Advertorial

BRI Sambut Positif Peningkatan Alokasi KUR Nasional 2022 untuk Percepat Pemulihan Ekonomi

Kompas.com - 31/12/2021, 13:10 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI optimistis kondisi perekonomian nasional semakin membaik pada 2022.

Pasalnya, sejumlah kebijakan percepatan pemulihan ekonomi nasional tengah digulirkan pemerintah. Salah satunya adalah pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Terkait KUR, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) telah memutuskan bahwa penyaluran KUR 2022 akan ditingkatkan menjadi Rp 373,17 triliun dengan suku bunga tetap sebesar 6 persen.

Hal tersebut diumumkan Kemenko Perekonomian pada Rabu (29/12/2021).

Sebagai penyalur KUR terbesar di Tanah Air, BRI pun menyambut positif kebijakan tersebut. Pasalnya, KUR merupakan salah satu penopang pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan infrastruktur terkait pengembangan UMKM, termasuk KUR.

“BRI menyambut baik alokasi KUR untuk 2022. Pasalnya, kebijakan tersebut dapat memperluas jangkauan bagi pelaku UMKM, khususnya nasabah mikro BRI yang tengah berjuang memulihkan usahanya,” ujar Catur dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (31/12/2021).

Selain itu, lanjut Catur, KUR menjadi salah satu growth engine bagi BRI di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

BRI juga telah merancang berbagai strategi agar dapat memenuhi target penyaluran KUR 2022.

Optimisme senada juga diungkapkan Direktur Bisnis Mikro BRI Supari. Ia menjelaskan, BRI memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi target penyaluran KUR dari pemerintah. Hal ini tecermin dari realisasi KUR BRI hingga akhir November 2021.

“BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 181,39 triliun kepada lebih dari 6 juta nasabah. Angka ini setara dengan 93,02 persen jika dibandingkan target penyaluran KUR BRI pada 2021 dengan nilai Rp 195 triliun,” terang Supari.

Supari menambahkan, sebaran KUR dari BRI juga mengalami peningkatan. Pada 2019, misalnya, sebaran KUR menjangkau 5,4 orang dari 100 orang yang mendapatkan fasilitas KUR dari BRI.

Demikian pula pada 2021, sebaran KUR meningkat secara signifikan dengan rerata sebanyak 8,7 dari 100 orang yang mendapatkan fasilitas KUR dari BRI.

“Segmen mikro pada 2022 masih akan menjadi driver pertumbuhan pinjaman BRI. Alokasi KUR, pengembangan ultramikro (Umi), dan pertumbuhan Kupedes akan menjadi kunci pertumbuhan segmen mikro,” paparnya.

Secara konsolidasi, lanjut Supari, hingga akhir September 2021, penyaluran kredit BRI tercatat mencapai Rp 1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit BRI adalah penyaluran kredit mikro yang mencapai Rp 464,66 triliun pada akhir September 2021 atau tumbuh 41,32 persen secara yoy.

Hal itu menjadikan proporsi kredit mikro BRI mencapai 45,27 persen dari seluruh total kredit BRI.

Supari mengungkapkan, dalam penyaluran kredit, BRI telah memiliki business process yang optimal dan sistem yang efisien. Hal ini mendukung upaya BRI dalam penyaluran kredit di segmen mikro, termasuk KUR.

“Efisiensi penyaluran kredit didapatkan BRI melalui digitalisasi, dengan pemanfaatan resources kapabilitas informasi teknologi (IT), dan business model yang sudah teruji. Dengan begitu, BRI mampu menjaga bottom line yang solid atau return yang optimal,” kata Supari.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com