KOMPAS.com – Guna mendorong program revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA), Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Adib meminta KUA proaktif melakukan sosialisasi program ke lapangan.
Menurutnya, kendati KUA memiliki banyak program atau layanan baru, keduanya tidak akan berkembang apabila masyarakat tidak mengetahui informasi tersebut.
“Kalau masyarakat tidak tahu, maka tidak ada yang dilayani. Kalau tidak ada yang dilayani, maka layanan itu tidak berkembang,” kata pria yang akrab disapa Gus Adib melalui rilis resmi, Sabtu (11/12/2021).
Ketika masyarakat tidak tahu dengan adanya layanan-layanan di KUA, maka kemungkinan besar KUA akan kembali dianggap sebagai "Kantor Urusan Asmara".
Selain itu, dengan adanya sosialisasi ke lapangan, KUA juga bisa mengukur apakah layanan tersebut sudah memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kita bisa menilai apa kekurangannya, di mana yang harus diperbaiki, apa yang harus dipertahankan, apa yang harus ditinggalkan,” tambahnya.
Terkait dengan manfaat program atau layanan, Gus Adib mengaku, keduanya hanya bisa diukur ketika masyarakat sudah mencobanya sendiri. Sebab, masyarakat nantinya akan memberikan feedback terhadap layanan yang tersedia di KUA.
“Bagaimana kita bisa menilai sebuah benda kalau kita sendiri belum pernah menggunakan benda itu? Begitu pun layanan, bagaimana masyarakat bisa memberikan feedback kalau mereka tidak pernah menerima atau merasakan layanannya?” tegasnya.
Guna memberi pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat, Gus Adib menegaskan bahwa pegawai KUA harus mengubah perspektif dalam memberikan layanan. Salah satunya dengan menghilangkan pemikiran bahwa layanan yang disediakan tidak perlu disosialisasikan.
“Sekarang KUA menyediakan layanan dan bagaimana caranya masyarakat agar tahu layanan itu. Perspektifnya harus itu,” tuturnya.