Advertorial

Tingkatkan Bauran Energi Terbarukan di Sumatera Utara, PLN targetkan PLTA Asahan 3 Segera Beroperasi di 2024

Kompas.com - 18/11/2021, 18:11 WIB

KOMPAS.com – Pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021 (COP26) yang diadakan di Glasgow, Skotlandia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Indonesia akan berkontribusi lebih cepat dalam memenuhi target net zero emission.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia saat ini tengah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi penggunaan energi fosil pada seluruh sektor.

Salah satu upaya tersebut pemerintah wujudkan bersama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dengan meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. RUPTL ini merupakan RUPTL hijau yang akan menjadi dasar Indonesia untuk mencapai zero carbon pada 2060.

Melalui RUPTL itu, pemerintah akan melakukan penambahan pembangkit listrik 40,6 gigawatt (GW) sampai dengan 2030.

Saat ini, PLN tengah menggenjot pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Asahan 3, Sumatera Utara (Sumut), yang termasuk dalam program RUPTL 2021-2030 dan ditargetkan dapat beroperasi pada 2024.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengatakan, Pembangunan PLTA Asahan 3 dengan kapasitas terpasang sebesar 184 megawatt (MW) akan meningkatkan bauran energi pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) sebesar 3,3 persen.

Hal tersebut ia sampaikan saat mendampingi kunjungan kerja spesifik Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) ke PLTA Sigura-gura milik Inalum, PLTA Asahan milik PLN, dan PLTA Asahan 2 milik PT BDSN di Kabupaten Toba, Provinsi Sumut, Selasa (16/11/2021).

Selain itu, keberadaan PLTA tersebut juga akan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Sumut. 

Karenanya, imbuh Rida, dibutuhkan sinergitas antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PLN dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, agar pembangunan proyek PLTA Asahan 3 dapat selesai sesuai target.

 “Beroperasinya PLTA Asahan 3 akan menambah reserve margin di Sumut sebesar 4,58 persen. PLTA ini juga akan membantu mengejar target RUPTL untuk pemenuhan reserve margin sebesar 35-40 persen,” ujar Rida dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (18/11/2021).

Selain itu, tambah Rida, beroperasinya PLTA Asahan 3 akan menurunkan biaya produksi listrik PLN di Sumut dari Rp 1.593 kilowatt hour (kWh) menjadi Rp 1.521 kWh.

PLTA Asahan 3 yang ditargetkan beroperssi pada 2024Dok. kementerian ESDM PLTA Asahan 3 yang ditargetkan beroperssi pada 2024

Penurunan biaya produksi tersebut berpotensi untuk meringankan beban biaya PLN dalam menyediakan listrik karena mampu menghemat biaya sebesar Rp 1,9 triliun per tahun.

"Hal ini penting karena ujung-ujungnya ke subsidi. Apabila biaya pokok penyediaan (BPP) turun, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) akan turun," ungkap Rida.

Perlunya sinergitas BUMN

Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi VII Sugeng Sarwoto mengatakan, tujuan kunjungan kerja spesifik dari DPR RI tersebut adalah mengetahui rencana peningkatan kapasitas produksi PLTA di kawasan Sumut.

Selain itu, hal tersebut juga sebagai bentuk pelaksanaan pengawasan terhadap proyek PLTA Sigura-gura, PLTA Asahan 3, dan PLTA Asahan 1.

Menurut Sugeng, pihaknya ingin memastikan adanya sinergitas antar BUMN agar proyek ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat.

"Kehadiran DPR ingin memastikan sinergitas antar BUMN, terutama Inalum dan PLN, yang lagi-lagi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Keduanya perlu merumuskan skema kerja sama win-win solution dan sustainable," ujar Sugeng.

Sugeng menambahkan, dalam Green RUPTL yang telah disahkan, salah satu pembangkit EBT yang akan dikembangkan adalah PLTA.

Adapun total tambahan kapasitas pembangkit yang akan dibangun hingga tahun 2030 adalah 10,4 GW, termasuk pumped storage.

Di sisi lain, Direktur Operasi dan Portofolio Inalum Danny Praditya mengatakan, saat ini, pihaknya sedang meningkatkan kapasitas produksi aluminium dari 300 ktpa menjadi 500 ktpa.

Untuk meningkatkan kapasitas tersebut, kata Danny, dibutuhkan pasokan listrik yang sustainable dan terjangkau. Maka dari itu, pihaknya sangat membutuhkan kehadiran PLTA Asahan 1 dan PLTA Asahan 3.

"Kami mengapresiasi setinggi-tingginya atas dukungan dan perhatian yang sudah diberikan DPR RI, Komisi VII, pemerintah, dan PLN. Mudah-mudahan dengan sinergitas yang sudah terjalin dan dukungan dari regulator (pemerintah), bisa segera direalisasikan," ucap Danny.

Menanggapi hal tersebut, Rida turut berterima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik antara PLN dan Inalum selama ini.

Ia berharap agar kerja sama tersebut dapat terus dilakukan untuk sinergitas BUMN.

"Jika kerja sama ini terus dilanjutkan, tentu akan berdampak baik. Pada akhirnya juga akan memperkuat core business masing-masing (perusahaan)," jelas Rida.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau