Advertorial

Ini Pentingnya Menjaga Work-Life Balance bagi Karyawan

Kompas.com - 22/12/2021, 10:03 WIB

KOMPAS.com – Tak dapat dimungkiri, pandemi Covid-19 telah memengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk kesejahteraan karyawan di tempat kerja.

Berdasarkan survei Work Trend Index (WTI) Microsoft 2021 yang dilakukan secara global, satu dari lima responden mengatakan bahwa tempat mereka bekerja kurang memperhatikan aspek keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan (work-life balance) selama pandemi Covid-19.

Survei yang dilakukan terhadap 30.000 responden dari 31 negara di dunia tersebut juga mengungkapkan bahwa sebanyak 54 persen responden merasa beban kerja menjadi lebih berat selama pandemi Covid-19. Bahkan, 39 persen responden juga merasa kelelahan.

Pekerja muda menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kondisi itu. Secara global, responden yang lahir antara 1996 hingga awal 2010 atau Generasi Z cenderung merasa kesulitan mencapai work-life balance.

Peran serta perusahaan

Berkaca pada kondisi tersebut, para pemimpin perusahaan perlu berupaya mempertahankan, bahkan meningkatkan kesejahteraan yang dialami karyawan.

Pasalnya, perusahaan berpotensi kehilangan talenta-talenta terbaik jika kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut. Terlebih, saat ini, bekerja secara remote atau jarak jauh menjadi tren yang kian meningkat.

Di Indonesia, khususnya, 83 persen responden yang berpartisipasi dalam WTI mengungkapkan keinginan mereka agar opsi bekerja secara remote tetap ada.

Kabar baiknya, perusahaan di Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.

WTI mengungkapkan, hanya 12 persen responden di Indonesia yang merasa pemilik usaha tempat mereka bekerja tidak peduli dengan work-life balance.

Sementara itu, sebanyak 72 persen pemimpin bisnis di Indonesia yang tergabung di dalam survei WTI juga mengatakan bahwa mereka sangat mungkin mendesain ulang tempat kerja agar dapat mendukung hybrid work yang diminati para talenta kerja.

ilustrasi karyawan Microsoft.Dok. Blog Microsoft ilustrasi karyawan Microsoft.

Salah satu perusahaan yang aktif mendukung wellbeing karyawan adalah Microsoft. Untuk diketahui, Microsoft mengimplementasikan pendekatan manajemen yang mengintegrasikan inklusi serta keberagaman, yakni Model, Coach, dan Care.

“Bagi Microsoft, membangun budaya kerja yang inklusif berarti turut membangun berbagai peluang pertumbuhan, membentuk ruang kerja kolaboratif, dan meninjau dinamika tim secara aktif,” ujar Microsoft Indonesia dan Southeast Asia Emerging Countries Human Resource Lead, Deni Yudi Syahputra, seperti dituliskan dalam blog Microsoft, Jumat (17/12/2021).

Melalui pendekatan tersebut, lanjut Deni, Microsoft Asia menjalankan strategi penguatan sumber daya manusia (SDM) dengan menghadirkan sejumlah inisiatif.

Salah satunya menetapkan Wellbeing Day Microsoft Indonesia. Program ini mendorong seluruh karyawan untuk mengambil wellbeing leave secara kolektif pada satu hari tertentu sesuai rekomendasi perusahaan.

Hal tersebut dilakukan setelah perusahaan menyadari bahwa sejumlah staf terkendala menetapkan cuti karena kesulitan mengelola pekerjaan mereka.

“Tak hanya itu, Microsoft juga menawarkan fleksibilitas bekerja secara hybrid, termasuk di Indonesia,” ujar Deni.

Seperti diketahui, pekerja di Indonesia telah mulai kembali bekerja ke kantor.

Deni menjelaskan, pengembangan SDM yang diinisiasi Microsoft juga mencakup sejumlah hal, antara lain mengeluarkan kebijakan lima “hari kesejahteraan” tambahan pada cuti tahunan, serta menyediakan webinar dan lokakarya virtual bagi karyawan.

Kemudian, Microsoft juga menawarkan layanan konseling privat untuk karyawan dan keluarganya, serta menyesuaikan sejumlah praktik kerja, termasuk mempersingkat dan mengurangi frekuensi rapat.

Informasi selengkapnya mengenai inisiatif-inisiatif yang dilakukan Microsoft dapat Anda temukan pada laman berikut.

Ilustrasi karyawan profesional muda.Dok. SHUTTERSTOCK Ilustrasi karyawan profesional muda.

Dukungan teknologi

Berbagai inisiatif yang diberikan perusahaan, mulai dari pengembangan SDM hingga jaminan kesehatan, dapat berdampak langsung terhadap kesejahteraan karyawan.

Lebih dari itu, platform teknologi juga dinilai bisa menjadi solusi untuk membantu para pemimpin bisnis memahami, memantau, dan mendukung kesejahteraan karyawan mereka dengan lebih baik.

Salah satu platform yang bisa dipilih perusahaan adalah Microsoft Viva. Perlu diketahui, Microsoft Viva merupakan platform employee engagement yang mengolaborasikan pengetahuan, pembelajaran, sumber daya, dan wawasan untuk membantu para pekerja berkembang di lingkungan hybrid.

Dengan kata lain, platform tersebut dirancang untuk menghubungkan karyawan dan bisnis sehingga dapat meningkatkan produktivitas bekerja secara remote sekaligus memperlancar kegiatan bisnis.

Sebagai informasi, Microsoft Viva dapat menjadi entry point bagi karyawan untuk mengakses rutinitas perkantoran, seperti pertemuan town hall dan meeting divisi.

Selain itu, platform yang mengolaborasikan kemampuan Microsoft 365 dan Microsoft Teams itu juga menghadirkan layanan aplikasi meditasi Headspace. Layanan ini dapat membantu karyawan mengatur waktu dan menangani stres.

Demi mengembangkan kualitas SDM perusahaan, Microsoft Viva juga menyediakan pelatihan dan konten pembelajaran yang lengkap dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Dengan beragam fitur dan kecanggihan pada Microsoft Viva, Microsoft meyakini bahwa budaya kerja yang berubah akibat pandemi Covid-19 justru dapat semakin meningkatkan kesejahteraan karyawan, termasuk dalam menikmati work-life balance.

Menyambut 2022 dinilai sebagai waktu yang tepat bagi para pemimpin perusahaan untuk memikirkan kembali konsep dan kebijakan wellbeing karyawan. Mari, persiapkan 2022 yang lebih sejahtera.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com