Advertorial

KPBU Bandar Udara Hang Nadim Diharapkan Bantu Batam Jadi Hub Logistik Internasional

Kompas.com - 21/12/2021, 22:16 WIB

KOMPAS.com - Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) melakukan penandatanganan kerja sama pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam dengan konsorsium PT Bandara Internasional Batam, Selasa (21/12/2021).

Penandatangan tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut atas pengumuman pemenang seleksi Pengadaan Badan Usaha Pelaksana (BUP) Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandara Internasional Hang Nadim Batam pada Maret 2021.

Seleksi itu mereka menangkan melalui proses terbuka yang diadakan sesuai regulasi berlaku dengan menerapkan prinsip good corporate governance (GCG).

Sebagai informasi, penandatanganan awal atau heads of agreement (HoA) kerja sama pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam antara BP Batam dan pihak konsorsium telah dilakukan pada Juli 2021.

Konsorsium tersebut beranggotakan PT Angkasa Pura I, Incheon International Airport Corporation (IIAC), dan PT Wijaya Karya (WIKA) Tbk.

Berkat keberhasilan seleksi tersebut, para konsorsium akan bertindak sebagai BUP dengan masa pengelolaan 25 tahun.

Ruang lingkup pengelolaan ini meliputi desain, pembangunan, pembiayaan, pengalihan, pengoperasian, dan pemeliharaan. Sebagai informasi, kerja sama tersebut bertujuan untuk mempersiapkan Batam sebagai hub logistik internasional.

Adapun penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Kepala BP Batam Muhammad Rudi dengan Direktur Utama BUP PT Bandara Internasional Batam Pikri Ilham.

Kegiatan itu turut disaksikan secara virtual oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (RI) Airlangga Hartarto, Wakil Kepala BP Batam dan seluruh Deputi BP Batam, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi, President and CEO IIAC Kyung-Wook Kim, dan Direktur Utama PT WIKA Tbk Agung Budi Waskito.

Airlangga Hartarto mengatakan, perjanjian kerja sama (PKS) tersebut menandakan era baru dalam percepatan pengembangan Bandara Hang Nadim.

Tak hanya itu, kerja sama tersebut juga akan menunjang perkembangan Kota Batam, Bintan, serta Karimun di pasar regional hingga global, terutama untuk pasar Asia dan Amerika.

“Dengan investasi sebesar Rp 6,9 triliun dalam jangka 25 tahun, (kerja sama ini) diharapkan dapat memberikan multiplier effect lewat jumlah penumpang dan aktivitas kargo kepada masyarakat Batam secara jangka panjang,” ujar Airlangga dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Airlangga menambahkan, kerja sama tersebut turut membuka lalu lintas penerbangan domestik dan internasional, seperti ke Korea Selatan, Tiongkok, Bangkok, dan negara sekitar.

Bahkan, Bandara Hang Nadim Batam juga akan menyediakan perjalanan haji dan umroh sehingga dapat mendorong Batam sebagai logistic aerocity dengan biaya yang kompetitif.

Sementara itu, Muhammad Rudi mengatakan bahwa lewat KPBU, pengelolaan Bandara Hang Nadim dapat dilakukan dengan lebih profesional.

penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandar Udara Hang Nadim. Dok. BP Batam penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandar Udara Hang Nadim.

Hal tersebut berguna untuk mendukung Batam sebagai hub logistik yang akan memberikan multiplier effect bagi sektor-sektor lainnya.

Dengan begitu, daya saing Batam di kancah internasional akan semakin terpacu, termasuk dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi Batam dan Indonesia.

Rudi juga berharap, kerja sama tersebut dapat menarik investasi dari pihak swasta, baik dari luar negeri maupun domestik.

“Karena dengan KPBU ini, kunjungan wisatawan asing ke Batam akan meningkat melalui pembukaan 11 rute internasional baru. Dari situ, industri akan semakin tumbuh dan lapangan kerja jadi terbuka. Ini akan membuat ekonomi Batam, bahkan Kepulauan Riau jadi bergeliat,” kata Rudi.

Rudi optimistis dengan kerja sama tersebut karena posisi Batam yang strategis, yakni berada di jalur lalu lintas internasional, tepatnya di jalur perdagangan Selat Malaka.

“Di Batam juga terdapat pelabuhan kargo dan kawasan industri. Ini membuat Bandara Udara Hang Nadim dapat menjadi hub destinasi penerbangan dan logistik, baik di wilayah domestik maupun internasional,” ucapnya.

Optimistis tingkatkan industri aviasi

Tak hanya membangkitkan perekonomian Batam, proyek KPBU ini juga bertujuan untuk meningkatkan pasar industri aviasi Indonesia.

Pengembangan Bandara Hang Nadim Batam sebagai hub kargo internasional diharapkan bisa mendongkrak trafik kargo dari Amerika dan Eropa agar dapat transit di Batam untuk kemudian melanjutkan penerbangan ke Australia.

Selain itu, Bandara Hang Nadim Batam juga dapat menjadi alternatif transit bagi maskapai-maskapai nasional yang akan melakukan penerbangan lewat rute khusus kargo, seperti ke China, Jepang, India, dan Timur Tengah tanpa harus ke Singapura.

Untuk hub kargo domestik, peran Angkasa Pura I akan ditopang melalui anak perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura Logistik yang akan menjadikan Bandara Hang Nadim sebagai hub kargo untuk rute Sumatera, Jawa, dan wilayah timur Indonesia, seperti Balikpapan, dan Makassar.

Adapun kolaborasi apik dari para anggota konsorsium diyakini akan menjadi kekuatan untuk mendorong pemasaran rute internasional, baik penumpang maupun kargo dari Asia dan Eropa.

President and Chief Executive Officer (CEO) IIAC Kim Kyung-Wook mengatakan, penandatanganan perjanjian tersebut merupakan proyek kerja sama jangka panjang pertama antara pemerintah dan swasta yang dilakukan perusahaannya di luar negeri.

Menurutnya, hal itu bisa jadi tonggak penting dalam kerja sama antara Korea Selatan dan Indonesia pada sektor penerbangan di masa depan.

Saat ini, Bandara Incheon sendiri berhasil mengukuhkan posisinya sebagai bandara hub utama yang menghubungkan dua pasar penerbangan terbesar di dunia, yakni Asia dan Amerika Utara.

”Partisipasi kami dalam proyek ini akan mendukung pengembangan kedua bandara di masa depan. Kami berharap dapat menciptakan sinergi di berbagai bidang pembangunan dan pengoperasian bandara,” kata Kim.

Pihak BP Batam dan konsorsium pada penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandar Udara Hang Nadim. Dok. BP Batam Pihak BP Batam dan konsorsium pada penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandar Udara Hang Nadim.

Kim menambahkan, sinergi tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan jaringan penerbangan Bandara Incheon untuk Bandara Hang Nadim agar dapat memperluas konektivitas keduanya.

Dengan begitu, Bandara Hang Nadim akan menjadi portofolio bandara di Indonesia yang akan melayani penumpang internasional dengan tujuan wisata.

“Melalui strategi pemasaran K-Culture Marketing yang diusung oleh IIAC, maka Batam akan menjadi destinasi wisata baru yang mampu mendongkrak kedatangan wisatawan mancanegara,” jelas Kim.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bandara Internasional Batam Pikri Ilham K mengatakan, kolaborasi dan keahlian dari para anggota konsorsium akan memberikan nilai tambah dan kontribusi lebih terhadap perekonomian Batam.

“Sebagai BUP perwakilan konsorsium Angkasa Pura I, kami berkomitmen untuk menjalankan strategi pengelolaan dan pengembangan Bandara Hang Nadim Batam. Hal tersebut sesuai dengan yang telah ditetapkan pemimpin konsorsium," Ujar Pikri.

Sebagai pemimpin konsorsium, tambah Pikri, Angkasa Pura I akan bertanggung jawab terhadap manajemen operasional dan komersial secara umum.

Sementara itu, IIAC memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam hal pemasaran dan strategi pengembangan bandara.

Sedangkan WIKA selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang konstruksi, memiliki tanggung jawab dalam hal manajemen infrastruktur bandara.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com