KOMPAS.com – Ketika seseorang mengalami serangan jantung, banyak orang berpikir untuk segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Padahal, tidak semua rumah sakit memiliki tenaga medis serta fasilitas yang memadai untuk menangani penyakit jantung.
Hal tersebut disampaikan oleh Dokter Konsultan Senior Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Dr A Sunarya Soerianata SpJP(K), FIHA. Menurutnya, membawa pasien dengan serangan jantung ke rumah sakit yang tidak memiliki dokter spesialis jantung dan pembuluh darah akan sangat berbahaya.
“Apalagi, jika rumah sakit itu tidak memiliki peralatan yang memadai, baik untuk diagnostik maupun melakukan tindakan penyelamatan,” ujar dr Sunarya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (21/10/2021).
Ia menjelaskan, selain perlu peralatan yang lengkap, rumah sakit juga harus dilengkapi dengan tenaga medis, baik dokter maupun perawat yang sudah terlatih dengan baik, termasuk bagian Unit Gawat Darurat (UGD) untuk dapat dikategorikan sebagai pusat perawatan jantung.
Adapun UGD menjadi penting dalam penanganan kasus serangan jantung karena unit itulah yang pertama kali menangani pasien dalam keadaan darurat. Maka dari itu, dibutuhkan tim emergency yang cekatan dan terlatih sebagai garda terdepan dalam menangani kasus darurat.
Dokter Spesialis Emergency Mandaya Royal Hospital Puri Dr Andy Wijaya, Sp EM mengungkapkan, pada kasus gangguan kesehatan akut yang berhubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah dibutuhkan peran dari tim emergency.
“Bagian emergency itu sangat krusial karena sering dihadapkan pada persoalan live and dead. Oleh karenanya, (di UGD) harus ditempatkan dokter-dokter yang sangat berpengalaman menangani kasus darurat,” ujarnya.
Salah satu rumah sakit yang memiliki seluruh kriteria tersebut adalah Mandaya Royal Hospital Puri (MRHP). Rumah sakit ini memiliki fasilitas dan tim pelayanan jantung serta pembuluh darah yang lengkap. Maka dari itu, rumah sakit ini dapat menjadi rujukan pasien dengan kasus jantung dan pembuluh darah.
CEO Mandaya Royal Hospital Puri dr Essy Osman menjelaskan bahwa pihaknya mampu menangani intervensi jantung dan pembuluh darah.
Pemasangan stent untuk penyakit jantung koroner yang kompleks, menangani intervensi struktur jantung yang mencakup berbagai penyakit jantung nonkoroner, seperti penyakit katup jantung hingga kebocoran paravalvular, dapat dilakukan di rumah sakit tersebut.
“Tim kami mampu melakukan intervensi pembuluh darah perifer yang merupakan prosedur rawat jalan. Invasif minimal yang digunakan untuk mengobati penyakit arteri perifer yang menyebabkan penumpukan plak (ateroskleroosi) di arteri yang mengarah ke usus, kepala, lengan dan paling sering kaki,” ujar dr Essy.
Selain itu, lanjutnya, MRHP juga melayani perbaikan aorta endovaskular yang merupakan prosedur untuk menangani aneurisma di bagian atas aorta yang jika pecah bisa mematikan. MRHP pun dapat menangani gangguan irama jantung dengan layanan elektrofisiologi serta menangani penyakit jantung anak dan bawaan yang kompleks.
Sebagai informasi, rumah sakit tersebut dilengkapi dengan peralatan tekonologi canggih dan terbaru sehingga memungkinan untuk memberikan pelayanan pencitraan (imaging) kardiovaskular tingkat lanjut, pencitraan jantung anak dan penyakit bawaan, serta elektrokardiografi yang komprehensif.
Tak hanya itu, MRHP juga memiliki Mandaya Heart and Vascular Center yang melayani perawatan jangka panjang. Unit ini dapat membantu pasien melakukan pencegahan penyakit kardiovaskular dan manajemen faktor risiko yang komprehensif serta rehabilitasi jantung.
Dokter Sunarya mengungkapkan bahwa MRHP telah mengadopsi teknologi mutakhir yang didukung oleh perusahaan raksasa di bidang medis.
“Teknologi mutakhir itu juga memungkinkan diimplementasikan teknologi IT dengan artificial intelligence yang membuat rumah sakit ini bisa sejajar dengan rumah sakit kelas dunia,” kata dr Sunarya.
Sementara, President Director Mandaya Hospital Group dr Ben Widjaja mengatakan bahwa saat ini, pihaknya berkolaborasi dengan Cleveland Clinic dari Amerika Serikat dan RS Royal Brompton dari Inggris dalam bidang medis.
“Cleveland Clinic merupakan rumah sakit dengan ranking kedua terbaik di dunia versi Newsweek. Khusus untuk bidang jantung dan pembuluh darah, Cleveland Clinic menduduki ranking satu dunia. Sementara, Royal Brompton merupakah rumah sakit jantung terbaik di Inggris,” ujar dr Ben.
Dengan kolaborasi tersebut, para tenaga medis dapat bertukar ilmu pengetahuan serta teknologi dalam menangani pasien yang kompleks dan sulit. Bahkan tak menutup kemungkinan jika pasien Mandaya dengan kasus tertentu ditangani bersama oleh dokter di kedua rumah sakit tersebut.
Untuk diketahui, Mandaya Royal Hospital Puri menerapkan konsep perawatan berpusat pada pasien bukan pada penyakit atau patient-centered care.
“Pasien diperhatikan secara utuh sebagai manusia, baik penyakit yang dialaminya, pengaruh penyakitnya kepada organ-organ yang lain, kondisi kesehatan mentalnya, maupun kondisi keuangannya,” ujar CEO Mandaya Hospital Group Anastina Tahjoo.
Dengan demikian, tim medis MRHP dan keluarga pasien dapat membuat rencana pengobatan secara bersama-sama.
Untuk informasi selengkapnya mengenai Mandaya Royal Hospital Puri, dapat klik tautan berikut ini.