KOMPAS.com – Diturunkannya status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ke level 1 membuat aktivitas banyak orang secara perlahan mulai kembali normal.
Kini, banyak orang sudah bisa melakukan berbagai kegiatan di ruang publik, mulai dari berbelanja, mencari hiburan, hingga bekerja.
Meski begitu, kembali aktivitas masyarakat turut memunculkan kembali masalah klasik yang sempat mereda selama masa PPKM, yakni polusi udara.
Hal tersebut terjadi lantaran karena bertambahnya jumlah kendaraan yang kembali mengaspal di jalanan.
untuk diketahui, paparan polusi udara yang berlebihan bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit pada paru-paru, mulai dari infeksi saluran pernapasan, pneumonia, bronkitis, hingga kanker.
Terlebih, kondisi pandemi yang belum usai masih membuat seseorang rentan akan terkena paparan virus Covid-19.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan diri di saat seperti ini tidak kalah penting dengan saat menjalani masa karantina.
Pastikan saat hendak memasuki ruangan, Anda sudah membersihkan diri terlebih dahulu agar virus dan kotoran terbawa dari luar tidak menjadi sumber penyakit bagi Anda dan orang tercinta.
Selain itu, pastikan juga sistem sirkulasi udara dalam ruangan berjalan lancar.
Apalagi, menurut penelitian dalam jurnal Environmental Research and Public Health yang dirilis pada 2017, udara di ruangan tertutup, seperti di rumah atau kantor, memiliki polutan lima kali lebih banyak ketimbang udara di ruang terbuka, seperti di jalan raya.
Kondisi tersebut dapat memicu seseorang terserang penyakit, seperti iritasi mata, asma, sakit kepala, dan flu.
Adapun penyebab kondisi tersebut bermacam-macam, seperti minimnya ventilasi, penggunaan bahan bangunan yang mengandung zat berbahaya, pemakaian pestisida seperti obat semprot nyamuk, bahan pembersih ruangan, dan jamur yang timbul di sudut ruangan atau tempat lembab.
Selain itu, penggunaan air conditioner (AC) yang terlalu lama juga menyebabkan udara dalam ruangan menjadi lebih kering sehingga dapat menurunkan kelembapan kulit hingga mencetuskan penyebab alergi yang dapat mengganggu kesehatan pernafasan.
Melansir laman brightside.me, Sabtu (9/11/2019), dampak kualitas udara yang buruk paling terasa dialami oleh kelompok rentan, seperti anak-anak dan orang tua. Terlebih, bagi orang tua yang memiliki riwayat penyakit asma atau kardiovaskular.
Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk tetap menjaga kebersihan dan higienitas udara dalam ruangan sehingga dapat terbebas dari berbagai macam virus.
Tiga cara berikut dapat dilakukan agar udara di ruangan tetap bersih.
Buka jendela
Untuk membuat udara tetap segar dan bersih, Anda bisa melakukannya dengan membuka jendela dan pintu yang ada di rumah.
Cara tersebut bisa memperlancar sirkulasi udara. Jendela yang terbuka dapat mengeluarkan udara kotor di dalam rumah. Terlebih, jika Anda sedang melakukan aktivitas yang menghasilkan banyak polutan.
Cara lainnya, Anda bisa menggunakan exhaust untuk membantu melancarkan sirkulasi udara pada ruangan yang memiliki jendela dan pintu berukuran kecil.
Letakkan tanaman
Selain mempercantik ruangan, tanaman bermanfaat sebagai pembersih udara alami. Semua bagian tumbuhan, seperti daun dan akar, mampu menyerap polutan kimia yang ada di dalam ruangan rumah.
Selain itu, seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (19/12/2020), akar dan tanah tanaman hias dapat mengurangi senyawa organik volatil di udara (VOC) secara signifikan. Bahkan, tanaman dianggap mampu menyamai efisiensi pemurnian udara dari biofilter modern dan teknologi lainnya.
Umumnya, untuk ruangan yang memiliki luas 9 meter persegi, Anda cukup meletakkan sebanyak dua hingga tanaman untuk membantu menangkal udara kotor pada ruangan tersebut.
Gunakan air purifier
Untuk memastikan udara di rumah selalu bersih, Anda juga bisa menggunakan air purifier yang diletakkan dalam ruangan.
Seperti diketahui, air purifier merupakan perangkat yang berfungsi untuk menyaring udara di dalam ruangan. Alat ini membersihkan udara dengan menghilangkan virus, polutan, sehingga lebih sehat unutuk kita hirup setiap saat.
Air purifier juga bisa membatasi penyebaran residu dan menghilangkan alergen atau penyebab alergi yang dapat memengaruhi kesehatan paru-paru dan sistem kekebalan tubuh manusia.
Karena manfaatnya tersebut, penggunaan air purifier tergolong efektif untuk membuat udara dalam ruangan tetap segar dan bersih.
Saat ini, banyak produk air purifier beredar di pasaran. Anda bisa memilih produk berkualitas dan terbukti efektif seperti Philips 2 in 1 Air Purifier and Humidifier AC2729.
Keberadaan Philips 2 in 1 Air Purifier and Humidifier AC2729 terasa makin penting lantaran produk tersebut mampu memberikan perlindungan ganda lewat fungsinya sebagai air purifier biasa sekaligus sebagai air humidifier.
Dengan begitu, alat tersebut mampu membersihkan ruangan dari virus dan polutan sekaligus melembapkan udara kering. Terlebih, karena penggunaan AC yang terlalu lama sehingga membuat aktivitas menjadi lebih nyaman.
Tak hanya itu, air purifier tersebut juga dilengkapi dengan AeraSense yang dapat memindai udara secara otomatis dengan menyesuaikan moda pengaturan serta dapat menampilkan tingkat allergen di layar dalam bentuk angka dan warna yang intuitif.
Philips juga menyematkan filtrasi tiga lapis superior yang terdiri dari prefilter, karbon aktif, dan NanoProtect HEPA yang mampu menghilangkan 99,97 persen partikel berukuran hingga 0,003 mikrometer (mikron),
Hal tersebut mampu membuat Philips 2 in 1 Air Purifier and Humidifier AC2729 untuk memberantas virus Covid-19 yang diperkirakan memiliki ukuran 0.05 - 0.14 mikron.
Selain air purifier, keberadaan air humidifier dari produk tersebut mampu membantu menjaga kelembaban udara dan mengatasi iritasi yang dipicu oleh udara kering akibat penggunaan AC, mulai dari kulit kering dan alergi yang dapat menyebabkan gangguang pernafasan, seperti bersin, pilek, serta asma.
Philips dengan teknologi NanoCloud bekerja dengan cara melembabkan udara untuk menghasilkan molekul air kecil dari air jernih yang tidak terlihat oleh mata sehingga mampu melembabkan udara secara merata dan meminimalisasi penyebaran bakteri.
Lebih jauh lagi, NanoCloud juga bekerja secara alami dan tidak melibatkan ion, bahan kimia, dan ozon.
Untuk diketahui, indikator kinerja utama alat penjernih udara dapat diukur melalui tingkat clean air delivery rate (CADR) atau aliran udara bersih yang dihasilkan dalam waktu satu jam. Sementara untuk kemampuan melembapkan diukur melalui kecepatan pelembapan.
Semakin tinggi CADR , artinya semakin cepat proses pembersihan udara dari virus dan polutan dari udara yang anda hirup.
Philips 2 in 1 Air Purifier and Humidifier AC2729 mampu membersihkan udara dalam ruangan berukuran hingga 65 meter persegi dengan CADR 250 meter kubik per jam dan kecepatan pelembapan 500 ml per jam.
Pelembab akan otomatis menyala dan mati saat mencapai tingkat kelembapan yang diinginkan.
Adapun alat tersebut juga terhubung dengan aplikasi CleanHome+ yang dapat memantau sekaligus mengendalikan pembersih dan pelembap udara dimanapun dan kapanpun.
Itulah tiga hal yang dapat Anda lakukan untuk membuat udara ruangan tetap segar dan bersih. Jadi,
Pastikan Anda tidak membawa virus pulang ke rumah agar dapat melindungi keluarga tercinta dari virus dan polutan.
Jangan lupa juga selalu bersihkan ruangan dalam rumah agar Anda terhindar dari beragam penyakit yang disebabkan oleh udara kotor.
Bagi yang minat terhadap produk Philips 2 in 1 Air Purifier and Humidifier AC2729, silakan kunjungi Philips official store di tautan berikut.