Advertorial

26,5 Juta Anak Usia 6 hingga 11 Tahun Jadi Target Vaksinasi Covid-19

Kompas.com - 16/12/2021, 18:38 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 bagi anak berusia 6 hingga 11 tahun pada Selasa (14/12/2021).

Bersamaan dengan program tersebut, pemerintah juga terus menggencarkan program vaksinasi bagi kelompok usia lain guna mencapai target vaksinasi 70 persen dari total populasi pada 2021.

Dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kebijakan tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian kekebalan kelompok (herd immunity).

“Kebijakan itu diharapkan dapat melindungi anak-anak dari sakit berat dan kematian akibat Covid-19, serta menekan penularan kepada kelompok umur lain,” ujar Nadia dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (16/12/2021).

Dia melanjutkan, vaksinasi anak menargetkan 26,5 juta anak berusia 6 sampai 11 tahun. Pemerintah berharap, setiap anak bisa mendapatkan vaksinasi lengkap sesuai jadwal.

Oleh karena itu, pemerintah membutuhkan dukungan dari semua pihak, terutama para orangtua serta guru, untuk mendampingi dan bekerja sama dengan petugas setempat. Hal ini dilakukan untuk memastikan anak-anak mendapatkan haknya untuk terlindungi dari Covid-19.

Adapun jenis vaksin yang digunakan untuk kelompok usia tersebut adalah Sinovac. Vaksin akan diberikan sebanyak dua dosis dengan jeda 28 hari.

Sebagai informasi, vaksinasi kelompok usia 6 hingga 11 tahun akan dimulai di wilayah yang telah memenuhi kriteria.

“Pelaksanaan vaksin anak berusia 6 hingga 11 tahun berlangsung di provinsi dengan pencapaian vaksin dosis pertama di atas 70 persen dan vaksinasi kelompok lanjut usia (lansia) di atas 60 persen. Sebanyak 115 kabupaten dan kota di 19 provinsi sudah memenuhi kriteria tersebut,” ujar Nadia.

Pada kesempatan tersebut, Nadia juga menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan cakupan vaksinasi dapat mencapai 70 persen secara nasional. Saat ini, sebanyak 13 provinsi telah mencapai target.

Hingga Selasa (14/12/2021) pukul 18.00 WIB, total vaksinasi dosis pertama telah mencapai 147,9 juta dosis atau 71 persen dari sasaran. Kemudian, lebih dari 104,1 juta di antaranya atau setara 50 persen sudah mendapatkan dosis kedua.

Sementara untuk vaksinasi lansia, lanjut Nadia, hanya sembilan provinsi yang telah mencapai lebih dari 60 persen vaksinasi dosis pertama.

Sembilan provinsi tersebut adalah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Bali, Yogyakarta, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara.

Sementara itu, sebanyak 85,9 persen vaksinasi dosis ketiga atau booster telah diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes).

Nadia mengatakan, saat ini, Indonesia telah menerima lebih dari 415,3 juta dosis vaksin, baik dalam bentuk jadi maupun bulk.

Pada Selasa, Indonesia juga menerima kedatangan vaksin Pfizer tahap ke-158 sebanyak 1,7 juta dosis. Vaksin itu merupakan donasi dari pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Covax Facility.

“Vaksin yang terus berdatangan menjadi bukti keseriusan pemerintah untuk mengamankan stok vaksin guna memenuhi kebutuhan program vaksinasi nasional,” tegas Nadia.

Situasi terkini di Indonesia

Pada kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan perkembangan terkini mengenai situasi Covid-19 di Tanah Air.

Menurut Nadia, jika dibandingkan minggu lalu, angka kasus baru menurun hingga 17 persen dan angka kematian meningkat sebesar 14 persen.

Sementara itu, testing rate dan positivity rate, serta penggunaan tempat tidur, termasuk di ruang intensive care unit (ICU), untuk pasien Covid-19 berada pada level aman.

Tren baik tersebut, kata Nadia, harus dipertahankan dengan terus mengupayakan pengawasan, pelacakan kontak, dan pelaksanaan program vaksinasi.

“Selain itu, kita juga harus mulai bersiap dengan potensi kemunculan gelombang baru seiring dengan meluasnya varian Omicron. Meski demikian, saat ini, belum ditemukan penularan varian tersebut di Indonesia,” jelas Nadia.

Di samping itu, Nadia juga mengimbau masyarakat untuk tetap menaati protokol kesehatan (prokes). Terlebih, pada momen libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Selalu gunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Hal tersebut merupakan kunci untuk menyelesaikan pandemi Covid-19,” kata Nadia.

Dia juga meminta agar masyarakat jangan merasa ragu untuk segera pergi ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) jika sakit atau memiliki gejala Covid-19.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com