Advertorial

Produk Keuangan di Ruang Digital, Apa Saja yang Perlu Diketahui Pengguna?

Kompas.com - 09/12/2021, 22:38 WIB

KOMPAS.com – Era digital memberikan peluang bagi masyarakat untuk mencari keuntungan finansial. Hal ini terjadi sebagai dampak perkembangan digital dan berkembangnya produk keuangan saat ini.

Seperti diketahui, Indonesia punya pangsa pasar yang luas di sektor teknologi digital. Hal ini selaras dengan bertumbuhnya pengguna smartphone. Faktor ini juga jadi pengaruh pertumbuhan ekosistem digital di bidang keuangan seperti ecommerce, mobile banking, dan financial technology (fintech).

Siapa pun dapat memanfaatkan peluang itu untuk mendapatkan keuntungan finansial. Meski demikian, masyarakat tetap perlu membekali diri dengan literasi digital agar pemanfaatannya tepat.

Untuk mengedukasi masyarakat terkait hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Tips Hujan Cuan Di Ruang Digital”, Rabu (17/1/2021).

Webinar digelar secara daring dan diikuti sejumlah peserta.

Forum tersebut mendatangkan beragam narasumber. Mereka adalah CEO Kaizen Room Ismita Saputri, juga perwakilan dari Mekar Pribadi sekaligus Penulis dan Jurnalis Erwan Widyarto.

Ada pula Financologist Motivator Keuangan dan Kejiwaaan Keluarga sekaligus anggota Asosiasi Ilmu Administrasi Negara/Publik Indonesia (IAPA) Alviko Ibnugroho, SE, MM, Co Founder Localin Muhammad Bima Januri, ST, MKom, dan Musisi Ronald Silitonga.

Dalam pemaparannya, Muhammad Bima Januri menyampaikan informasi penting bahwa masyarakat perlu mengenali produk keuangan yang lahir dan berkembang di era ini sebelum memakai jasanya.

Misalnya, saat ingin menggunakan layanan fintech, mereka perlu emmahami bidang tersebut lebih dulu.

“Manfaatkan produk keuangan digital secara bijak, seperti meminjam sesuai kebutuhan, pinjaman produktif, dan menghitung kemampuan bayar,” ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (7/12/2021).

Selain itu, pengguna juga perlu memahami perjanjian dan konsekuensinya, paham bunga, dan mengetahui denda-denda sebagai konsekuensi jika gagal bayar saat jatuh tempo.

“(Penting untuk memiliki) financial intelligence, yakni kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan keuangan dasar untuk memiliki kehidupan finansial yang sehat,” sambungnya.

Kalau perlu,s ambungnya, pengguna mesti meningkatkan literasi keuangan digital dan pengelolaan kredit dengan memahami dasar investasi, perencanaan jaminan masa tua, mengatasi potensi konflik keuangan, dan pengetahuan dasar yang cukup soal asuransi.

Berinteraksi di ruang digital

Ronald Silitonga selaku narasumber key opinion leader juga menyampaikan hal-hal umum yang perlu dilakukan masyarakat saat berinteraksi di ruang digital.

Ia menilai, masyarakat hendaknya fokus berbuat baik dan tidak merusak kedamaian saat berinteraksi di ranah digital dengan menghindari pornografi dan hoaks.

“Kalau kita menghindari hal-hal negative, maka makin banyak hal-hal positif yang muncul,” terangnya.

Karenanya, dalam kesempatan tersebut, ia mengajak masyarakat membuat batasan pada diri sendiri saat berinteraksi.

“Jangan sampai terjatuh dulu baru menyesal dalam berbuat sesuatu yang cenderung berdampak buruk di media digital. Literasi digital itu kemampuan pemahaman kita di dunia digital yang harus diterapkan setiap hari dan berkaitan dengan etika kita di kehidupan,” sambungnya.

Etika itu juga, menurutnya yang harus jadi bekal saat mencari cuan lewat teknologi digital.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Lestari menyampaikan pertanyaan.

“Bagaimana cara mengantisipasi ancaman budaya luar maupun ajaran yang kurang baik dibawa masuk ke Indonesia melalui platform digital?” katanya

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Ismita Saputri.

“Kita tidak perlu mengatasi apa pun. Cukup mencintai Indonesia saja. Hal ini bisa membuat kita menjadikan Indonesia berkembang dengan baik sesuai dengan budayanya. Jadi, tak perlu khawatir terhadap budaya-budaya lain yang masuk,” terangnya.

Sebagai informasi, webinar tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan.

Kegiatan itu terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital dan diselenggarakans epanjang 2021.

Kegiatan webinar turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak sehingga dapat berjalan dengan baik. Hal ini mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses jika target 12,5 juta partisipan tercapai.

Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar selanjutnya melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan, ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com