Advertorial

Bank BJB Edukasi Masyarakat untuk Waspada Terhadap Penipuan Online

Kompas.com - 17/12/2021, 15:43 WIB

KOMPAS.com – Perkembangan layanan digital di semua sektor kehidupan mendapat respons positif dari masyarakat. Tak terkecuali inovasi layanan perbankan yang kini berlomba menawarkan berbagai fitur online bagi nasabah.

Inovasi tersebut dihadirkan industri perbankan guna memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi keuangan sekaligus meningkatkan brand perusahaan perbankan terkait.

Walau demikian, masyarakat tetap harus lebih waspada terhadap kemungkinan penyalahgunaan sistem online yang kerap berujung kepada tindak penipuan di era digitalisasi perbankan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Divisi Corporate Secretary PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten atau Bank BJB Widi Hartoto dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (17/12/2021).

“Terdapat berbagai hal yang perlu diperhatikan nasabah agar terhindar dari penipuan yang mengatasnamakan Bank BJB. Pertama, memastikan bahwa informasi yang Anda peroleh terkait Bank BJB berasal dari channel komunikasi resmi kami,” kata Widi.

Adapun sejumlah channel komunikasi resmi Bank BJB di antaranya adalah call center 14049 dan surat elektronik untuk informasi dan pengaduan nasabah melalui bjbcare@bankbjb.co.id.

Selanjutnya, akun media sosial resmi Bank BJB, antara lain Instagram @bankbjb, Twitter @infobankbjb, dan Facebook bank BJB, yang telah menjadi verified account bercentang biru.

Sementara, laman website resmi Bank BJB adalah www.bankbjb.co.id.

“Kedua, kami mengimbau masyarakat untuk tidak pernah memberikan informasi data rahasia kepada siapa pun,” lanjut Widi.

Informasi rahasia tersebut meliputi nomor personal identification number (PIN), user ID, kode one time password (OTP), kode akses, nomor card verification value (CVV), hingga tanggal kadaluwarsa (expire date) kartu kepada pihak mana pun.

“Pihak Bank BJB tidak pernah meminta informasi data tersebut melalui sarana media elektronik yang tidak aman,” tegas Widi.

Ia juga menjelaskan bahwa penyalahgunaan sistem online yang marak menyerang dunia perbankan adalah phihsing dan skimming.

Phishing merupakan aksi penipuan yang dilakukan oleh pihak tertentu melalui upaya mencuri informasi rahasia seorang nasabah dengan mengincar user ID, PIN, OTP, data kartu kredit, dan informasi sensitif lainnya.

“Modus mereka bisa dengan membuat situs palsu yang memiliki tampilan mirip dengan situs resmi bank. Phishing dilakukan dengan pura-pura mengaku sebagai petugas dari bank atau institusi tertentu,” ujar Widi.

Selanjutnya, pelaku yang mengaku sebagai petugas call center Bank BJB akan menelepon nasabah. Lewat sambungan telepon itu, pelaku melancarkan aksi penipuan dengan meminta data berupa user id dan password nasabah.

Widi juga mengungkapkan bahwa menghindari aksi phising bisa dilakukan dengan selalu menjaga kerahasiaan data pribadi.

“Jangan sembarangan ketika membuka email dan link email yang tidak jelas pengirimnya. Selain itu, ubah password secara berkala dengan memakai kombinasi huruf, angka, dan karakter,” paparnya.

Sementara itu, skimming merupakan metode membaca data magnetik yang terdapat pada kartu debit dan kredit secara ilegal.

Skimming dilakukan dengan cara mengintip data nasabah di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) melalui kamera tersembunyi yang dipasang pelaku,” jelas Widi.

Adapun beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi skimming di antaranya mengutamakan penggunaan ATM Bank BJB, mengganti PIN ATM secara berkala, dan menutup tombol PIN pad dengan tangan saat mengetik PIN ATM.

“Perlu diingat, jangan mudah memberikan PIN ATM kepada pihak lain yang mengaku sebagai petugas bank,” jelas Widi.

Bank BJB, lanjutnya, telah berupaya memberikan informasi dan wawasan guna meningkatkan kewaspadaan nasabah terhadap penipuan online.

“Layanan digital memudahkan masyarakat dalam mengakses setiap produk dan program perbankan yang ada. Namun, (prinsip) kehati-hatian (wajib diterapkan) setiap melakukan transaksi demi keamanan bersama,” tutur Widi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com