Advertorial

Pemerintah Imbau Masyarakat Jadi Wisatawan Bertanggung Jawab Saat Libur Nataru

Kompas.com - 17/12/2021, 18:31 WIB

KOMPAS.com – Jelang liburan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru), pemerintah meminta masyarakat untuk menjadi wisatawan bertanggung jawab dengan mengedepankan perlindungan kesehatan.

Hal tersebut merupakan salah satu bentuk kewaspadaan terhadap varian baru virus corona, Omicron, yang telah ditemukan di Indonesia.

Dalam dialog bertema Sambut Tahun Baru dengan Liburan Gaya Baru dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) pada Kamis (16/12/2021), Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Henky Manurung mengajak masyarakat serta pelaku usaha untuk berhati-hati serta tidak abai. Pasalnya, pandemi belum selesai.

“Kami meminta wisatawan Nusantara untuk mengedepankan perilaku bertanggung jawab dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) 3M sebagai upaya proteksi kesehatan saat berwisata pada libur Nataru,” ujar Henky dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (17/12/2021).

Selain itu, masyarakat juga diminta menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk memantau kepadatan pengunjung di destinasi wisata. Bersamaan dengan itu, pemerintah juga meminta para pelaku usaha untuk tidak lalai.

Oleh sebab itu, pihaknya juga memberikan dukungan penuh terhadap sertifikasi Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan atau Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE) dari Kemenparekraf. Sertifikasi ini akan mendorong kepercayaan masyarakat terhadap pelaku usaha.

“Sertifikasi CHSE tidak hanya melindungi wisatawan, tetapi juga pekerja dan pelaku wisata,” tegas Henky.

Henky melanjutkan, pemerintah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memperketat pengawasan di destinasi wisata, termasuk pemberlakuan teguran atau sanksi bagi pengelola yang melanggar peraturan.

Sementara itu, guna menghindari penumpukan wisatawan, masyarakat diminta untuk memilih lokasi wisata secara bijak.

Untuk menikmati libur Nataru, wisatawan dapat mempertimbangkan destinasi prioritas di seluruh Indonesia, seperti Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Likupang, dan Belitung.

“Berkunjung ke daerah tersebut akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kini, saatnya menikmati wisata di Indonesia,” tuturnya.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Sonny Harry Harmadi.

“Pertama, masyarakat harus menghindari kerumunan. Masyarakat juga harus menaati kebijakan pembatasan kapasitas, serta larangan pesta dan arak-arakan Tahun Baru demi mencegah kerumunan,” kata Sonny.

Sonny juga meminta masyarakat untuk memahami bahwa peraturan tersebut diberlakukan demi melindungi masyarakat dan menghindari lonjakan kasus penularan Covid-19. Terlebih, dengan penemuan varian Omicron di Indonesia.

Terkait hal itu, Sonny menjelaskan bahwa penanganan varian Omicron serupa seperti virus SARS CoV-2 lain, yakni dengan percepatan vaksinasi. Pasalnya, vaksinasi terbukti efektif mengurangi angka kesakitan dan kematian.

Selain itu, penanganan varian Omicron juga dilakukan dengan menjaga kepatuhan prokes, mendorong upaya deteksi, dan membatasi mobilitas.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menyampaikan, sebagai salah satu destinasi wisata favorit, Kabupaten Bogor memastikan penerapan upaya mitigasi agar pandemi tetap terkendali.

Upaya tersebut dilakukan dengan penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2, penggunaan aplikasi PeduliLindungi, dan pembentukan satgas untuk mempermudah pengawasan.

“Kami memprediksi, wilayah Bogor akan ramai oleh wisatawan pada akhir minggu ketiga Desember dan menjelang libur Nataru,” kata Ade.

Sementara itu, tenaga medis sekaligus pelaku perjalanan wisata, Ratih C Sari, juga menegaskan pentingnya pemilihan destinasi wisata, waktu bepergian, dan kegiatan yang akan dilakukan demi memastikan liburan berlangsung dengan aman.

Oleh sebab itu, Ratih menyarankan masyarakat untuk memilih destinasi wisata di dalam negeri, khususnya wisata alam. Pasalnya, berwisata ke luar negeri lebih berisiko terhadap penularan Covid-19.

Dia juga meminta masyarakat untuk memastikan anak-anak mematuhi prokes saat berwisata. Menurut Ratih, kebutuhan prokes pada anak berbeda dengan orang dewasa.

“Kepatuhan prokes anak-anak merupakan kepatuhan orangtua. Jadi, orangtua yang harus selalu mengingatkan (mereka),” tuturnya.

Di samping itu, anak-anak juga berpotensi menjadi penular super atau superspreader virus Covid-19.

Menurut Ratih, berlibur memang merupakan kegiatan penting. Namun, kegiatan tersebut tidak akan sebanding jika wisatawan tidak menerapkan prokes secara bertanggung jawab.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com