual dengan Kompas.com, Jumat (17/9/2021).

Hal itu yang dijadikan Riri sebagai peluang. Ia merasa beruntung dapat menggali lokalitas Indonesia.

Meski demikian, menampilkan karya yang otentik saja belum cukup bagi seorang filmmaker. Untuk sampai di titik ini, Riri mengaku harus terus berinovasi. Ia juga wajib beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Bagi Riri, film dan perkembangan teknologi jalan beriringan. Daripada menjadikannya sebagai tantangan, ia justru memfungsikannya sebagai alat pendukung untuk memperindah dan menyempurnakan film yang ia produksi.

Beberapa teknologi yang kerap ia ikuti perkembangannya adalah lensa dan kamera sebagai modal utama berkarya. 

 “Saya harus memastikan lensa yang tepat sesuai dengan materi yang hendak diambil. Terkadang, saya harus berdiskusi dengan kameramen untuk memilih teknologi lensa dalam pengambilan gambar,” ujar Riri.

Smartphoneflagship terkini untuk eksplorasi karya

Belakangan, perkembangan teknologi smartphone juga tak lepas dari perhatian Riri. Ia takjub dengan teknologi smartphone flagship terkini, terutama dalam menghadirkan fitur kamera yang dilengkapi kepekaan lensa yang baik.

Kebanyakan lensa kamera smartphone saat ini, katanya, sudah beresolusi tinggi dan mampu mengambil gambar setajam kamera profesional. Karenanya, tak heran kalau benda kecil ini mampu jadi alat perekam gambar untuk pembuatan film.

Untuk beberapa hal, kata Riri, merekam gambar dengan smartphone memiliki keunggulan tersendiri. Ukurannya yang compact membuat smartphone memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi.

“Smartphone bisa digunakan untuk mengambil gambar dari sudut yang tak terbayangkan bila dibandingkan menggunakan kamera profesional dengan ukuran lebih besar,” kata Riri.

Mengaku tertantang, pengalaman membuat film menggunakan smartphone pun akhirnya dijajal oleh Riri. Karya film pendek berdurasi 14 menit dengan judul You and Me in Low Angle adalah film pertamanya yang dibuat dengan smartphone Oppo Find X3 Pro 5G.

Menurutnya, Oppo Find X3 Pro 5G punya spesifikasi dan fitur yang ia butuhkan dalam pembuatan film. Smartphone flagship yang satu ini dibekali beragam fitur canggih, mulai dari AI Highlight Video, 4K Cinematic Mode, RawPlus, sampai AI Scene Enhancement.

Sedikit bocoran, proses syuting film pendek tersebut dilakukan di Yogyakarta selama 4 hari. Seperti judulnya, film itu mengisahkan seorang perempuan yang selalu memandang sesuatu dari bawah atau low angle.

Meski hanya film pendek, kata Riri, tim yang ia libatkan adalah mereka yang biasa menemaninya melakukan produksi film layar lebar.

Riri Riza saat syuting film You and Me in Low Angle menggunakan Oppo Find X3 Pro 5G. DOK. Oppo Indonesia Riri Riza saat syuting film You and Me in Low Angle menggunakan Oppo Find X3 Pro 5G.
“Saya tetap melakukan perencanaan produksi film secara matang, mulai dari praproduksi sampai pascaproduksi,” ujarnya. 

Meskipun perangkat yang digunakan terkesan simpel, Riri mengaku pembuatan film menggunakan smartphone tetap punya tantangan.

Agar proses produksi film berjalan lancar dan baik, ia perlu mempelajari seluruh spesifikasi dan fitur pada smartphone.

Karenanya, ia beserta tim mencoba semua fitur yang dimiliki Oppo Find X3 Pro 5G sebelum memulai proses produksi.

Dari hasil percobaannya, ia terkesan dengan lensa kamera smartphone flagship Oppo yang mampu menangkap proses transisi waktu dari sore menuju malam sesuai ekspektasinya. Gambar yang diambil pada malam hari dengan cahaya minim sekalipun juga mampu dihasilkan dengan baik. 

“Selain itu, lensa kamera Oppo Find X3 Pro 5G mampu menangkap perpindahan subyek dalam adegan di atas motor secara halus, mulus, dan realistis,” ujarnya. 

Dukungan perangkat terkini untuk eksplorasi lokalitas Indonesia 

Sutradara lain yang juga turut memanfaatkan kemajuan teknologi smartphone flagship untuk kebutuhan film adalah Jay Subiakto.

Jay mengaku, beberapa stok gambar dalam film dokumenter karyanya yang berjudul Banda The Dark Forgotten Trail pada 2017 direkam menggunakan smartphone.

Kala itu, ia mempertimbangkan baik-baik smartphone yang digunakan karena karya yang ia produksi adalah film profesional. Setidaknya, fitur-fitur videografi seperti AI Highlight Video, 4K Cinematic Mode, RawPlus, dan AI Scene Enhancement harus tersemat.

“Kalau di ponsel masa kini, semua fitur itu terdapat pada Oppo Find X3 Pro 5G,” kata Jay Subiakto dalam wawancara virtual dengan Kompas.com, Jumat (13/8/2021).

Penasaran dengan kecanggihan fitur Oppo Find X3 Pro 5G, Jay pun tergoda untuk mengujinya dengan memproduksi film dokumenter pendek berjudul Dedari. Film ini mendokumentasikan tarian Sanghyang Dedari asal Pulau Dewata yang tergolong sakral dan jarang dibawakan.

Sanghyang Dedari dianggap sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit. Masyarakat adat membawakannya saat suatu desa atau wilayah dilanda wabah atau mengalami gagal panen.

Jay Subiakto saat syuting film Dedari menggunakan Oppo Find X3 Pro 5G. 

DOK. Oppo Indonesia Jay Subiakto saat syuting film Dedari menggunakan Oppo Find X3 Pro 5G.

Ia bercerita pengalamannya saat proses produksi. Sifat tarian yang sakral dan tidak boleh dibawa sembarangan menjadi tantangan tersendiri baginya. Untuk mendapatkan gambar, ia harus melewati serangkaian proses panjang dan menunggu momen yang tepat.

Saat hari itu tiba, ia hanya diperbolehkan melakukan pengambilan gambar dalam satu kali take. Jay sampai harus menggunakan lima smartphone untuk bisa mengambil video dari lima sudut pengambilan gambar yang berbeda.

“Tarian itu sangat kontekstual karena saat ini pandemi Covid-19 masih melanda seluruh dunia,” kata Jay. 

Kesan menggunakan Oppo Find X3 Pro 5G pun diutarakan olehnya. Menurutnya, perangkat ini ringan dan efektif karena mampu menangkap gambar bergerak dengan fokus yang cepat. Kemampuan ini dibutuhkan bagi ia yang ingin menonjolkan gerak subyek dalam gambar. Sudah begitu, kamera ultra-wide smartphone ini juga besar sehingga mampu bisa menangkap gambar secara luas. 

Ia juga terkesan dengan kualitas warna video hasil rekaman lima smartphone yang ia pakai. Sebab, kelimanya menunjukkan kalibrasi warna yang sama. Bagian ini penting untuk memudahkan kinerja editor saat melakukan proses editing film.

“Meski menggunakan perangkat canggih seperti Oppo Find X3 Pro 5G, pengguna harus tetap mengandalkan kreativitasnya. Bagaimana memanfaatkan perangkat yang ringan dan efektif untuk berkreasi (akan menentukan hasil akhir filmnya),” katanya.

Fitur lain yang sempat dijajal pula oleh Jay adalah fotografi. Sebagai seorang seniman, ia pun memuji fitur kamera microlens yang dimiliki Oppo Find X3 Pro 5G.

Kemampuan memperbesar tampilan gambar hingga 30 kali lipat dengan optical zoom dan 60 kali lipat dengan hybrid zoom benar-benar menjadi pengalaman baru baginya.

“Kamera itu bisa mengambil tekstur kulit, bahan, hingga daun sehingga dapat dilihat secara jelas. Fitur ini sangat visual dan dapat memberikan nuansa gambar yang berbeda guna memacu kreativitas pengguna,” kata Jay.

Tingkatkan produktivitas selama pandemi

Peran penting smartphone dalam menunjang aktivitas multitasking dan berkarya juga turut dirasakan oleh sutradara Garin Nugroho. Pengalaman ini makin disadarinya saat pandemi Covid-19.

Garin mengatakan, pandemi Covid-19 telah merevolusi kehidupan manusia sehingga semua aktivitas dilakukan secara digital, termasuk cara seseorang berkomunikasi dan mendistribusikan informasi. Begitu juga, dalam menikmati hiburan, seperti film.

Menurutnya, saat ini aktivitas manusia dilakukan secara interkonektivitas dari berbagai perangkat, mulai dari smartphone, laptop, serta televisi.

“Ketika teknologi yang ada di tangan kita semakin canggih, persoalannya bukan lagi ketertinggalan teknologi. Namun, bagaimana cara memanfaatkan teknologi dalam berkarya,” ujar Garin pada Kompas.com, Senin (12/10/2021)

Berbicara mengenai penggunaan smartphone untuk kebutuhan pembuatan film, ia mengamini bahwa perangkat ini akan jadi benda yang diperhitungkan dalam membuat karya-karya profesional.

Baginya, membuat film di masa seperti ini berbeda dengan dahulu. Saat ini, terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan. 

Pertama, bagaimana menuturkan cerita dan menerjemahkannya saat direkam dengan smartphone. Pertimbangan kedua terkait medium yang digunakan penonton untuk menikmati film.

Membuat film untuk layar smartphone berbeda dengan membuat film untuk layar laptop ataupun bioskop. Seperti diketahui, saat ini masyarakat kerap menikmati hiburan lewat ponselnya. 

“Ketika saya membuat film dengan format layar vertikal, komposisi vertikal menjadi lebih penting dibandingkan komposisi horizontal. Ini akan memengaruhi termasuk dalam hal editing,” ujar Garin.

Kesan yang dirasakan Riri dan Jay turut diungkapkan Garin usai menggunakan Oppo Find X3 Pro 5G dalam proses produksi film pendek berjudul “Siklus”. Berkat Oppo, ia mampu melakukan pengambilan gambar secara efisien dan efektif.

Garin Nugroho saat syuting film Siklus menggunakan Oppo Find X3 Pro 5G. DOK. Oppo Indonesia Garin Nugroho saat syuting film Siklus menggunakan Oppo Find X3 Pro 5G.

Pengalamannya sebagai sutradara kawakan membuat ia telah mencicipi berbagai jenis kamera dengan teknologi yang serbaterbatas dalam proses pembuatan film, mulai dari kamera 8 milimeter (mm), 15 mm, hingga 35 mm.

“Sementara, Oppo telah menyediakan teknologi pengambilan gambar yang canggih hanya melalui Oppo Find X3 Pro 5G. Hal tersebut bisa dilakukan hanya dalam satu genggaman,” kata Garin

Melalui Oppo Find X3 Pro 5G, kata Garin, Oppo memberikan ruang kepada penggunanya untuk berkreasi. Misalnya, melalui kamera wide yang mampu mengambil gambar lebih lebar dan lebih detail.

Seluruh fitur Oppo Find X3 Pro 5G, katanya, dapat dieksplorasi dan disesuaikan dengan kebutuhan personal ataupun profesional penggunaanya.

Smartphone ini memiliki bobot ringan, adaptasi warna yang bagus, dan kualitas kamera yang tajam,” tutur Garin.

Semangat berkreasi juga diungkapkan oleh Garin. Baginya, momentum perkembangan teknologi seperti saat ini sayang kalau lewat begitu saja.

Saat ini, menurutnya, smartphone merupakan barang yang lekat dengan masyarakat. Sayangnya, belum tentu mereka menggunakannya untuk hal yang produktif.

Padahal, lebih dari sekadar alat komunikasi, smartphone dapat dimaksimalkan sebagai wadah untuk berkarya.

“Entah itu sebagai perpustakaan, penyimpanan data, ruang eksplorasi, dan perwujudan personal penggunanya,” katanya.

Sebagai informasi, Riri Riza, Jay Subiakto, dan Garin Nugroho merupakan CineFinders dari Oppo Find Series. Ketiganya telah merampungkan proyek pembuatan film pendek dengan mengandalkan kecanggihan spesifikasi dan fitur Oppo Find X3 Pro 5G.

Ketiga film pendek karya masing-masing sutradara tersebut, yakni You and Me in Low Angle, Dedari, dan Siklus, dapat Anda saksikan di saluran Youtube Oppo Indonesia. Siklus mulai tayang pada 27 Oktober 2021, Dedari pada 29 Oktober 2021, dan You and Me in Low Angle pada 31 Oktober 2021.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau