Advertorial

Ketum Perhumas: Humas Harus Jadi Agen Perubahan

Kompas.com - 24/12/2021, 19:41 WIB

KOMPAS.com - Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia mengadakan Konvensi Nasional Humas (KNH) 2021 dengan tema “Semangat Resiliensi dan Optimisme untuk Indonesia Tumbuh” secara virtual, Rabu (15/12/2021).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh praktisi humas dari pemerintahan, swasta, serta akademisi. Hadir pula Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud) Nadiem Makarim, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia (RI) Moeldoko, dan Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki.

Adapun isu yang dibahas pada kegiatan tersebut meliputi permasalahan terkait kehumasan yang muncul di masa pandemi Covid-19, seperti transformasi digital public relation (PR), inovasi dan solusi kreatif PR, payung hukum, etika, masa depan PR, diplomasi PR, serta cyber security dalam sektor PR.

Gelaran KNH 2021 diharapkan dapat mendorong partisipan agar mampu menjadi agen perubahan dalam beradaptasi dengan kebiasaan baru.

Selain itu, KNH 2021 juga mengajak partisipan untuk segera mengadopsi perubahan yang terjadi. Dengan begitu, mereka dapat membangun keahlian dalam menghadapi situasi pandemi, baik di masa sekarang maupun masa depan.

Ketua Umum Perhumas Agung Laksamana mengatakan, di masa pandemi Covid-19, praktisi humas diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang dapat memberikan edukasi dan dampak positif bagi masyarakat.

Selain itu, lanjutnya, praktisi humas juga dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat dan memahami fungsi strategisnya.

“Praktisi humas harus turut andil dalam menyumbang saran agar terjadi peningkatan kesadaran secara kolektif di masyarakat. Ini bertujuan agar humas memiliki langkah yang sama dalam beraksi, terutama dalam memutus rantai penularan Covid-19, menebar optimisme, serta memperbaiki citra dan reputasi Indonesia,” ujar Agung dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (22/12/2021).

Menanggapi hal tersebut, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, humas berperan penting dalam menumbuhkan semangat resiliensi dan optimisme yang ada di masyarakat.

“Seperti kata Ketua Umum Perhumas bahwa humas harus bisa memberikan dampak positif bagi rakyat,” jelas Nadiem.

Sementara itu, Moeldoko menambahkan, humas harus menggunakan paradigma baru dalam melaksanakan perannya.

“Momentum Covid-19 menjadi peluang bagi humas di Indonesia untuk menangani krisis dengan peran strategisnya. Humas juga harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat,” kata Moeldoko.

Senada dengan Moeldoko, Menparekraf Sandiaga Uno turut menekankan pentingnya penggunaan teknologi digital dalam berkomunikasi dengan masyarakat.

“Humas harus lebih kreatif dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Mereka harus memanfaatkan transformasi digital secara maksimal, inovatif, dan kolaboratif dengan pemangku kepentingan,” ujar Sandiaga.

Pentingnya peran humas dalam menyebarkan semangat resiliensi dan optimisme juga disoroti oleh Menkop UKM, Teten.

Menurutnya, praktisi humas harus memiliki solusi dari semua masalah yang dihadapi.

“Dengan semangat kolaborasi, adaptasi, transformasi, serta semangat optimisme, kita harus yakin dapat segera bangkit dan tumbuh. Humas Indonesia telah melahirkan beragam gagasan kreatif dan inovatif dalam mentransformasi peran aktif humas sebagai ujung tombak komunikasi dalam menyampaikan pesan-pesan positif kepada masyarakat,” ucap Teten.

Pada ajang tersebut, Perhumas memberikan sejumlah rekomendasi strategis untuk membantu praktisi humas menghadapi tantangan terkait PR di masa pandemi Covid-19.

Pertama, dorongan vaksinasi untuk semua pihak agar dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi seiring penurunan tingkat prevalensi kasus Covid-19.

Kedua, penguatan pihak swasta untuk melakukan sustainability communications untuk mendukung pemerintah dalam pengurangan emisi sesuai ketentuan nasional dan internasional.

Ketiga, pentingnya peran pimpinan dalam menyusun strategi, komunikasi publik, serta berinteraksi dengan jajaran internal dan pemangku kepentingan dengan menerapkan etika.

Keempat, aspek hukum tidak menjawab dilema dalam permasalahan komunikasi sehingga etika harus menjadi kunci dalam pengambilan keputusan oleh praktisi Humas.

Kelima, praktisi humas perlu memiliki pemahaman tentang data security, data privacy, dan aspek pengamanan siber.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com