Advertorial

Dukung Transisi Energi, Pertamina Perbanyak Inovasi Model Bisnis

Kompas.com - 09/12/2021, 20:00 WIB

KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) memperbanyak inovasi model bisnis untuk mendukung proses transisi energi sekaligus mendukung pencapaian target net zero emissions Indonesia pada 2060.

Vice President New Ventures Direktorat Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) Mia Krishna Anggraini mengatakan, inovasi model bisnis dapat menjadi kunci kesuksesan dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis baru untuk menghadapi transisi energi.

"Inovasi model bisnis dapat dilakukan melalui proses inkubasi. Direktorat SPPU mendukung pengembangan bisnis baru Pertamina Group dengan menyediakan ekosistem inkubasi yang dibutuhkan," katanya dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (9/12/2021).

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan bahwa pihaknya melakukan inovasi model bisnis untuk mendukung proses transisi energi.

Salah satu inovasi tersebut, lanjutnya, adalah menargetkan pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan 391 unit stasiun pertukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU).

"Pertamina menginisiasi bisnis SPKLU melalui skema partnership dan terintegrasi dengan aplikasi MyPertamina," imbuhnya.

Alfian melanjutkan, Pertamina Patra Niaga menargetkan pembangunan 513 unit SPKLU dan SPBKLU hingga 2024 sebagai bagian strategi transisi energi, dengan rincian 122 unit SPKLU dan 391 unit SPBKLU.

Meski demikian, pihaknya memerlukan dukungan atau insentif dari pemerintah untuk mengatasi tantangan keekonomian bisnis kendaraan listrik.

Alfian menyebutkan, dukungan yang diperlukan di antaranya adalah insentif dan regulasi yang pro kendaraan listrik. Misalnya, diskon atau gratis pemasangan untuk pelanggan baru, pemberian tarif curah untuk SPKLU/SPBKLU, dan gratis abonemen minimal selama dua tahun.

“Bisa juga insentif untuk pengguna kendaraan listrik agar dapat menurunkan total cost ownership (TCO). Khusus hal ini, pemerintah bisa melihat kebijakan kendaraan listrik di Taiwan sebagai benchmark,” kata Alfian.

Sementara itu, lanjutnya, dukungan terkait teknologi yang diperlukan di antaranya adalah keperluan fleksibilitas teknologi SPKLU dan standardisasi baterai kendaraan listrik roda dua.

Menyangkut perizinan,

pengelolaan izin usaha jasa penunjang tenaga listrik (IUJPTL) satu pintu di Pertamina bagi partner SPBU Pertamina (mitra DODO) dengan standar tetap mengikuti aturan yang berlaku.

Kendaraan listrik adalah masa depan

Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia Pertamina Dannif Danusaputro mengatakan, bisnis baterai dan kendaraan listrik adalah bisnis masa depan.

"Visi subholding Power and New Renewable Energy (PNRE) adalah memimpin transisi energi Pertamina melalui pengembangan solusi karbon, energi baru terbarukan (EBT), dan membangun bisnis masa depan di sektor energi," ujarnya.

Ia melanjutkan, pihaknya menargetkan setidaknya pembangunan pembangkit EBT dengan kapasitas total 10.000 megawatt (MW). Separuh dari angka tersebut atau 5.000 MW akan dialokasikan ke pembangkit EBT panas bumi.

Kemudian, sebanyak 4.000 MW akan dialokasikan ke pembangkit gas dan dekarbonisasi yang rendah karbon.

Terakhir, sebanyak 1.000 MW akan dialokasikan ke bisnis masa depan, yakni baterai dan kendaraan listrik, hidrogen, pasar karbon, dan kompleks industri hijau.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS) Erry Widiastono mengatakan bahwa restrukturisasi telah memperkuat value chain bisnis PIS menjadi end-to-end marine logistics provider.

Adapun sejumlah bisnis yang dijalankan PIS saat ini, antara lain shipping, marine services, port operations and services, port asset ownership, marine logistics-storage, dan other support services.

"Restrukturisasi membuat PIS dapat fokus mengembangkan bisnis, meningkatkan efisiensi operasional, dan value perusahaan," ujarnya.

Pada 2021, PIS mencatatkan kinerja keuangan dan operasional yang lebih baik dibandingkan 2020. Terbukti, net income perusahaan meningkat 27 persen dan net income margin meningkat 142,6 sebagai dampak peningkatan skala usaha.

Ke depan, lanjut Erry, PIS akan meningkatkan kapasitas dan beraspirasi menjadi “ASEAN Leading Integrated Marine Logistics Company”.

Sejalan dengan visi tersebut, PIS telah merumuskan peta jalan green integrated marine logistics company untuk mendukung Pertamina dalam upaya pengurangan jejak karbon.

Pertamina menggelar Pertamina Energy Webinar 2021 dengan mengusung tema "Energizing Your Future" sebagai upaya meningkatkan wawasan bersama terkait inovasi teknologi dan bisnis, serta untuk memicu diskusi di tingkatan strategis. Pertamina Energy Outlook 2021 berisi pandangan Pertamina terhadap masa depan sektor energi, baik dari sisi produksi maupun konsumsi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com