Advertorial

Patuhi Aspek ESG, Tekad Pertamina Turunkan Emisi Karbon

Kompas.com - 10/12/2021, 14:38 WIB

KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) berkomitmen dalam meningkatkan kepatuhan pada aspek environment, social, and governance (ESG). Upaya ini merupakan bagian dari program transisi energi dan penurunan emisi karbon perseroan.

Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Iman Rachman menjelaskan, sebagai perusahaan energi nasional sekaligus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar, Pertamina berperan penting dalam memimpin transisi energi dan pengurangan emisi sektor energi untuk memastikan prinsip keberlanjutan.

“Pertamina telah mempersiapkan transisi energi melalui Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020-2024 dengan target menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 29 persen pada 2030,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (10/12/2021).

Iman melanjutkan, aspirasi Pertamina dalam penerapan energi hijau dan berkelanjutan diterjemahkan ke dalam delapan pilar transisi energi.

Pilar tersebut terdiri dari peningkatan spesifikasi kilang untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan, pengembangan lebih lanjut bioenergi dalam bentuk biomassa dan bioetanol, pengoptimalan potensi dan peningkatan kapasitas panas bumi terpasang, pengembangan green hydrogen, serta mengambil peran strategis dalam produksi dan pengembangan ekosistem baterai di Indonesia.

Selain itu, pilar transisi energi juga bertujuan memperkuat gasifikasi terintegrasi serta meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) sekaligus rendah karbon. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jejak karbon.

Upaya mengurangi jejak korba juga dilakukan perseroan dengan manfaatkan carbon capture, utilization, and storage (CCUS). Melalui teknologi ini, karbon akan digunakan untuk meningkatkan produksi beberapa ladang minyak dan gas.

Terkait pemanfaatan CCUS, Pertamina menjalin kerja sama resmi dengan ExxonMobil pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11/2021).

Development Planner for Global CCS Projects ExxonMobil Low Carbon Solutions Company ExxonMobil Stephen Jones menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik kemitraan secara berkelanjutan dengan Pertamina.

Jones berharap, ke depan, ExxonMobil dan Pertamina dapat berkolaborasi dalam mengembangkan bisnis low carbon solutions di Indonesia.

“Indonesia memiliki potensi yang signifikan untuk penyebaran CCS skala besar. Tidak hanya untuk memenuhi ambisi pengurangan emisinya sendiri, tetapi juga dapat menjadi pemimpin yang menyediakan solusi CCS untuk kawasan,” ucap Jones.

Komitmen Pertamina pada KTT Glasgow

Tekad Pertamina dalam menurunkan emisi merupakan implementasi dari komitmen pada ESG. Dalam sesi Pertamina Energy Webinar pada KTT Glasgow, Manager of ESG Research-Sustainalytics Jonathan Smith memaparkan penilaian ESG.

Ia mengatakan, transisi energi merupakan aspek penting dalam konteks mitigasi dampak perubahan iklim dan risiko keuangan. Bahkan, hal tersebut juga menjadi peluang bisnis bagi investor di sektor energi global.

Meski transisi sistem energi global sangat penting, Smith melanjutkan, perusahaan minyak tidak boleh mengorbankan kesejahteraan publik atau pembangunan berkelanjutan. Hal ini mengingat sektor tersebut berkontribusi menghasilkan pendapatan materiel bagi pemerintah.

“Isu-isu, seperti ketahanan energi, pembangunan sekaligus pertumbuhan ekonomi, serta tenaga dan lapangan kerja, termasuk pertimbangan yang relevan ketika memikirkan dan bertindak dalam transisi energi,” jelasnya.

Smith juga menjelaskan bahwa ada banyak kemajuan yang dicapai merujuk data ESG. Namun, urgensi penanganan isu-isu ESG masih menjadi perhatian investor perusahaan dan pemerintah. Dengan begitu, perusahaan minyak perlu meningkatkan kualitas data dan ratingnya.

Ia menyebutkan, dalam dan penelitian yang dilakukan, Sustainalytics telah menjangkau lebih dari 20.000 perusahaan, termasuk seluruh rantai nilai energi mulai dari hulu ke hilir. Untuk saat ini, perusahaannya aktif membantu emiten korporat mengintegrasikan keberlanjutan strategi dan modal proyek.

Sebagaimana diketahui, pada September 2021, Pertamina menerima ESG Risk Rating oleh Sustainalytics sebesar 28,1. Nilai menempatkan Pertamina pada risiko medium dalam mengalami dampak keuangan material dari faktor-faktor ESG.

Tingkat risiko tersebut mengalami perbaikan signifikan dari sebelumnya yang mencapai 41,6 (severe risk) pada Februari 2021.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau