Advertorial

Menkeu Sebut Pertamina Jadi Pilar Pencapaian Target Net Zero Emissions Indonesia

Kompas.com - 08/12/2021, 08:23 WIB

KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut PT Pertamina (Persero) dapat menjadi pilar pencapaian nol emisi karbon atau net zero emissions (NZE) yang ditargetkan Pemerintah Indonesia pada 2060 atau lebih cepat.

"Sebagai perusahaan energi, Pertamina mempunyai tanggung jawab besar untuk menjadi pilar mencapai NZE," katanya berbicara dalam acara Pertamina Energy Webinar 2021 yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (7/12/2021).

Sri Mulyani memaparkan bahwa target NZE memakai prinsip keterjangkauan dan adil. Artinya, tiap sektor penghasil emisi karbon mempunyai tanggung jawab lebih besar atas hal tersebut.

Adapun sektor energy, seperti Pertamina, mempunyai kontribusi sebagai penurun emisi karbon, dan nomor dua setelah sektor forestry and other land use (FoLU).

Sri Mulyani juga memaparkan bahwa Indonesia punya target penurunan emisi sebesar 41 persen pada 2060.

“Sektor FoLU ditargetkan (mampu) menurunkan emisi sebesar 700 juta ton karbon dioksida ekuivale (CO2e) dengan biaya Rp 90 triliun. Sementara itu, sektor energi dengan kontribusi menurunkan 450 juta ton CO2e membutuhkan dana hingga Rp 3.500 triliun,” paparnya.

Perbedaan itu dapat terjadi lantaran sektor energy merupakan bidang yang emmakan biaya mahal. 

“Energi adalah sektor yang very expensive and costly, tapi penting buat rakyat dan penting untuk menurunkan karbon dioksida (C02) dengan peran nomor dua setelah FoLU," lanjut Sri Mulyani.

Sri Mulyani menegaskan bahwa Kementerian Keuangan akan terus mendukung upaya-upaya mengatasi perubahan iklim, termasuk mencapai target NZE.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan, Indonesia telah menetapkan penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor energi sebesar 314 juta CO2e dengan upaya sendiri.

Kemudian, 466 juta ton CO2e dengan bantuan internasional. Pada 2020, total emisi energi Indonesia mencapai 586,8 juta ton CO2e.

"Kami berharap dengan implementasi dan strategi menuju NZE dapat menekan emisi sektor energi menjadi hanya 401 juta ton CO2e pada 2060. Sedangkan, apabila kita tidak melakukan apa pun atau business as usual, maka emisi sektor energi diperkirakan mencapai 2.039 juta ton CO2e," katanya.

Komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi sebagai upaya mengantisipasi dampak perubahan iklim sudha dipertegas Presiden Joko Widodo saat penyelenggaraan Konferensi Perubahan Iklim ke-26 PBB (COP 26) di Glasgow, Skotlandia pada November 2021.

Di sana, ia mengatakan bahwa Indonesia dapat berkontribusi lebih cepat bagi pencapaian target NZE.

Ego menambahkan, salah satu upaya yang dilakukan adalah pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), baik dalam bentuk PLTS skala kecil, PLTS Terapung, maupun PLTS skala besar. 

"Atas nama Kementerian ESDM, kami mengapresiasi Pertamina yang sudah memulai pemanfaatan PLTS, baik melalui program Green Energy Station di SPBU, pemasangan di gedung kantor, maupun fasilitas lainnya,” sambungnya.

Untuk itu, pihak Kementerian ESDM berharap, Pertamina dapat terus meningkatkan kinerja, berinovasi, serta beradaptasi terhadap perkembangan zaman dalam rangka berperan aktif mewujudkan agenda besar menuju Indonesia maju yang menerapkan green economy, green technology, dan green product.

Pertamina siap ambil peran

Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) Iman Rachman yang membuka penyelenggaraan PEW 2021 turut mengatakan bahwa Pertamina siap memainkan peran penting dalam memimpin transisi energi dan pengurangan emisi sektor energi di Indonesia.

“Pertamina mendukung langkah pemerintah dalam mewujudkan NZE atau emisi karbon nol bersih pada 2060 atau lebih cepat,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, Pertamina telah menargetkan untuk menurunkan emisi karbon hingga 81,4 juta ton CO2e pada 2060.

Selain itu, Pertamina juga telah mempersiapkan transisi energi melalui Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020-2024 dengan target menurunkan emisi CO2 sebesar 29 persen pada 2030.

Hingga 2020, Pertamina telah memberikan kontribusi penurunan emisi sebesar 27,08 persen dari baseline pada 2010 atau cukup signifikan apabila dibandingkan dengan target nasional sebesar 26 persen.

"Beberapa upaya Pertamina dalam menurunkan emisi antara lain dengan memanfaatkan flare gas, implementasi energy efficiency, fuel gasification, dan juga aktivitas lainnya seperti komersialisasi venting CO2 di subholding dan anak perusahaan Pertamina," papar Iman.

Iman menambahkan aspirasi Pertamina dalam penerapan energi hijau dan berkelanjutan turut diterjemahkan ke dalam delapan pilar transisi energi.

Di antaranya meningkatkan spesifikasi kilang Pertamina untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan, pengembangan lebih lanjut bioenergi dalam bentuk biomassa dan bioethanol, mengoptimalkan potensi dan meningkatkan kapasitas panas bumi terpasang, serta pengembangan green hydrogen.

Pertamina juga mengambil peran strategis dalam produksi dan pengembangan ekosistem baterai di Indonesia.

"Kami juga berkomitmen untuk memperkuat gasifikasi terintegrasi, membantu pelanggan kami di sektor transportasi, rumah tangga, dan industri untuk mengurangi emisi,” sebutnya.

Di bidang pembangkit listrik, Pertamina juga berupaya meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan serta rendah karbon untuk mengurangi jejak karbon.

Upaya pemanfaatan carbon capture, utilization, and storage (CCUS), lanjutnya, dijalankan untuk untuk peningkatan produksi beberapa ladang minyak dan gas juga menjadi fokus dalam penerapan energi hijau di perusahaan.

Upaya lain yang dilakukan untuk mengurangi emisi dari kegiatan operasi dan produksi adalah inisiatif memanfaatkan gas suar dan program Langit Biru untuk mendorong masyarakat menggunakan bahan bakar rendah emisi karbon.

Masuk daftar Fortune Global 500

Pada kesempatan itu, Iman juga mengatakan bahwa Pertamina berhasil masuk daftar Fortune Global 500 pada 2021.

Prestasi ini mampu disabet Pertamina karena mampu menghadapai triple shock, yakni penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dollar AS.

"Dengan nilai revenue perusahaan sebesar 41,47 miliar dollar AS pada tahun buku 2020, Pertamina berhasil menempati posisi 287 dalam Fortune Global 500," jelasnya.

Sebagai informasi, Pertamina akan memperkuat komitmen untuk mencapai visi perusahaan dan aspirasi pemegang saham dalam rangka transformasi menuju perusahaan global energi terdepan dengan target nilai pasar$100 miliar dollar AS pada 2024.

Di samping itu, Pertamina juga akan melanjutkan agenda utama transisi energi. Transformasi melalui restrukturisasi holding dan subholding yang sudah berjalan merupakan langkah strategis untuk mampu beradaptasi dengan perubahan ke depan.

"Pertamina harus bergerak lebih lincah, cepat, serta efektif untuk penguatan bisnis eksisting dalam mengelola dan menyediakan energi bagi kepentingan masyarakat hingga pelosok negeri dan pengembangan bisnis yang lebih luas, terutama pada bidang energi baru dan terbarukan," ujarnya.

Inovasi berbasis teknologi akan dilakukan di holding maupun subholding yang telah dibentuk untuk beroperasi menjalankan bisnisnya dengan optimal.

Digitalisasi serta research and development menjadi kunci kesuksesan sebuah perusahaan kelas dunia di tengah tantangan perubahan landscape bisnis secara global.

Adapun gelaran Pertamina Energy Webinar Tahun 2021 jug merupakan upaya dari itu sebagai cara meningkatkan wawasan bersama terkait inovasi teknologi dan bisnis, serta untuk memicu diskusi di tingkatan strategis.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com