KOMPAS.com – Jajaran Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Sorong, Papua Barat, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), seperti SPBU Hangseng dan SPBU Sorpus, serta Fuel Terminal Pertamina Sorong.
Hal itu dilakukan setelah jajaran DPRD Kota Sorong mendengar kabar adanya antrean panjang pengguna kendaraan bermotor di sejumlah SPBU di Sorong.
Sidak tersebut bertujuan untuk mengawasi secara langsung distribusi dan pelayanan pengisian bahan bakar minyak (BBM) kepada pengendara kendaraan bermotor.
Anggota Komisi II DPRD Kota Sorong Syafruddin Sabonama menjelaskan, masyarakat Kota Sorong telah termakan berita bohong seputar kelangkaan BBM.
Pasalnya, berdasarkan data ketersediaan BBM di sejumlah SPBU di Kota Sorong, pasokan BBM masih aman. Oleh karena itu, anggota DPRD Kota Sorong melakukan sidak ke berbagai SPBU.
“Dari penjelasan pihak SPBU yang kami kunjungi, SPBU Company Own Operate (Coco) di Sorpus masih memiliki stok BBM Premium sebanyak 13 ton. Bahkan, pada malam hari, SPBU ini menerima pengiriman 10 ton," kata Syafruddin dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (9/11/2021).
Kejadian tersebut, lanjut Syafruddin, menunjukkan bahwa masyarakat Sorong masih labil sehingga mudah terprovokasi. Selain itu, masyarakat juga hanya mengambil informasi sepotong-potong dan menelannya mentah-mentah tanpa mau melakukan pengecekan.
“Akhirnya, semua menjadi latah ikut mengantre," ujar Syafruddin.
Berdasarkan catatan penjualan harian, SPBU Coco di Sorpus mampu menjual 30 kiloliter (KL) BBM setiap hari. Sementara, sisa BBM sekitar 5-7 KL akan dijual pada hari berikutnya.
Selain itu, SPBU Coco di Sorpus juga rutin mendapatkan penambahan stok yang dikirim dari Fuel Terminal Pertamina Sorong.
Kemudian, SPBU Hangseng memiliki stok 10 ton dan mendapatkan 10 ton stok tambahan setiap hari.
Syafruddin tak memungkiri ada indikasi permainan dari spekulan tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kepanikan warga.
Mereka bertindak curang dengan menampung BBM untuk kemudian dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga normal.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Sorong Kota Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ary Nyoto Setiawan.
“Kapolres akan menindak tegas pelaku penimbunan BBM yang menjual dengan harga berbeda,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Area Communication, Relation, and CSR Pertamina Patra Niaga Region Papua Maluku Edi Mangun berharap, masyarakat tidak mudah tertipu oleh para penyebar hoaks yang terus menyebarkan berita BBM langka di Kota Sorong.
“Kalau BBM benar-benar langka, kok semua SPBU tetap buka dan jualan BBM tidak ada satu pun yang tutup?" kata Edi.