KOMPAS.com – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar diskusi kelompok terpimpin dengan tema “Optimalisasi Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Melalui Media Sosial”, Selasa (19/10/2021).
Diskusi tersebut membahas penggunaan media sosial sebagai sarana sosialisasi dan pembinaan Pancasila.
Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Ir Prakoso mengatakan, media sosial merupakan sarana komunikasi yang efektif dan menarik, terutama bagi generasi milenial.
Ia juga memaparkan pentingnya pemahaman generasi muda Indonesia terhadap konstitusi dan Pancasila sebagai dasar negara, baik bagi mereka yang tinggal di dalam maupun luar negeri.
“Seluruh masyarakat yang berkewarganegaraan Indonesia sudah terikat oleh konstitusi, baik undang-undang maupun Pancasila. Maka dari itu, WNI yang berada di dalam maupun luar negeri harus taat dengan undang-undang dan Pancasila,” ujarnya dalam kata sambutan menurut keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (20/10/2021).
Ia berharap, kesimpulan yang dihasilkan dari diskusi dapat terlaksana dan tidak menjadi sekadar wacana.
Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP M Akbar Hadiprabowo mengatakan juga mengamini bahwa media sosial dapat menjadi sarana yang efektif untuk sosialisasi nilai-nilai Pancasila.
Menurutnya, saat ini jumlah pengguna media sosial di Indonesia saja sudah mencapai 129 juta orang. Media sosial juga menjadi sumber informasi yang umum bagi generasi milenial.
BPIP saat ini juga telah memiliki sejumlah akun media sosial, yakni akun utama lembaga dan beberapa akun yang dikelola unit kerja. Sosialisasi Pancasila telah dijalankan melalui akun-akun tersebut.
Sosialisasi, kata Akbar, dilakukan melalui beragam kegiatan menarik yang melibatkan anak muda melalui akun-akun tersebut.
“Direktorat Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan sendiri telah melaksanakan sosialisasi melalui media sosial dan tentunya hal ini harus lebih dioptimalkan, agar menjangkau khalayak yang lebih luas”, paparnya.
Komunikasi dua arah dan menghindari blunder
Meski media sosial merupakan sarana yang efektif, komunikasi yang terjadi di dalamnya perlu dikelola dengan baik. Hal ini disampaikan oleh Direktur Politeknik Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA-LAN) Prof Dr Nurliah Nurdin.
Ia berharap BPIP melakukan komunikasi dan sosialisasi melalui media sosial secara hati-hati untuk menghindari blunder.
“Program yang ditawarkan oleh BPIP sangat bagus, tetapi terkadang ada beberapa pesan yang yang kontra dengan masyarakat”, terangnya.
Ketika terjadi hal tersebut, menurutnya, pertanyaan dan pernyataan dari masyarakat yang disampaikan melalui media sosial perlu direspons oleh BPIP. Komunikasi dua arah harus dilakukan supaya warganet tidak merasa diabaikan.
“Merespons dan menampung pendapat dari masyarakat membuat BPIP memiliki citra baik dan menjalankan tugas serta fungsinya sesuai yang diinginkan masyarakat,” katanya.