KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk bekerja sama dengan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) dalam rangka mewujudkan hunian bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara kedua pihak berlangsung di Gedung Kantor Pusat BRI, Jumat (3/12/2021).
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum DPP APERSI Junaidi Abdillah dan Direktur Pembiayaan Perumahan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Sri Purwanto.
Secara terpisah, rangkaian acara juga dihadiri oleh 26 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) APERSI dan 19 kantor wilayah BRI seluruh Indonesia.
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan, hunian menjadi salah satu kebutuhan primer yang diminati masyarakat.
Hal itu terlihat dari data pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BRI yang tumbuh hingga 10,01 persen year-on-year (YoY) sepanjang kuartal III-2021.
Selain tingginya animo masyarakat, kerja sama tersebut juga menjadi salah satu upaya BRI untuk mendukung program hunian pemerintah.
Pada 2022, BRI berkomitmen untuk menyalurkan KPR subsidi hingga 60.000 unit. Sementara untuk penyaluran KPR nonsubsidi, calon nasabah dapat mengajukan KPR via aplikasi BRISPOT.
Melalui BRISPOT, calon nasabah tidak hanya bisa mengajukan KPR, tetapi juga melakukan memantau proses pengajuan KPR tersebut secara real-time.
Meski begitu, calon nasabah juga bisa tetap mengunjungi kantor cabang BRI apabila memerlukan informasi lebih lanjut.
“BRI juga telah melayani KPR melalui 461 kantor cabang BRI yang tersebar di seluruh Indonesia,” ungkap Handayani melalui keterangan resmi, Sabtu (11/12/2021).
Terkait dengan kerja sama antara BRI dengan APERSI, Executive Vice President BRI Handaru Sakti mengatakan bahwa pihaknya optimistis dapat mengurangi backlog perumahan di Indonesia. Pasalnya, baik BRI maupun APERSI memiliki cakupan wilayah yang luas dan tersebar di seluruh Indonesia.
“Hal ini menjadikan kolaborasi antara BRI dengan APERSI semakin kuat dalam memenuhi hunian untuk masyarakat luas,” ungkap Handaru.
Di samping itu, kehadiran salah satu stakeholder BP Tapera juga dianggap menjadi pendukung dalam sektor perumahan di Indonesia. Terutama mengingat BP Tapera memiliki lebih dari 175 industri turunan, termasuk di segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Ke depan, kata Handaru, BRI akan terus memaksimalkan pembangunan perumahan melalui KPR BP TAPERA maupun KPR secara umum.
Ia meyakini, tujuan tersebut dapat terwujud melalui dukungan dari pemerintah, stakeholder, dan berbagai pihak lainnya.