Advertorial

Pemkot Surabaya Sabet Dua Penghargaan Lingkungan Tingkat Nasional dan ASEAN dalam Sepekan

Kompas.com - 26/10/2021, 13:12 WIB

KOMPAS.com – Keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam membangun dan mengembangkan lingkungan sudah diakui di kancah nasional dan internasional.

Hal tersebut dibuktikan dengan capaian dua penghargaan yang diraih Pemkot Surabaya dalam sepekan.

Di kancah nasional, Pemkot Surabaya meraih penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Penyerahan penghargaan itu digelar secara virtual dan diterima oleh Wali Kota (Walkot) Surabaya Eri Cahyadi dari Balai Kota Surabaya, Selasa (19/10/2021).

Pada acara tersebut, terdapat 10 kampung di Kota Surabaya yang memperoleh penghargaan berupa trofi Proklim Utama dan sertifikat Proklim Utama.

“Meskipun kami (Surabaya) merupakan kota besar dengan banyak kendaraan, tetapi di kampung-kampung bisa menyabet 10 penghargaan. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Surabaya iklimnya masih nyaman dan bisa dibilang masih sehat, serta emisi udaranya tidak jelek,” kata Eri dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (26/10/2021).

Ia melanjutkan, perolehan 10 penghargaan Proklim tersebut merupakan bagian dari kerja keras warga Surabaya.

Pasalnya, setiap kampung di Surabaya memiliki sosok yang menggerakkan berbagai kegiatan agar udara Surabaya tetap terjaga kebersihannya. Kegiatan ini di antaranya adalah penanaman pohon, pengolahan sampah, dan menjaga kelestarian kampung.

“Hal tersebut sebenarnya dampak dari adanya Surabaya Smart City dulu. Dengan begitu, program yang sudah ada ini akan terus dilakukan oleh teman-teman, baik dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) maupun ketuanya di Dinas Lingkungan Hidup,” papar Eri.

Program tersebut, tambahnya, diharapkan dapat membangkitkan motivasi masyarakat untuk terus menjaga kampung dan iklim di wilayahnya masing-masing.

Sementara itu, penghargaan internasional yang diraih Kota Surabaya adalah “Kota Besar dengan Udara Terbersih se-Asia Tenggara atau ASEAN” dalam ajang The 5 ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award and the 4 Certificate of Recognition di Jakarta, Kamis (21/10/2021). Penghargaan ini juga diterima langsung oleh Eri.

“Penghargaan ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah bagi Kota Surabaya,” kata Eri.

Eri menjelaskan bahwa terdapat beberapa kategori dalam penghargaan ESC, baik untuk kota besar maupun kota kecil.

Kota Surabaya dinobatkan menjadi kota besar dengan udara terbersih di seluruh ASEAN.Dok. Pemkot Surabaya Kota Surabaya dinobatkan menjadi kota besar dengan udara terbersih di seluruh ASEAN.

Kategori tersebut di antaranya adalah clean air, clean land, dan clean water. Adapun Kota Surabaya mendapatkan penghargaan dalam kategori clean air atau kota besar dengan udara terbersih di seluruh ASEAN.

“Jadi, Kota Surabaya dinilai mampu mengatasi emisi dan polusi. Itulah yang kami lakukan di Surabaya sehingga bisa mendapatkan penghargaan tersebut. Baru pada 2021 kami berhasil mendapatkan penghargaan kategori ini,” papar Eri.

Ia juga mengatakan, Pemkot Surabaya tengah mengembangkan berbagai inovasi untuk meningkatkan kualitas lingkungan di Kota Surabaya.

Inovasi itu dimulai dari penanaman pohon yang intensif dan merata, serta mengembangkan urban farming di taman hutan raya dan kampung-kampung di Surabaya.

“Di bagian pesisir timur dan utara kota, sudah ditanami berbagai jenis pohon bakau dengan tetap memperhatikan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Hal ini dilakukan untuk melestarikan struktur geologi pesisir serta melindungi satwa liar, termasuk burung migran,” tutur Eri.

Untuk diketahui, persentase ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Surabaya mencapai 21,99 persen. Angka ini melampaui persyaratan minimal 20 persen dengan luasan lahan sebesar 7356,96 hektare pada 2020.

Adapun RTH tersebut dapat menyerap total karbondioksida (CO2) sebesar 642.794,59 ton per tahun.

“Berdasarkan inovasi tersebut, Indeks Kualitas Udara (IKU) Kota Surabaya mencapai 90,31. Ini artinya, (Surabaya) melebihi capaian IKU nasional. Kami memastikan kualitas udara Kota Surabaya akan terus mengalami peningkatan setiap tahun,” kata Eri.

Selain IKU yang menunjukkan peningkatan, lanjutnya, Kota Surabaya juga mampu meningkatkan kualitas lingkungan melalui gerakan partisipasi masyarakat hijau atau reduce, reuse, recycle (3R) dan program Waste to Energy dengan menggunakan metode gasifikasi.

“Surabaya juga telah mengembangkan konsep green transportation dan green buildings. Kami juga sudah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya di 74 titik persimpangan. Berbagai inovasi ini akan terus kami kembangkan. Tujuan utamanya adalah memberikan yang terbaik bagi warga Surabaya, bukan penghargaan,” papar Eri.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, penghargaan ESC diberikan kepada kota-kota yang telah memenuhi kriteria lingkungan tertentu.

Tidak hanya bersih dan hijau, kota terpilih juga berhasil menunjukkan perubahan signifikan dalam upaya mengelola limbah domestiknya serta mempromosikan ekonomi sirkular melalui pengelolaan sampahnya.

“Selamat kepada 23 kota yang telah terpilih menerima penghargaan dan sertifikat pengakuan untuk udara bersih, air bersih, dan tanah bersih. Di Indonesia, sudah ada program serupa dengan ESC, yaitu penghargaan Adipura,” kata Nurbaya.

Ia juga menjelaskan, tiga kota di Indonesia Indonesia yang berhasil menerima penghargaan di tingkat ASEAN merupakan penerima penghargaan Adipura. Kota Surabaya sendiri selalu langganan menjadi penerima penghargaan Adipura.

Menurut Nurbaya, ESC Award yang digagas oleh ASEAN bisa menjadi pendekatan paling efektif untuk mendorong kota-kota lain agar lebih memobilisasi sumber daya dalam membangun kota bersih dan hijau.

Oleh karena itu, ia berharap, penghargaan tersebut juga bisa memotivasi banyak pihak di seluruh dunia untuk lebih aware terhadap lingkungannya.

“Saya percaya penghargaan serta pengakuan untuk kota-kota yang berhasil mempertahankan tanah, air, dan udara yang bersih ini memiliki dampak mendalam pada penerimaannya,” ujar Nurbaya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi menyampaikan bahwa ASEAN bangga mengakui kota-kota yang mendapat penghargaan ESC Award dan Certificate of Recognition 2021.

“Kota-kota yang menerima penghargaan telah memprioritaskan pengarusutamaan kebijakan dan program pembangunan yang ramah lingkungan. Jadi, kami sangat bangga mengakui kota-kota ini,” tutur Lim.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com