KOMPAS.com – Kehadiran superapp Grab di Indonesia timur mendorong cahaya lampu bersinar lebih lama, khususnya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Jayapura, Papua.
Hal tersebut menandakan bahwa aktivitas perekonomian di dua kota tersebut semakin berkembang seiring kehadiran layanan Grab.
Berdasarkan hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), tingkat penerangan lampu di desa-desa Kupang dan Jayapura dibandingkan wilayah lain yang belum terdapat layanan Grab meningkat dua kali lipat.
Selain itu, LPEM FEB UI juga menemukan bahwa penerangan lampu di desa-desa kedua kota tersebut bercahaya semakin lama sepanjang malam.
Adapun intensitas dan durasi penerangan lampu yang semakin lama didorong oleh kemudahan penggunaan layanan Grab. Selain itu, layanan yang terdiri dari transportasi, pengiriman, dan digital tersebut juga aman digunakan. Dengan demikian, masyarakat di Kupang dan Jayapura semakin terdorong untuk melakukan aktivitas ekonomi.
Masih dari riset yang sama, LPEM FEB UI menemukan bahwa layanan Grab membuka peluang sumber pendapatan baru bagi mitra pengemudi. Layanan Grab juga membuka peluang usaha sebagai mitra merchant.
Terbukti, 30 persen merchant GrabFood dan 50 persen merchant GrabKios di Kupang dan Jayapura pada 2019-2021 merupakan usaha baru. Ini berarti, Grab berhasil membantu mencetak ratusan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) baru di kedua kota tersebut.
Kehadiran layanan Grab di Kupang dan Jayapura mendapatkan apresiasi dari Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.
Airlangga mengatakan, teknologi digital dapat menjadi motor pendorong kegiatan ekonomi. Keberadaan Grab pun menjadi penting dalam memperluas adopsi teknologi di Kupang dan Jayapura.
“Pengembangan digitalisasi, terutama di tengah masa pandemi, akan mendorong nilai ekonomi yang pastinya akan membawa efek positif secara jangka panjang terhadap perekonomian digital Tanah Air,” tutur Airlangga dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (19/11/2021).
Tingkatkan inklusi digital dan keuangan
Selain aktivitas ekonomi semakin meningkat, kehadiran layanan Grab di Indonesia Timur juga mendorong inklusi digital dan keuangan. Dari hasil riset LPEM FEB UI, penggunaan e-wallet atau dompet digital mitra merchant Grab meningkat 87 poin persentase lebih tinggi jika dibandingkan non-Grab.
Kemudian, 50 persen dari mitra menyatakan bahwa Grab menjadi alasan mereka memiliki akun keuangan digital. Hal ini juga membuat mitra Grab dapat mengakses produk finansial lainnya.
Riset LPEM FEB UI menyebut bahwa mitra pengemudi Grab dua kali lebih mungkin membeli produk asuransi dan investasi. Mereka juga bisa mendapatkan kredit.
Pertumbuhan inklusi digital dan keuangan juga membawa efek luberan atau spillover effect positif ke kehidupan mitra Grab. Contohnya, 60 persen mitra pengemudi memanfaatkan produk asuransi kesehatan yang difasilitasi oleh Grab untuk melindungi mitra dan keluarganya.
Hasil riset juga memperlihatkan bahwa ragam fitur teknologi dan kebijakan keselamatan komprehensif dari Grab, termasuk safety centre dan penyamaran nomor telepon, membuat pengalaman berkendara mitra pengemudi dan pelanggan perempuan lebih nyaman dan aman.
Country Managing Director of Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan bahwa hasil riset LPEM FEB UI merefleksikan komitmen kuat Grab untuk Indonesia.
“Temuan bahwa Grab telah mendorong geliat ekonomi di Kupang dan Jayapura menyemangati kami untuk terus memelopori lebih banyak solusi digital demi mendukung kemajuan ekonomi digital, sekaligus menjadi platform terpercaya masyarakat Indonesia,” tutur Neneng.
Untuk diketahui, pilihan LPEM FEB UI untuk meneliti dampak teknologi terhadap aktivitas ekonomi di Kupang dan Jayapura bukan tanpa alasan. Grab dipilih karena superapp tersebut gencar melebarkan layanan digital ke Indonesia timur.
Pada 2017, Grab menjadi platform superapp pertama yang hadir di Jayapura melalui layanan GrabKios. Kemudian, perusahaan ini menghadirkan GrabBike dan GrabCar pada tahun yang sama. Saat ini, masyarakat Jayapura juga sudah bisa menikmati layanan GrabExpress dan GrabFood.
Sementara di Kupang, Grab telah hadir sejak 2018. Semua layanan Grab, mulai dari transportasi, GrabFood, GrabKios, hingga GrabMart, sudah bisa diakses masyarakat Kupang.
Kepala Kelompok Riset Ekonomi Digital LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin mengatakan, hasil riset dapat digunakan dalam merancang kebijakan yang lebih komprehensif untuk penajaman manfaat teknologi di Kupang dan Jayapura.
“Kami melihat, masih ada ruang untuk pelatihan kemampuan digital bagi para pengemudi dan merchant. Dengan pemahaman teknologi lebih mendalam, mereka dapat mengoptimalkan solusi teknologi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan hidup,” tutur Chaikal.