Advertorial

Targetkan Pengeboran 400-500 Sumur Baru pada 2022, PHR Resmikan Pusat Kendali Operasional

Kompas.com - 29/12/2021, 18:43 WIB

KOMPAS.com – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati meresmikan fasilitas War Room milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Rabu (29/12/2021).

Fasilitas tersebut diadakan sebagai persiapan PHR untuk mendukung rencana kerja masif dan agresif pengeboran 400-500 sumur baru di Wilayah Kerja (WK) Rokan pada 2022.

Pada kegiatan tersebut, hadir juga Direktur Keuangan PT Pertamina Emma Sri Martini, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) - Subholding Upstream Budiman Parhusip, dan Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin beserta jajaran manajemen PHR WK Rokan.

Sebagai informasi, War Room adalah pusat kendali operasional terhadap kegiatan utama PHR yang berfungsi untuk mendukung pencapaian target program pengeboran.

Dari fasilitas tersebut, data dan informasi perkembangan pelaksanaan program pengeboran dapat dipantau secara langsung atau real-time.

Nicke mengatakan, fasilitas itu dapat mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat sesuai kondisi di lapangan.

"War Room sebagai pusat kendali operasional merupakan upaya Pertamina untuk mencapai efisiensi melalui go digital. Fasilitas tersebut sangat penting untuk pengambilan keputusan secara cepat oleh manajemen, terutama untuk mencapai target produksi,” ujar Nicke melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu.

Fasilitas War Room, tambah Nicke, berlokasi di kantor utama PHR di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau, dan dilengkapi setidaknya dengan enam layar utama.

Fasilitas tersebut akan menampilkan data dan informasi dalam bentuk digital dashboard terkait asset development serta drilling and completion yang memantau aktivitas dan jadwal pengeboran terintegrasi atau integrated drilling schedule.

Jadwal tersebut meliputi, facility engineering untuk mempersiapkan lokasi pengeboran, pembangunan fasilitas produksi sumur, serta pengoperasian dan perawatan terhadap peralatan kegiatan produksi.

Sementara itu, Budiman mengatakan, melalui fasilitas tersebut operator juga dapat memantau perkembangan kegiatan dan kondisi di lapangan melalui closed circuit television (CCTV).

Adapun kegiatan yang dipantau adalah jumlah sumur yang akan dibor, telah dibor dan diproduksi, jumlah dan lokasi rig yang beroperasi, serta jumlah produksi minyak melalui visualisasi digital.

Apabila terjadi kendala di lapangan, War Room akan memfasilitasi tim terkait untuk segera mencari solusi dari masalah yang terjadi.

“Inilah salah satu wujud semangat Go Collaborative Pertamina untuk mencapai operasi hulu migas yang produktif dan efisien. Kami menyambut baik adanya War Room ini. Fasilitas ini dapat dijadikan percontohan untuk wilayah kerja lainnya di Subholding Upstream Pertamina,” ungkap Budiman.

Di sisi lain, Jaffee mengatakan, WK Rokan memiliki target pengeboran yang masif dan agresif. Pihaknya percaya, War Room dapat mendukung target pengeboran sebanyak 400-500 sumur baru pada 2022.

(dari kiri) Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) - Subholding Upstream Budiman Parhusip, dan Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin dalam acara peresmian PHR WK Rokan War Room di Rumbai, Pekanbaru.Dok. Pertamina (dari kiri) Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) - Subholding Upstream Budiman Parhusip, dan Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin dalam acara peresmian PHR WK Rokan War Room di Rumbai, Pekanbaru.

“PHR berencana menambah jumlah rig paling tidak menjadi 20. Saat ini, WK Rokan mengoperasikan 17 rig. Tahun depan, target produksi rata-rata tahunan diharapkan naik menjadi sekitar 180.000 barrel per hari," kata Jaffee.

Untuk mencapai target tersebut, tambah Jaffee, PHR harus didukung dengan penyediaan barang dan jasa serta penyiapan lahan secara tepat waktu.

Selain itu, PHR juga membutuhkan dukungan dari para pemangku kepentingan terkait, baik dari pemerintah daerah (pemda) maupun masyarakat sekitar.

“PHR juga harus mampu menjaga base production, keandalan fasilitas dan peralatan operasi, meningkatkan kapasitas fasilitas untuk menyesuaikan dengan peningkatan produksi, menjajaki teknologi baru, serta mengembangkan minyak dan gas (migas) nonkonvesional dalam rangka mengoptimalkan produksi dari WK Rokan,” jelas Jaffee.

Adapun rencana kerja masif dan agresif juga merupakan bagian dari upaya untuk mencapai target produksi WK Rokan sebesar 300.000 barrel oil per day (BOPD) pada 2025.

Menurut Jaffee, target tersebut diharapkan dapat berkontribusi optimal pada target nasional untuk memproduksi 1 juta BOPD dan 12 billion standard cubic feet per day (BSCFD) gas pada 2030.

Untuk diketahui, sejak alih kelola Blok Rokan oleh Pertamina pada Agustus hingga Desember 2021, PHR WK Rokan berhasil mengebor sebanyak 131 sumur baru. Sementara, jumlah produksi Blok Rokan mencapai rata-rata produksi 162.000 BOPD selama 2021.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com