Advertorial

Bangga, 2 Dosen USU Masuk Daftar Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia

Kompas.com - 30/10/2021, 14:09 WIB

KOMPAS.com – Salah satu Dosen Universitas Sumatera Utara (USU) Himsar Ambarita berharap penghargaan yang ia raih sebagai “Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia” dapat memberikan pengaruh signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), khususnya di Indonesia.

“Semoga juga dapat mendorong banyak dosen di instansi untuk masuk dalam daftar 2 persen 'Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia',” imbuhnya seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (30/10/2021).

Dengan penghargaan tersebut, Himsar mengaku sangat bersyukur dan termotivasi untuk melakukan lebih banyak kerja riset yang bermanfaat.

Utamanya, riset berbasis teknologi yang memiliki kontribusi dalam memudahkan manusia untuk menjalani fungsi sosial dan ekonomi.

Selain Himsar, dosen USU lain bernama Mahyuddin juga berhasil masuk dalam daftar 2 persen “Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia”.

Dilansir update database Elsevier BV dan Stanford University per Rabu (20/10/2021), terdapat total 58 ilmuwan berafiliasi Indonesia yang masuk daftar dalam kategori single year.

Untuk diketahui, Himsar Ambarita merupakan salah seorang Guru Besar USU dari Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik menduduki posisi ke-44 dalam daftar tersebut.

Sementara itu, Mahyuddin sekaligus pendamping Himsar juga merupakan Guru Besar USU dari Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (Fasilkom-TI), yang berada di posisi ke-58.

Pada kesempatan yang sama, Rektor USU Muryanto Amin mengaku bangga terhadap capaian Himsar Ambarita dan Mahyuddin.

Menurutnya, penghargaan yang diboyong kedua dosen USU tersebut akan mampu membuka pintu lebih lebar bagi instansinya untuk mencapai tujuan sebagai perguruan tinggi berstandar internasional.

“Saya mengucapkan selamat kepada Dosen Himsar dan Dosen Mahyuddin. Saya juga berterima kasih atas seluruh dedikasi dan kontribusi yang diberikan terhadap kemajuan iptek sekaligus mendorong kemajuan USU ke kancah internasional,” ujar Muryanto.

Ia berharap, prestasi itu dapat lebih ditingkatkan dan diikuti oleh dosen-dosen USU lainnya. Dengan demikian, akan lebih banyak dampak positif yang bisa diberikan untuk peningkatan reputasi USU di kancah internasional. 

Berbagai riset dari Dosen Himsar

Perlu diketahui, Himsar Ambarita telah banyak melakukan kegiatan riset, salah satu berjudul “Rancang Bangun Mesin Pengering Surya Kontinu Sistem Integrasi Photovoltaic-Thermal (PV-T) dan Thermal Storage”.

Riset tersebut dianggap Elsevier-Stanford University memiliki kualitas yang berdampak sangat baik. Sebab, pengering matahari ini bisa beroperasi di malam hari sehingga membuat waktu pengeringan yang dibutuhkan menjadi lebih pendek.

Selain mesin pengering surya, Himsar juga melakukan beberapa riset, di antaranya Perbaikan Mutu Kakao Indonesia melalui Metode Pengeringan (2013-2014) dan Karakteristik Adsorben campuran Alumina Aktif dan Karbon Aktif sebagai Generator Mesin Pendingin Energi Surya (2014-2015).

Kemudian riset tentang Modifikasi dan pengujian mesin diesel berbahan dual fuel atau bakar ganda diesel-biogas (2016), Rancang Bangun Alat Desalinasi Air Laut Energi Surya Hibrida Sistem Vakum Alami Bertingkat (2016-2017), Rancang bangun pemanas air tenaga surya sistem pipa panas menggunakan Fluida Sekunder (2017).

Ada pula riset mengenai Mesin Pengering kompak yang memanfaatkan panas buang kondensor sistem pengkondisian udara (2017) dan Pengembangan, Analysis dan Optimasi Kolektor Surya Plat Datar Hybrid (2018).

Publikasi Himsar di Scopus atau layanan indeksasi dan penyedia database jurnal terbesar saat ini per Sabtu (23/10/2021) sebanyak 134 buah dengan indeks-h 14.

Untuk diketahui, Indeks-h merupakan indeks yang mencoba untuk mengukur baik produktivitas maupun dampak dari karya yang diterbitkan seorang ilmuwan atau sarjana.

Tak hanya itu, di masa pandemi Covid-19, Himsar juga menghasilkan karya lain dengan menciptakan beberapa alat, di antaranya bilik sterilizer dan nano healing yang sudah mencantumkan hak cipta dan hak paten.

Sebelumnya, pria kelahiran 10 Juni 1972 itu telah menyelesaikan strata satu (S1) di USU Medan, magister (S2) di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan doktor strata (S3) di Muroran Institute of Technology, Jepang.

Himsar juga telah menerbitkan dua buku berjudul “Perpindahan Panas dan Massa (Penyelesaian Analitik dan Numerik)” dan “Termodinamika Teknik Fundamental dan Aplikasi” pada 2017.

Sampai saat ini ia masih terus menulis dan aktif sebagai pembicara dalam berbagai forum nasional maupun internasional.

Dengan segudang karyanya, Himsar telah mendapatkan beberapa penghargaan selama lima tahun terakhir.

Adapun penghargaan tersebut yaitu Best Published Paper 2006 dari Japan Solar Energy Society di tahun 2007, Penghargaan Inovasi Bidang Otomotif Sumatera Utara dari Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sumut pada 2013, The Most Efficient Urban Concept Alternative Gasoline Car in Asia 2014 (Advisor) dari Shell Asia pada 2014.

Kemudian Pembimbing Tim Horas sebagai wakil Sumatera Utara (Sumut) pada ajang perlombaan mobil Hemat Energi tingkat Asia dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut di tahun 2014.

Tak hanya itu, nama Himsar juga masuk dalam tim perumusan berbagai kebijakan publik dan rekayasa sosial, di antaranya Tim Ahli Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi GRK Pemprov Sumut (2012) dan Development on Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) on Small scale Renewable Energy in Indonesia (2013).

Kemudian ia juga menjabat sebagai tim Penyusunan RJP USU 2014-2039, Renstra 2014-2019 dan Renstra 2020-2024. Saat ini, Himsar diamanatkan sebagai Ketua Tim World Class University (WCU) USU.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com