Advertorial

Perkuat Nilai Pancasila, BPIP Resmikan Klinik Pancasila di Lapas dan Rutan Lampung

Kompas.com - 06/11/2021, 16:14 WIB

KOMPAS.com -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meresmikan Klinik Pancasila di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) di wilayah Lampung, Kamis (4/11/2021).

Peresmian Klinik Pancasila tersebut sekaligus sebagai upaya menguatkan nilai-nilai Pancasila yang ada di Lapas dan Rutan.

Untuk diketahui, peresmian lapas tersebut dilakukan oleh Wakil Kepala BPIP Profesor Hariyono secara simbolis dengan menandatangani 16 prasasti di lapas dan rutan di Bandar Lampung.

Prosesi penandatanganan disaksikan oleh sejumlah pimpinan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Lampung dan BPIP.

Di antaranya adalah Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP M Akbar Hadiprabowo, Pelaksana tugas (Plt) Kepala kantor wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Lampung Iwan Santoso, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Lampung Farid Junaedi, serta Kepala divisi (Kadiv) Pemasyarakatan dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan se-Kanwil Kemenkumham Lampung.

"Klinik Pancasila akan semakin menguatkan pimpinan lapas, Kanwil Kemenkumham, dan warga binaan untuk menguatkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila," kata Hariyono dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (6/11/2021).

Hariyono menambahkan bahwa pada 2019, BPIP sudah mengadakan penandatanganan nota kesepahaman dengan Kemenkumham untuk melakukan program kerja sama. Salah satunya adalah Klinik Pancasila.

Keberadaan Klinik Pancasila dapat menjadi salah satu upaya untuk menggali dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di lapas dan rutan.

"Ternyata nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan sebelum penandatanganan nota kesepahaman antara BPIP dan Kemenkumham serta program kerja sama antara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan dan BPIP," ujarnya.

Hariyono berharap, ke depan, keberadaan Klinik Pancasila di lapas dan rutan bukan sekadar pengobatan dan pencegah, tapi juga dapat mempromosikan nilai-nilai Pancasila.

Pasalnya, penggandaan sosialisasi nilai-nilai Pancasila akan terjadi terhadap ribuan warga binaan, khususnya di lapas dan rutan di Lampung.

Warga binaan yang sudah keluar, lanjut Hariyono, dapat menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila ke masyarakat dan keluarganya.

“Melalui Klinik Pancasila, warga binaan bukan hanya sebagai peserta, tetapi juga bisa menjadi pembimbing. Pasalnya, para akademisi dari perguruan tinggi bisa belajar Pancasila dari warga binaan di lapas,” ujarnya.

Implementasi Klinik Pancasila

Pada kesempatan yang sama, Iwan Santoso menyampaikan bahwa klinik Pancasila dapat menjadi sarana komunikasi positif antara para warga binaan dengan petugas.

"Warga binaan dapat lebih memahami bagaimana menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila di lingkungan lapas dan rutan," ujar Iwan.

Menurutnya, program Klinik Pancasila tepat diterapkan di lingkungan lapas dan rutan.

Meski demikian, pendekatan pembinaan perlu mengedepankan sikap toleransi, saling pengertian, serta tetap sabar untuk mematuhi peraturan. Dengan demikian, Klinik Pancasila mampu membuat warga binaan menjadi warga negara yang baik berdasarkan Pancasila. 

"Saya berharap, nilai-nilai Pancasila tidak hanya diceramahkan, tetapi juga dipraktikkan. Warga binaan bisa mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dengan kreativitas, potensi bakat, dan keterampilannya,” tuturnya.

Wakil Kepala BPIP Profesor Hariyono meresmikan Klinik Pancasila. Wakil Kepala BPIP Profesor Hariyono meresmikan Klinik Pancasila.

Sementara itu, Farid Junaedi mengatakan bahwa Klinik Pancasila diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila di dalam lapas.

Salah satunya adalah nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa yang ditanamkan melalui kegiatan keagamaan di lapas dan rutan.

Kemudian, menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Nilai tersebut ditanamkan melalui warga binaan yang saling berbagi kamar dan tidur secara adil.

Nilai-nilai persatuan dapat diwujudkan warga binaan melalui kebersamaan dan solidaritas mereka, walau berasal dari suku dan daerah yang berbeda. 

Sementara, nilai keadilan sosial tercermin dari rasa persaudaraan yang tinggi. Hal ini dilakukan tanpa mengenal kelas sosial.

"Berdasarkan hal tersebut, Kanwil Kemenkumham Lampung melalui Divisi Pemasyarakatan menilai penting keberadaan Pancasila dan pembinaannya," kata Farid.

Farid meyakini, Klinik Pancasila dapat menjadi sarana pembinaan Pancasila. Dengan demikian, nilai-nilai kebangsaan yang ditanamkan ke warga binaan bisa membuat mereka menjadi duta Pancasila ketika sudah kembali ke masyarakat.

Menurutnya, hal tersebut dapat menjadi komitmen bagi jajaran Divisi Pemasyarakatan untuk melakukan pembinaan ideologi Pancasila yang merupakan ideologi bangsa.

Untuk mewujudkan itu, lanjut Farid, ia meminta seluruh petugas dan pimpinan lapas dan rutan di Lampung untuk saling bersinergi dalam Klinik Pancasila.

Dengan demikian, sosialisasi penanaman nilai-nilai Pancasila di lapas dan rutan dapat memberikan manfaat, khususnya bagi warga binaan.

"Saya berharap, semua warga binaan di wilayah Lampung yang berjumlah 8.927 orang dapat tersentuh dengan nilai-nilai Pancasila," kata Farid.

Untuk diketahui, Klinik Pancasila berbentuk sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat ada poster-poster tentang Pancasila dan foto-foto para pendiri bangsa.

Selain itu, terdapat berbagai buku dan majalah tentang Pancasila yang bisa dibaca oleh para warga binaan. Ruangan itu juga menjadi tempat pembinaan Pancasila oleh para petugas lapas kepada para warga binaan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com