Advertorial

Begini Peran Penting Masyarakat demi Cegah Kenaikan Kasus Covid-19 Saat Libur Nataru

Kompas.com - 25/11/2021, 18:00 WIB

KOMPAS.com – Pergerakan manusia dalam skala besar pada masa pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan sejumlah aturan guna mencegah transmisi virus SARS CoV-2 yang menjadi penyebab Covid-19.

Salah satunya adalah penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.

Pada Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (23/11/2021), Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) M Adib Khumaidi menjelaskan, demi menekan potensi kenaikan kasus secara optimal, pemerintah juga membutuhkan kontribusi masyarakat.

Menurut dia, ketika hidup berdampingan dengan Covid-19, manusia sulit melakukan intervensi terhadap virus. Sebaliknya, manusia sebagai inang (host) dapat melakukan upaya adaptasi agar dapat bertahan.

“Hal terpenting yang harus dilakukan adalah menerapkan gaya hidup sehat dan menaati protokol kesehatan (prokes),” kata Adib dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (25/11/2021).

Lebih lanjut Adib menjelaskan, guna mengantisipasi lonjakan kasus, seluruh pihak juga harus melakukan persiapan dan koordinasi di tingkat daerah.

Selain itu, tenaga kesehatan (nakes) juga diminta untuk selalu waspada dan siaga apabila terjadi kemungkinan lonjakan kasus.

“Bukan hanya kesiapan sumber daya manusia (SDM), melainkan juga upaya untuk memfasilitasi dengan obat, alat kesehatan, dan pasokan oksigen medis,” ujar Adib.

Tak hanya itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 juga diharapkan selalu bekerja dan melakukan sosialisasi agar masyarakat disiplin menerapkan prokes secara ketat.

Pada kesempatan yang sama, anggota Satgas Penanganan Covid-19 Subbidang Mitigasi Falla Adinda menegaskan bahwa upaya pencegahan kerumunan dapat menekan penularan Covid-19 yang diakibatkan mobilitas libur Nataru.

“Selama tidak ada perpindahan manusia, kasus infeksi atau penularan bisa ditekan,” kata perempuan yang juga berprofesi sebagai dokter itu.

Falla berharap, masyarakat memahami bahwa pembatasan mobilitas bukan untuk menghambat pemulihan ekonomi. Hal ini dilakukan demi menghindari lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa bulan ke depan.

“Kebijakan (PPKM) diambil untuk menyelamatkan hal terpenting terlebih dahulu, yaitu nyawa manusia,” ujar Falla.

Falla menilai bahwa kesadaran masyarakat untuk menerapkan prokes secara ketat sudah terbentuk.

“Hal itu terjadi berkat bantuan seluruh pihak, termasuk masyarakat, media, dan nakes. Semua saling mengingatkan untuk beradaptasi dengan kenormalan baru,” kata Falla.

Meski demikian, lanjut Falla, masyarakat juga perlu menghidupkan pola pikir untuk selalu berhati-hati serta peka terhadap kondisi sekitar. Kepekaan ini dapat membuat masyarakat lebih adaptif menyikapi perkembangan yang ada.

Aktif dan kreatif di rumah

Sejalan dengan imbauan pemerintah untuk mengurangi mobilitas, masyarakat dapat memanfaatkan waktu di rumah untuk tetap aktif dan kreatif. Misalnya, membuat produk keterampilan atau prakarya bersama anak.

Salah satunya, membuat prakarya dari kardus yang disebut Prakardus. Untuk diketahui, Prakardus merupakan mainan edukatif yang dilengkapi petunjuk dan alat pembuatan sehingga mudah dibuat di rumah.

Adapun hasil prakarya itu berupa barang yang dapat dipakai anak, seperti lampu, tempat pensil, atau kalender.

Pendiri Prakardus Muhammad Luqman Baehaqi menilai, pembatasan mobilitas selama pandemi Covid-19 membuat antusiasme masyarakat dalam membuat produk prakarya semakin tinggi.

“Banyak orangtua dan anak ingin mengisi waktu dengan lebih berkualitas. Membuat prakarya bersama dapat memperkuat ikatan orangtua dengan anak,” kata Luqman.

Luqman menilai, meski tidak keluar rumah, masyarakat tetap dapat saling bersinergi, mendukung, dan menguatkan untuk menangani pandemi bersama.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com