Advertorial

Rayakan Hari Guru, Tanoto Foundation Luncurkan Buku Inspiratif untuk Bantu Guru Berinovasi di Masa Pandemi

Kompas.com - 26/11/2021, 16:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama hampir dua tahun turut berdampak sektor pendidikan.

Selama pandemi, pemerintah menggabungkan metode pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring.

Proses belajar mengajar di masa pandemi juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah menyemarakkan kembali kegiatan belajar mengajar di tengah keterbatasan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, para pendidik harus menemukan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Tak lupa, pendidik juga perlu memanfaatkan teknologi masa kini. Hal ini dilakukan untuk memacu siswa berperan aktif dalam proses kegiatan belajar.

Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Sri Wahyuningsih mengatakan, pihaknya memiliki kebijakan Merdeka Belajar untuk mendorong anak-anak menjadi pelajar Pancasila di berbagai satuan pendidikan.

Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud Ristek Sri Wahyuningsih. KOMPAS.COM/YOGARTA AWAWA PRABANING ARKA Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud Ristek Sri Wahyuningsih.

Profil Pelajar Pancasila, lanjut Sri, harus diterapkan kepada peserta didik guna melahirkan tunas bangsa yang mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila.

“Terdapat enam indikator Profil Pelajar Pancasila, yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,” ujarnya di acara peluncuran buku Pembelajaran Aktif di Masa Pandemi yang digelar secara daring oleh Tanoto Foundation bekerja sama dengan Kompas.com, Kamis (25/11/2021).

Sri menambahkan bahwa melalui kebijakan Merdeka Belajar, Kemendikbud Ristek memberikan kewenangan bagi para guru untuk melakukan strategi pembinaan dan pendampingan dalam memberikan edukasi.

Kebijakan Merdeka Belajar, lanjut Sri, juga dapat mendorong untuk mewujudkan pendidikan berkualitas di Indonesia. Pasalnya, kebijakan tersebut melibatkan semua pemangku kepentingan, mulai dari keluarga, institusi pendidikan, pendidik, pemerintah, serta industri agar berperan dan dikolaborasikan.

Sri mengakui bahwa selama pelaksanaan PJJ, masih banyak ditemukan permasalahan. Data Kemendikbud Ristek mengungkap bahwa selama pandemi, sebanyak 96,6 persen siswa belajar dari rumah. Dari jumlah itu, 86,6 persen di antaranya belajar di rumah hanya dengan mengerjakan tugas dari guru.

Kemudian, sebanyak 53,55 persen guru mengaku kesulitan mengelola kelas selama PJJ dan 49,24 persen lainnya terhambat melaksanakan asesmen PJJ.

Bahkan, guru yang sulit menggunakan teknologi selama PJJ mencapai 48,45 persen. Padahal, guru merupakan garda terdepan dalam dunia pendidikan.

Nah, masalah-masalah ini diharapkan dapat dientaskan lewat kolaborasi berbagai pihak.

“Dengan kolaborasi, kita dapat maju bersama untuk menyelesaikan berbagai persoalan di dunia pendidikan,” ujar Sri.

Kesempatan berinovasi

Pada kesempatan yang sama, Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho mengatakan bahwa pandemi membuka kesempatan untuk percepatan inovasi. Hal ini dapat dilakukan oleh guru dan murid dengan beradaptasi serta merespons perubahan yang cepat.

Para guru, kata Wisnu, merupakan pembelajar pertama dalam menghadapi ketidakpastian. Menurutnya, guru harus memahami sesuatu sebelum bisa mengajarkannya kepada orang lain.

“Ketika kemampuan belajar para guru ditunjang dengan pengalaman, sesuatu yang disampaikan akan lebih bermakna dan punya kekuatan untuk diterima oleh pembelajar,” katanya.

Contohnya, kisah inspiratif para guru dalam berinovasi saat menjalankan sistem PJJ yang dibukukan oleh Tanoto Foundation dan Kompas.com untuk membukukannya.

Pada peringatan Hari Guru Nasional 2021, Tanoto Foundation meluncurkan Buku Pembelajaran Aktif di Masa Pandemi.DOK. Tanoto Foundation Pada peringatan Hari Guru Nasional 2021, Tanoto Foundation meluncurkan Buku Pembelajaran Aktif di Masa Pandemi.

Buku Pembelajaran Aktif di Masa Pandemi hasil kerja sama kedua pihak tersebutberisi pengalaman 44 kepala sekolah dan guru yang berbagi kisah inspiratif di dunia pendidikan selama pandemi. Selain itu, terdapat pula ulasan dari 17 jurnalis yang aktif memublikasikan hal baik dalam proses pembelajaran di buku itu.

Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Ari Widowati mengatakan, buku tersebut juga ditujukan sebagai tuntunan para guru untuk beradaptasi di masa pandemi.

 “Penerbitan buku tersebut untuk mendorong inovasi pembelajaran. Tujuannya, supaya kegiatan belajar mengajar di Indonesia dapat lebih kreatif dan tetap menyenangkan dalam berbagai situasi dan kondisi,” tutur Ari.

Ari menambahkan, sekarang sudah banyak guru yang mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan suasana pengajaran yang kreatif dan inovatif. Hal ini bertujuan untuk mendorong siswa berpikir lebih kreatif.

Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Ari Widowati.KOMPAS.COM/YOGARTA AWAWA PRABANING ARKA Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Ari Widowati.

“Contohnya, Ibu Totaria Simbolon yang merupakan guru SMPN 3 Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara. Ia menciptakan sebuah video pembelajaran mengenai mengerjakan matematika agar lebih mudah dan menyenangkan bagi siswa," jelas Ari.

Selanjutnya, kata Ari, ada Juni Kardi, guru SDN 18 Pekanbaru, Riau. Ia menciptakan simulasi bagi para guru agar mahir menggunakan aplikasi online dalam menyampaikan materi ke para siswa.

“Selamat Hari Guru. Terima kasih kepada bapak dan ibu guru. Mari kita bersama bergerak dengan hati untuk memulihkan dunia pendidikan. Mewakili Tanoto Foundation, saya mendukung pemerintah dan mengiringi para guru untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas untuk semua anak di Indonesia,” ujarnya.

Untuk mengunduh buku Buku Pembelajaran Aktif di Masa Pandemi, Anda bisa mengklik tautan ini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com