Advertorial

Infrastruktur Jaringan 5G ZTE Siap Sambut Ekosistem Digital Masa Depan

Kompas.com - 09/12/2021, 08:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 telah menyebabkan disrupsi sosial. Pasalnya, segala aktivitas di luar rumah harus dibatasi guna mencegah penularan virus corona.

Demi mengatasi keterbatasan komunikasi secara tatap muka, sejumlah aktivitas, seperti bekerja, memanfaatkan gawai dan koneksi internet.

Berangkat dari kebutuhan tersebut, penyedia layanan internet pun berlomba-lomba menjawab kebutuhan pelanggan dengan memperbaiki kualitasnya. Salah satunya adalah menghadirkan jaringan 5G kepada pengguna.

Jaringan seluler generasi kelima tersebut memiliki kecepatan lebih tinggi dari generasi 4G. Karena lebih cepat, berbagai aktivitas yang memanfaatkan koneksi internet jadi lebih efektif, efisien, dan lancar. Misal saja, mengakses data dan video conference. Bahkan, jaringan 5G dinilai lebih hemat energi ketimbang jaringan 4G.

Game changer untuk masa depan

Pada acara virtual ZTE 5G Summit and User Congress, Rabu (24/11/2021), CEO Global System for Mobile Communications (GSMA) Ltd, John Hoffman, mengatakan bahwa pada akhir tahun 2021 jaringan 5G akan mencakup seperlima dari populasi global, dan memainkan peran yang semakin sentral di sektor perusahaan.

5G bersama dengan artificial intelligence (AI), internt of things (IoT), dan Big Data akan membawa masyarakat ke era konektivitas cerdas dengan digitalisasi di seluruh industri.

Ia menjelaskan, di sektor perusahaan, 5G merupakan katalisator industri 4.0 termasuk sektor industri vertikal, seperti transportasi, jaringan listrik, rumah sakit, dan pengaturan kesehatan.

Konektivitas 5G untuk perusahaan vertikal merupakan prioritas. Begitu pun dengan teknik teknologi baru, seperti infrastruktur virtual dan penggunaan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) untuk mengaktifkan layanan baru.

“Operator seluler akan menginvestasikan 1,1 triliun dolar Amerika Serikat (AS) dalam jaringan mereka antara 2020 dan 2025. 80 persen dari jumlah tersebut akan dialokasikan untuk 5G,” kata John.

Pasalnya, seluler adalah industri pertama yang berkomitmen pada United Nation (UN) 17 Sustainable Development Goals (SDGs).

“Penelitian menunjukkan bahwa cakupan broadband seluler mengurangi kemiskinan sebesar 4 persen setelah satu tahun dan sebesar 7 persen pada tahun-tahun selanjutnya,” tutur John.

(KOMPAS.com/Imalay Naomi) CEO ZTE Corporation, Xu Ziyang saat memberikan opening speech dalam virtual ZTE 5G Summit and User Congress, Rabu (24/11/2021).

ZTE siap hadirkan jaringan 5G untuk masa depan

Pada kesempatan sama, Chief Executive Officer (CEO) ZTE Corporation, Xu Ziyang mengatakan bahwa pihaknya siap menyambut masa depan dengan menyediakan infrastruktur jaringan 5G terbaik. Pasalnya, kehadiran jaringan 5G merupakan jawaban akan kebutuhan jaringan internet yang cepat untuk memudahkan berbagai pekerjaan.

Sebagai perusahaan teknologi, lanjutnya, ZTE terus melanjutkan berbagai upaya untuk meningkatkan efisiensi guna mendapatkan kualitas terbaik jaringan 5G, khususnya pada akhir 2021.

“Kami memberikan sejumlah dukungan jaringan 5G berupa wired accessall-opticals beared networksIP data networkscomputing infrastructurecloud service components, dan bantuan kepada operator untuk melakukan berbagai transformasi digital di bidang sains dan industri,” papar Xu.

Adapun dalam pengembangan jaringan 5G, ZTE mengedepankan green strategy dengan menggunakan teknologi inovatif untuk membangun jalan menuju ekonomi digital yang ramah lingkungan.

Teknologi tersebut mengedepankan empat pilar, yaitu operasi ramah lingkungan, rantai pasokan ramah lingkungan, infrastruktur digital ramah lingkungan, dan industri vertikal ramah lingkungan yang mengarah pada pengurangan karbon dan netralitas karbon.

Hal tersebut sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO) 5G.

“Strategi itu dilakukan dengan menekan penggunaan karbon. Kami menerapkan solusi 5G dan cloud yang lebih ramah lingkungan untuk mencapai target emisi nol karbon bagi operator,” ujar Technical Spokesperson ZTE Corporation Tu Jiashun.

Jiashun pun menceritakan kualitas dan efisiensi energi dari jaringan 5G yang telah digunakan di Gunung Chogori, yang terletak di perbatasan China dan Pakistan.

Di daerah dengan lokasi geografis serta cuaca ekstrem tersebut, infrastruktur jaringan 5G yang dibangun ZTE mampu menghasilkan koneksi internet cepat dan stabil dengan seluruh mobile site emisi nol karbon.

“Penggunaan jaringan 5G yang telah diadopsi dalam beberapa perangkat elektronik mampu menekan konsumsi daya hingga 30 persen,” kata Jiashun.

Sementara, jaringan 5G dalam jaringan seluler mampu menghemat konsumsi baterai hingga 17 persen Dengan demikian, jaringan 5G menciptakan inovasi yang dapat memperpanjang umur perangkat.

“Kami terus menggunakan material baru, proses baru, dan teknologi baru untuk mengurangi konsumsi daya solusi 5G UniSite. Radio remote unit (RRU) dan active antena unit (AAU) dual-band dan tri-band digunakan untuk menyederhanakan solusi site,” papar Jiashun.

Ia melanjutkan, sekitar 30 persen konsumsi daya berkurang melalui penerapan mobile site ramah lingkungan.

“Jaringan 5G yang cerdas dapat menghemat lebih dari 20 persen energi baterai. Hal ini dapat memperpanjang masa pakai baterai terminal melalui pemantauan kinerja dan pencocokan bandwidth,” tuturnya.

President Director ZTE Indonesia Liang Weiqi.KOMPAS.com/Imalay Naomi President Director ZTE Indonesia Liang Weiqi.

Dukung ekosistem 5G di Indonesia

Guna memperluas manfaat jaringan 5G, ZTE menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan penyedia layanan internet, pelaku industri, dan negara, termasuk Indonesia.

Di acara tersebut, President Director ZTE Indonesia, Liang Weiqi mengungkapkan bahwa pihaknya siap membangun infrastruktur jaringan 5G di Indonesia.

“Kami akan terus melebarkan sayap dengan memberikan bantuan jaringan 5G guna memenuhi kebutuhan seluruh pengguna internet. Kami juga memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai wilayah Indonesia mana yang membutuhkan jaringan ini, seperti daerah pelosok yang minim informasi dan digitalisasi,” kata Weiqi.

Di Indonesia, ZTE menjalin kerja sama dengan Telkomsel dalam mengembangkan jaringan 5G secara terukur dan bertahap, di Tanah Air.

“Telkomsel bersama seluruh mitra strategis, termasuk ZTE salah satunya, sedang berupaya agar akses jaringan 5G dapat dinikmati oleh seluruh wilayah Indonesia,” tutur Director of Network Telkomsel Nugroho.

Weiqi kembali menjelaskan bahwa pihaknya turut menggandeng sejumlah pelaku industri pertambangan di Indonesia. Melalui kerja sama ini, industri pertambangan telah mengadopsi jaringan 5G yang dipadukan dengan AI untuk menjalankan sistemnya.

“Kami masih ingin melakukan ekspansi produk ke berbagai industri agar manfaat 5G benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh orang, terutama masyarakat Indonesia,” papar Weiqi.

Untuk diketahui, 5G Summit and User Congress merupakan acara virtual kedua yang dilaksanakan oleh ZTE. Sejumlah pemimpin dan pakar industri dihadirkan untuk memaparkan potensi ekosistem digital, khususnya jaringan 5G, untuk masa depan.

Pasalnya, ekosistem digital berpotensi mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan dengan memacu inovasi, menghasilkan efisiensi, serta meningkatkan layanan. Untuk mengakselerasi hal ini, upaya kolaboratif dari para pemangku kepentingan dibutuhkan guna mengembangkan jaringan 5G.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com