KOMPAS.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar bertajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”, Senin (4/10/2021).
Kemennkominfo menghadirkan sejumlah narasumber dalam webinar tersebut, seperti anggota Indonesian Association for Public Administration (IAPA) Pradhikna Yunik Nurhayati, dosen dan konsultan sumber daya manusia (SDM) Dr Arfian, digital designer dan fotografer Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, serta founder Mediccation.id dan Puteri Indonesia DKI Jakarta 1 2020 Stephanie Cecillia.
Dalam pemaparannya, Dr Arfian menyampaikan bahwa pengguna media digital memiliki kecenderungan untuk berbagi semua hal di media sosial.
Oleh karena itu, aa pun menyarankan agar memposting konten yang baik, saling menghormati dan menghargai keberadaan netizen lain, serta menyadari bahwa semua orang punya hak di media sosial.
“Kita juga harus selalu menjaga privasi dengan tidak dengan mudah memberikan informasi data diri di media sosial,” ujar Arfian dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (13/10/2021).
Menurutnya, untuk menjaga keamanan akun, penting untuk membuat kata kunci yang cukup sulit ditebak dan mengubahnya secara berkala.
Sementara untuk menghindari hoaks, lanjut Arfian, masyarakat jangan mudah percaya dengan berita yang diterima sebelum melakukan verifikasi.
“Sebelum mengakses internet dan gadget, kita harus tahu kebutuhannya, selalu bertanggung jawab, dan sadar akan risikonya. Sesuaikan penggunaan media sosial dengan kebutuhan atau minat supaya tidak menjadi candu. Batasi penggunaan media sosial,” imbuhnya.
Dalam sesi key opinion leader, Stephanie menyampaikan bahwa digitalisasi membawa dampak positif baginya. Salah satunya, ia mendapatkan sertifikat online karena banyak platform media sosial yang bisa digunakan dan bisa bersosialisasi dengan banyak orang.
Menurutnya,penggunaan internet yang bijak akan berdampak positif. Sebaliknya, penggunaannya tidak dibatasi dan abai dengan lingkungan sekitar, internet bisa berdampak negatif.
“Kalau (menggunakan internet secara) bijak, maka kita bisa (memanfaatkan internet untuk) membuat suatu karya dan mengasah skill. Sebagai pengguna media digital, jangan gampang menyebarkan informasi. Sebab, itu bisa mengubah persepsi dan pola perilaku orang lain,” ujar Stephanie.
Ia pun mengingatkan untuk mengecek terlebih dahulu informasi yang didapatkan. Jangan sampai menyebar hoaks. Selalu terapkan critical mindset saat mendapat informasi, terutama dari internet.
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk bertanya dan memberikan tanggapan. Salah satu peserta bernama Sri Asih.
“Apakah bijak untuk forward SMS penipuan kepada grup teman-teman supaya waspada?” tanya Sri.
Menurut Ismita, hal tersebut boleh dilakukan jika tujuannya untuk mengedukasi. Namun,jika tujuannya untuk mengerjai (prank), sebaiknya jangan dilakukan.
“Kita harus menciptakan kesempatan bagi sendiri untuk mengedukasi orang lain,” ujarnya.
Sebagai informasi, webinar tersebut merupakan rangkaian kegiatan literasi digital yang terbuka bagi semua orang yang ingin memahami dunia literasi digital.
Penyelenggara membuka peluang kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada agenda webinar selanjutnya.
Bagi yang ingin bergabung dan mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital dapat mengikuti akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi