KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berkomitmen membantu penguatan bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui berbagai pendampingan. Salah satu UMKM yang mendapat fasilitas tersebut adalah Al Barokah.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso pun meninjau langsung ke klaster usaha pertanian jeruk yang terletak di Desa Tugu Mukti, Cisarua, Bandung tersebut pada Minggu (5/12/2021).
Saat peninjauan, Erick mengatakan bahwa dengan 3 hektare (ha) tanaman lemon dan jeruk, petani Indonesia berpotensi menjadi miliuner. Namun, peluang ini tergantung pada usaha mereka dalam melihat pasar. Jadi, petani diharapkan tidak sekadar bercocok tanam.
Untuk menguatkan UMKM, ia menerangkan bahwa BRI akan mengalokasikan 85 persen fasilitas pinjaman kepada pelaku sektor tersebut. Sisanya, bank akan memberikan bagi korporasi yang memiliki hubungan dengan UMKM.
“Dengan dukungan dari BRI, saya optimistis akses petani Indonesia untuk naik kelas semakin mudah,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (7/12/2021).
Keyakinan serupa juga disampaikan Sunarso. Ia berkata, usaha pertanian jeruk punya potensi untuk sukses. Terlebih, pada masa pandemi seperti sekarang, lemon menjadi salah satu buah yang paling dicari karena bermanfaat meningkatkan imunitas tubuh.
Atas dasar itu pula, Sunarso melanjutkan, pihaknya terus berupaya membantu petani dalam segala hal. Untuk meningkatkan kualitas produk, misalnya, BRI memberikan mesin grading sortation buatan Cimahi.
Dukungan sarana dan prasarana produksi dari BRI diharapkan dapat meningkatkan efisiensi waktu kerja petani jeruk sehingga mempermudah pemasaran sesuai kriteria ukuran pasar.
“Mesin grading tersebut memiliki mekanisme pengayakan dengan silinder putar yang diberi lubang-lubang berdiameter sesuai ukuran buah jeruk. Bidang sortasi pada permukaannya dilengkapi dengan alur pemisah sehingga dapat memisahkan jeruk sesuai dengan ukuran standar di pasar,” terang Sunarso.
Selain itu, BRI juga menjalankan peran dalam pemberdayaan UMKM. Hal ini dilakukan lewat edukasi berupa pelatihan dan materi terkait ekspansi bisnis, seperti pembukuan keuangan, pelatihan usaha, pengenalan akses permodalan, dan pengelolaan bisnis di marketplace online supaya pelaku usaha dapat menembus pasar global.
Sebagai informasi, hingga penghujung kuartal III 2021, penyaluran kredit UMKM BRI tumbuh 12,50 persen secara tahunan. Total nilai kredit UMKM BRI mencapai Rp 848,60 triliun.
Selain itu, porsi kredit BRI juga meningkat dari 80,65 persen pada akhir September 2020 menjadi 82,67 persen pada akhir September 2021 dari total portofolio kredit BRI.
Peningkatan tersebut juga sudah termasuk bagi pertanian jeruk. Adapun kontribusi kredit BRI pada sektor usaha ini sebesar 10,3 persen secara year-to-date (ytd) atau Rp 984 miliar hingga Oktober 2021. Angka tersebut lebih besar ketimbang Desember 2020 yang hanya mencapai Rp 892 miliar.
Selain pembiayaan, selama ini BRI juga melakukan pemberdayaan klaster binaan. Lewat program ini, BRI melatih sumber daya manusia (SDM) atau petani agar semakin profesional.
Upaya tersebut juga dilakukan agar keberlangsungan produksi terus meningkat, mulai dari teknis budi daya, penanganan panen dan pascapanen, pemasaran, hingga pengelolaan organisasi.