KOMPAS.com – Sebagai bentuk dukungan terhadap program net zero emission, Microsoft menghadirkan Microsoft Cloud for Sustainability. Layanan cloud ini hadir sebagai solusi untuk mengakselarasi pengintegrasian, pelaporan data, serta penghitungan karbon yang akurat.
Microsoft Cloud for Sustainability merupakan software-as-a-service (SaaS) yang menyediakan manajemen keberlanjutan secara komprehensif serta mengukur performa target yang terotomatisasi kepada pengguna.
Layanan tersebut juga merupakan bentuk dukungan Microsoft terhadap forum Conference of the Parties (COP) ke-26 atau COP26 yang turut diikuti oleh Indonesia.
Untuk diketahui, COP26 merupakan konferensi iklim internasional terbesar yang diselenggarakan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Konferensi ini membahas mengenai perubahan iklim yang menjadi permasalahan global dan mengancam banyak jiwa dalam tiga dekade terakhir.
Dalam konferensi tersebut, Indonesia berkomitmen untuk mencapai nol emisi karbon atau net zero emission pada 2060. Untuk mengakselerasi pencapaian target ini, pemerintah memerlukan kolaborasi lintas sektoral, baik sesama pemerintah maupun dengan pihak swasta.
Sejalan dengan upaya tersebut, Chief Environmental Officer Microsoft Lucas Joppa mengatakan, pihaknya juga berkomitmen untuk mendukung program nol karbon. Dukungan ini dibuktikan dengan keikutsertaan Microsoft sebagai mitra COP26.
“Kami berkomitmen untuk nol karbon dan limbah pada 2030. Pada 2050, kami juga berkomitmen untuk menghapus semua emisi perusahaan sejak didirikan pada 1975,” kata Lucas dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (26/11/2021).
General Manager of Industry Product Marketing Microsoft Kees Hertogh mengatakan, kehadiran Microsoft Cloud for Sustainability merupakan salah satu komitmen nyata Microsoft untuk berinovasi dan berinvestasi dalam teknologi yang dapat menjaga kelestarian lingkungan.
Keunggulan produk
Layanan SaaS Microsoft Cloud for Sustainability memiliki sejumlah keunggulan.
Pertama, mencatat emisi karbon. Microsoft Cloud for Sustainability memudahkan pengguna untuk melacak jejak karbon yang dihasilkan dari beragam aktivitas secara akurat.
Microsoft Cloud for Sustainability dapat merekam, menghubungkan, dan memusatkan seluruh data pengguna dalam satu format fail sehingga kompatibel dengan data, solusi industri, dan teknologi otomatisasi yang disediakan oleh seluruh mitra Microsoft.
Kedua, melaporkan temuan karbon. Microsoft Cloud for Sustainability memungkinkan pengguna untuk menganalisis, memvisualisasikan, dan melaporkan konsumsi energi, dampak lingkungan, serta pencapaian keberlanjutan kepada pemangku kepentingan, regulator, hingga publik.
Seluruh kemudahan tersebut dapat dioperasikan pengguna melalui satu perangkat dan layanan.
Ketiga, Microsoft Cloud for Sustainability juga dapat memberikan insight dan strategi yang dapat diterapkan pengguna agar dapat mengurangi jejak emisi melalui data yang telah terhubung dalam layanan.
Dengan keunggulan tersebut, pengguna dapat mengoptimalkan bisnis dan membentuk perubahan berkelanjutan.
Kolaborasi nol karbon
Upaya Microsoft dalam mengoptimalkan teknologi yang berfokus pada keberlanjutan dan nol karbon di Indonesia juga dibuktikan dengan kolaborasi bersama Jejak.in.
Untuk diketahui, Jejak.in merupakan startup yang bergerak dalam sektor teknologi guna mempercepat pelestarian lingkungan melalui solusi artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT).
Jejak.in memanfaatkan software Microsoft Azure untuk membuat aplikasi kalkulator penghitungan karbon dan pasar offset karbon. Dengan begitu, pengguna dapat melacak jejak karbon dan mengimbangi hasil emisi dengan berpartisipasi dalam berbagai proyek lingkungan.
Selain itu, kepedulian terhadap lingkungan juga ditunjukkan Microsoft melalui platform Emission Impact Dashboard. Melalui platform ini, pengguna dapat melacak jejak karbon yang diolah melalui data dari penggunaan cloud Microsoft.
Untuk mencoba layanan SaaS Microsoft Cloud for Sustainability yang telah hadir sejak 27 Oktober 2021, Anda bisa mencobanya secara gratis melalui tautan berikut ini.