Advertorial

Agar Terhindar dari Penipuan, Teliti Dahulu Sebelum Membagikan Data Pribadi di Internet

Kompas.com - 25/10/2021, 15:01 WIB

KOMPAS.com – Perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan, mulai dari pekerjaan, pendidikan, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, hingga hobi. Selain itu, dunia digital juga memungkinkan segala informasi dapat tersebar dengan cepat dan luas.

Meski demikian, ternyata banyak pengguna internet hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik. Akibatnya, banyak masyarakat terpapar oleh informasi tidak benar atau hoaks.

Hal tersebut mendapat perhatian khusus dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Oleh karena itu, Kemenkominfo menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema "Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring", Rabu (6/10/2021).

Adapun webinar tersebut mengundang sejumlah narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, di antaranya adalah Project Manager PT WestmooreTech Indonesia Panji Gentura, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Anang Masduki, wartawan senior Teguh Setiawan, dan Founder and CEO Jogjania.com Jota Eko Hapsoro.

Masing-masing narasumber membahas berbagai tema yang meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.

Terkait data privasi di internet, salah satu narasumber, Panji, mengatakan bahwa data pribadi harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Pasalnya, data ini rentan disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab di ranah digital.

"Semua aktivitas digital seseorang menjadi bumbu dapur raksasa teknologi, baik bagi Google, Facebook, maupun Amazon. Semua aktivitas pengguna internet sudah terpantau,” kata Panji dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (13/10/2021).

Oleh karena itu, lanjutnya, pengguna internet harus waspada. Sebab, potensi pencurian data selalu ada.

Data pribadi yang didapatkan oleh oknum tak bertanggung jawab pun bisa digunakan untuk beragam tindak kejahatan. Salah satunya, digunakan untuk pinjaman online tanpa sepengetahuan pemilik data.

Ronald mengamini pendapat Panji. Menurutnya, pengguna internet harus berhati-hati dalam menggugah data pribadi.

"Hati-hati ketika share data pribadi dan jangan sembarangan membagikan data orang lain. Kalau install aplikasi juga harus kritis dan logis. Gunakan internet dan media sosial secara bijak," katanya.

Selain penyalahgunaan data pribadi, saat ini banyak juga kasus penipuan dalam aktivitas jual beli online. Salah satu narasumber, Jota, mengingatkan pengguna digital untuk berhati-hati terhadap modus penipuan ini.

Agar aman berbelanja daring, Jota menyarankan konsumen untuk mengecek cek dengan teliti kredibilitas akun sebelum bertransaksi, baik akun penjual maupun pembeli.

“Sebaiknya, gunakan rekening bersama atau marketplace untuk mengurangi risiko tindak kejahatan. Bacalah dengan baik tata cara pembelian, pemesanan, atau pengembalian barang. Baca juga dengan teliti detail produk dan promosi penjualan," jelasnya.

Dalam webinar tersebut, para partisipan yang hadir dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Sidqia Lubis tak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertanya.

“Bagaimana mengajarkan kecakapan digital kepada warganet yang masih awam dengan dunia digital?” tanya Sidqia.

Panji mengatakan, literasi digital masyarakat Indonesia memang terbilang rendah. Apalagi, platform webinar yang membagikan informasi terkait literasi digital tidak banyak.

“(Oleh karena itu), hadiri dan ajak teman-teman untuk mengikuti kegiatan literasi seperti webinar ini. Dengan menjadi peserta, teman-teman bisa mendapatkan ilmu dari berbagai sumber," jawab Panji.

Sebagai informasi, webinar tersebut terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital.

Untuk mengetahui informasi mengenai topik webinar selanjutnya, ikuti akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com