Advertorial

Wanita-wanita Inspiratif Ini Dinobatkan sebagai Women of The Year 2021, Siapa Saja?

Kompas.com - 04/11/2021, 17:25 WIB

KOMPAS.com – Majalah Her World Indonesia menggelar malam penghargaan Women of The Year (WOTY) ke-15, Sabtu (30/10/2021).

Untuk kali pertama, penganugerahan itu dapat disaksikan oleh masyarakat luas secara online melalui akun Youtube Her World Indonesia.

Penghargaan WOTY merupakan bentuk apresiasi kepada wanita inspiratif Indonesia yang telah mewujudkan cita-citanya. Mereka juga dinilai memiliki konsistensi kuat dalam karier dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Pada WOTY 2021, para kurator dari majalah Her World Indonesia berhasil memilih sosok-sosok wanita dengan latar belakang berbeda yang tidak berhenti berkarya selama pandemi Covid-19.

Editor in Chief Her World Indonesia Shantica Warman mengatakan, wanita-wanita tersebut telah membuktikan bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati kerja keras.

“Determinasi dan kegigihan mereka untuk mencapai tujuan mulia patut menjadi inspirasi bagi kita,” ujar Shantica dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/11/2021).

Keberhasilan malam penganugerahan WOTY 2021 tak lepas dari sejumlah pihak yang menjadi pendukung utama, yakni UOB Indonesia dan Sulwhasoo Indonesia.

Cards and Payment Head UOB Indonesia Dewi Tuegeh mengatakan, penyelenggaraan kali ini merupakan tahun kelima bagi UOB Indonesia menjadi mitra dalam ajang bergengsi tersebut. Pihaknya akan terus mendukung acara serupa ke depan.

Menurut Dewi, sosok Women of The Year mencerminkan karakter UOB Lady’s Card yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup wanita mandiri.

“Kami berharap para Women of the Year terpilih bisa terus menginspirasi lebih banyak wanita di seluruh Indonesia,” ujar Dewi.

Senada dengan Dewi, Senior Brand General Manager Sulwhasoo Indonesia Lilies Wahjuningsih mengatakan bahwa pihaknya merasa senang karena selama 8 tahun telah menjadi bagian dalam penghargaan WOTY Indonesia.

Shantica kembali menjelaskan, sosok-sosok yang masuk dalam daftar penerima penghargaan WOTY 2021 tidak membiarkan pandemi Covid-19 membatasi ruang gerak mereka dalam berkarya dan bersuara.

Berikut profil singkat mereka.

  1. Nanda Mei Sholihah

Nanda merupakan atlet paralimpik cabang olahraga (cabor) atletik. Dia telah meraih lebih dari 20 medali emas, baik dari pertandingan skala nasional maupun internasional.

Nanda mengakui, pandemi Covid-19 membuat waktu berlatih berkurang karena penutupan sejumlah fasilitas olahraga. Padahal, seorang pelari membutuhkan lintasan olahraga untuk berlatih. Setelah situasi membaik, kini dia sudah bisa kembali ke lapangan.

  1. Suci Apriani

Sebagai Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kediri, Lombok Barat, Suci berperan untuk menolong anak-anak keluar dari praktik perkawinan usia dini yang telah mengakar di daerah tersebut.

Dalam menjalankan tugas, dia kerap menerima berbagai ancaman. Namun, hal tersebut tak menggetarkan semangat Suci.

  1. Nadhira Afif

Nama wanita yang berprofesi sebagai dokter dan penulis itu menggema di penjuru Tanah Air ketika ia mendapat kesempatan untuk menjadi commencement student speaker di wisuda daring Harvard University pada 2020.

Ketika menempuh studi pascasarjana di Harvard, Nadhira memfokuskan diri untuk memahami lebih dalam tentang nutrisi. Bersama dengan rekan-rekan mahasiswanya, ia kemudian bertolak ke Tanzania, Afrika Timur, untuk membantu penanganan masalah gizi buruk di kalangan remaja usia sekolah.

  1. Maudy Ayunda

Terlepas dari talenta serta kreativitas dalam bidang seni peran dan tarik suara, kecintaan Maudy terhadap dunia pendidikan mendorongnya menempuh studi Philosophy, Politics and Economics di University of Oxford.

Belum lama ini, Maudy membuat Indonesia bangga saat ia mengunggah momen wisuda di akun Instagramnya. Kala itu, Maudy berhasil mendapatkan dua gelar sekaligus, yakni Master of Business Administration dan Master of Arts in Education.

Maudy Ayunda. Dok. Her World Indonesia Maudy Ayunda.

  1. Tiza Mafira

Tiza dikenal sebagai aktivis lingkungan yang menyuarakan pembatasan penggunaan plastik di lebih dari 50 kota di Indonesia.

Dengan latar belakang ilmu hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Harvard Law School, Tiza kini bekerja sebagai ahli hukum dan kebijakan lingkungan.

Ia memiliki spesialisasi di bidang perubahan iklim dan pengelolaan sampah. Saat ini, dia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP).

  1. Janna Soekasah Joesoef dan Amanda Gratiana Soekasah

Sebagai saudara kembar, Janna dan Amanda memiliki kepedulian yang sama mengenai penyakit kanker di Indonesia. Oleh sebab itu, keduanya kemudian menginisiasi gerakan “I am hope”. Lewat gerakan ini, mereka menjual produk gelang untuk disumbangkan kepada komunitas kanker.

Mereka juga aktif sebagai Director Ghea Resort dan Co-Founder Bracelet of Hope. Selain itu, bersama Wulan Guritno, mereka juga mendirikan Yayasan Dunia Kasih Harapan. Tak hanya berfokus pada penyakit kanker, gerakan ini juga berperan aktif di segala bidang sosial.

Janna Soekasah Joesoef dan Amanda Gratiana Soekasah.Dok. Her World Indonesia Janna Soekasah Joesoef dan Amanda Gratiana Soekasah.

  1. Shinta Nurfauzia

Walaupun memiliki latar belakang di bidang hukum, Shinta memutuskan untuk menjadi seorang pebisnis. Dia mencoba berjualan setelah melihat kegiatan bisnis yang dilakukan oleh keluarganya.

Wanita yang kini menjabat sebagai Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Lemonilo itu menilai, dengan berbisnis, dia bisa memberikan manfaat sosial yang lebih besar kepada masyarakat.

  1. Marissa Anita

Sukses sebagai seorang jurnalis, presenter, sekaligus aktris tak membuat Marissa berhenti belajar. Dia mulai mendalami media practice di University of Sydney pada 2006 dan melanjutkan jurusan Digital Media & Society di Loughborough University Inggris pada 2016. Kini, dia aktif sebagai Lead Editor Greatmind.id.

Marissa Anita.Dok. Her World Indonesia Marissa Anita.

  1. Carys Mihardja

Pada usia 16 tahun, Carys telah menjadi Founder Carys Care. Organisasi ini menjadi platform dalam meningkatkan awareness dan menggalang dana bagi para penyandang down syndrome.

Carys menemukan bahwa tak sedikit teman down syndrome yang memiliki talenta, seperti menari atau melukis. Beberapa hasil lukisan mereka bahkan diproduksi oleh rekanan Carys Care menjadi produk merchandise, seperti tas, t-shirt, tumbler, scarf, dan pouch.

  1. Greysia Polii dan Apriyani Rahayu

Atlet bulu tangkis ganda putri Indonesia itu membuktikan bahwa usaha dan kerja keras mereka berhasil membawa pulang medali emas bagi Indonesia dalam kancah Olimpiade Tokyo 2020.

Kedua pemain tersebut telah berfokus untuk menjadi atlet badminton sejak kecil. Mulai dari latihan hingga peristiwa kekalahan, bahkan diskualifikasi pada Olimpiade London 2012, menjadi proses yang pernah dihadapi selama menjadi seorang atlet bulu tangkis.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com