Advertorial

Menteri Nadiem Makarim Puji Program MBKM USU yang Libatkan Mitra Lokal

Kompas.com - 27/10/2021, 11:23 WIB

KOMPAS.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim memuji program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang melibatkan mitra lokal di Universitas Sumatera Utara (USU).

Hal tersebut ia utarakan saat berdialog dengan mahasiswa dan dosen di Auditorium USU, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (26/10/2021).

Acara tersebut juga dihadiri oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sofyan Tan dan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Nizam.

Nadiem juga memberikan apresiasi terhadap langkah strategis yang dilakukan oleh para rektor untuk mempercepat program MBKM di kampus yang dipimpinnya.

Menanggapi apresiasi yang diberikan oleh Nadiem, Rektor USU Dr Muryanto Amin mengatakan, sejak ia menjabat, USU telah menjalankan program MBKM dengan semaksimal mungkin.

Belum genap setahun kepemimpinannya, Muryanto menjelaskan, USU telah menggandeng lima mitra lokal dalam penerapan program MBKM.

“Lima mitra tersebut di antaranya adalah PT POS, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), Bank Sumatera Utara (Sumut), dan Pegadaian. Sudah ada puluhan mahasiswa yang saat ini sedang proses magang bersertifikat,” paparnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (26/10/2021).

Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan dekonstruksi kurikulum, menyederhanakan proses administrasi, dan tata kelola kelembagaan agar lebih efisien serta adaptif dalam merespons kebutuhan sesuai perkembangan zaman.

Nadiem kembali mengatakan bahwa pihaknya berharap agar program MBKM dapat lebih ditingkatkan pada 2022.

Pasalnya, sudah ada 50.000 mahasiswa se-Indonesia yang mengikuti program MBKM saat ini. Untuk itu, targetnya ditingkatkan menjadi 150.000 mahasiswa pada 2022.

“(Saya berharap) naik tiga kali lipat. Rektor-rektor harus mengejar dan mempersiapkan ini. Karenanya, mitra MBKM yang dibangun jangan hanya dari mitra kementerian saja, tetapi juga mitra lokal. Oleh karena itu, saya senang USU sudah menerapkannya,” kata Nadiem.

Menteri Nadiem saat menjelaskan mengenai program-program yang akan datang di 2022.Dok. USU Menteri Nadiem saat menjelaskan mengenai program-program yang akan datang di 2022.

Tiga ronde pelaksanaan

Nadiem menjelaskan, program MBKM memiliki tiga ronde pelaksanaan. Pertama, ronde permasalahan, seperti kurikulum, administrasi, penolakan, dan kebingungan.

Kedua, ronde penerimaan. Pada tahap ini, peserta diwajibkan untuk mulai beradaptasi, kerelaan mengikuti program, hingga muncul berbagai kemudahan.

“Lalu, tahap terakhir adalah program MBKM yang sepenuhnya berjalan,” kata Nadiem.

Peningkatan program

Tidak hanya program MBKM, Nadiem juga kembali mengingatkan agar universitas tidak berpuas diri atas pencapaiannya. Pasalnya, akan ada peningkatan program pada 2022.

“Pertama, peningkatan program MBKM. Kedua, peningkatan program Matching Fund. Program ini merupakan dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk menciptakan kolaborasi dan sinergi strategis antara lembaga perguruan tinggi dengan pihak Industri,” paparnya.

Program Matching Fund, lanjutnya, dapat mendorong riset terapan di perguruan tinggi.

Dengan begitu, perusahaan swasta dan nirlaba dapat memberikan bantuan pendanaan riset bersama anggaran kementerian dengan besaran yang sama.

“Misalnya saja, mereka (pihak swasta dan nirlaba) memberikan Rp 1 miliar. Maka, pemerintah akan kasih lagi Rp 1 miliar. Hal ini luar biasa sehingga kampus harus kejar itu. Hebatnya lagi, program ini bisa dikolaborasikan dengan program MBKM. Jadi, menyatu semua programnya,” tutur Nadiem.

Sementara itu, program ketiga yang perlu disiapkan perguruan tinggi adalah program Competitive Fund. Program ini akan berfokus pada eco green, blue energy, dan climate change pada 2022. Nadiem mengatakan, tiga program ini harus bisa dijalankan oleh perguruan tinggi.

Tidak hanya itu, Nadiem juga menegaskan bahwa pihaknya akan memerangi tiga dosa yang dilakukan universitas.

“Apa itu tiga dosa universitas? Pertama, kekerasan seksual. Kedua, perundungan. Terakhir, intoleransi. Tiga dosa ini akan kita perangi dimulai dari kekerasan seksual,” ujarnya.

Untuk diketahui, dialog dengan Nadiem itu ditutup dengan pemberian cinderamata patung rusa yang menjadi ikon Kampus USU. Penyerahan cinderamata dilakukan langsung oleh Muryanto kepada Nadiem.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com