Advertorial

Raih Rata-rata Produksi 162.000 BOPD hingga November 2021, PHR Targetkan 300.000 BOPD pada 2025

Kompas.com - 23/12/2021, 13:49 WIB

KOMPAS.com – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menargetkan untuk memproduksi 300.000 barrel oil per day (BOPD) pada 2025. Target baru ini ditetapkan setelah perusahaan berhasil mencapai rata-rata produksi 162.000 BOPD hingga November 2021.

Untuk mewujudkan target tersebut, Direktur Utama (Dirut) PHR Jaffee Arizon Suardin mengatakan, PHR gencar melakukan pengeboran dengan 17 drilling rig yang beroperasi saat ini.

“Kami berharap dapat memproduksi 180.000 BOPD pada 2022, lalu 270.000 BOPD pada 2024. Selanjutnya, kami akan mengejar target 300.000 BOPD pada 2025,” kata Jaffee dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (23/12/2021).

Untuk mendukung target produksi 300.000 BOPD pada 2025, lanjut Jaffee, PHR terus melanjutkan pengeboran secara masif. PHR juga menargetkan pengeboran 400-500 sumur dengan menambah tiga rig baru menjadi total keseluruhan 20 rig pada 2022. 

“Demi mencapai 300.000 BOPD, (kami) tidak hanya mengebor sumur baru, tetapi semua ekosistemnya juga harus disiapkan. Ini butuh investasi yang besar. Walau demikian, proses alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PHR berjalan baik,” ungkap Jaffee. 

Sebagai informasi, PHR merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang didirikan pada 20 Desember 2018.

PHR mulai mengambil alih pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan dari CPI pada 9 Agustus 2021. Selain WK Rokan, sebagai induk perusahaan Regional 1 Sumatera, PHR juga mengelola seluruh aset-aset produksi Pertamina di Sumatera.

Saat ini, Regional 1 Sumatera berkontribusi 35 persen dari total produksi minyak dan gas (migas) Pertamina melalui subholding upstream.

Selain siap mendukung Pertamina menjadi perusahaan energi global dengan aset 100 miliar dollar Amerika Serikat (AS), PHR juga ingin menjadi perusahaan migas global.

Untuk mendukung cita-cita tersebut, PHR mengusung tagline “SUMATERA” yang merupakan akronim dari Sustainable, Massive, To Grow, Efficient, Resilient, dan Aggressive. 

“Jadi kami tidak hanya menahan decline rate (laju penurunan produksi), tetapi juga meningkatkan produksi. Karena (produksi) Blok Rokan bisa menurun hingga 26 persen bila tidak ada usaha apa pun. Selain itu, untuk menopang pertumbuhan, kami juga memberi peluang bagi anak bangsa dan putra daerah untuk berkarya di PHR,” ungkap Jaffee. 

Sementara itu, Komisaris Independen PHR Reinhard Parapat berharap agar semua pihak mendukung PHR sebagai salah satu produsen minyak terbesar untuk terus menunjukkan kinerja terbaiknya. 

“Dukungan tersebut untuk menunjang target produksi 1 juta barrel minyak per hari pada 2030,” tutur Reinhard.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com